Apni Jaya Putra: Jadikan AI Sebuah Peluang Sektor Newsroom

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Kemajuan Teknologi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence atau AI) saat ini menimbulkan kekhawatiran sekaligus membuka peluang baru yang signifikan. Salah satu bidang yang sedang menggali potensi AI adalah dunia penyiaran berita, atau lebih tepatnya, newsroom.
Dalam sesi Master Class acara Indonesia Digital Conference (IDC) 2023 dan AMSI Award 2023 yang berlangsung di Hotel El Royale, Bandung, Jawa Barat, Rabu (23/8/2023), Apni Jaya Putra dari tvOne.AI Media Development, memberikan pandangan tentang bagaimana AI dapat diimplementasikan dalam newsroom.
Advertisement
Sebelum Apni memulai presentasinya, peserta acara mendengarkan sambutan dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Uno. Sandiaga Uno mengapresiasi IDC 2023 yang digelar oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) ini dan berharap acara ini dapat memberikan wawasan baru mengenai perkembangan teknologi.
"Saya mengapresiasi AMSI yang telah mengadakan acara IDC 2023 ini. Kemampuan AI dalam mengolah data memberikan wawasan baru bagi kita. Semakin canggihnya AI, semakin banyak peluang yang tersedia. Semoga ini menjadi sumber inspirasi bagi kita semua," kata Sandiaga Uno melalui sambungan virtualnya di hadapan peserta IDC 2023 pada Rabu (23/8/2023).
Dalam sesi diskusi master class dengan tema 'Penerapan AI untuk Newsroom', Apni menjelaskan bahwa AI seharusnya tidak hanya dianggap sebagai ancaman.
"Tetapi juga sebagai peluang dalam pengembangan teknologi, khususnya dalam konteks newsroom," ucapnya.
Apni juga mengakui bahwa saat ini banyak berita palsu (fake news) yang dapat dibuat oleh AI. Sebagai contoh, ia merujuk pada kasus berita palsu tentang munculnya Presiden Amerika Joe Biden di tengah kerusuhan massa.
"Menggunakan mesin AI, kita sekarang kesulitan membedakan antara fakta dan berita palsu. Sebelumnya kita mungkin mempercayai berita tentang Joe Biden yang muncul di tengah kerusuhan di Perancis, ternyata itu adalah berita palsu yang dibuat oleh AI. Ini menjadi salah satu keprihatinan kita ke depan," ujar Apni.
Untuk mengatasi hal ini, tvOne.AI memanfaatkan perkembangan AI untuk memastikan pemisahan yang jelas antara fakta dan berita palsu. Apni menjelaskan bahwa di tvOne.AI, mereka menggunakan avatar presenter yang menyerupai presenter manusia asli.
"Kami memilih terlibat dalam AI karena saat ini masalah berita palsu dan teknologi 'deep fake' semakin marak. Kami melihat bahwa media utama yang memiliki standar verifikasi yang ketat dapat menjadi penyeimbang yang sangat diperlukan. Dengan cara ini, media utama dapat memberikan berita yang akurat," tegasnya.
Apni juga menekankan bahwa masyarakat saat ini memiliki kecenderungan mengonsumsi informasi melalui platform digital, sehingga penggunaan teknologi AI semakin relevan.
"Ilmu AI berada di puncak penggunaan saat ini. Perkembangan teknologi generasi Z saat ini sangat akrab dengan avatar," tambahnya.
Dalam presentasinya, Apni juga menjelaskan bagaimana AI dapat digunakan dalam newsroom, termasuk penciptaan presenter digital, sintesis suara, dan perubahan tampilan presenter hanya dengan teks. Ia juga mencatat bahwa di Amerika Serikat, saat ini sudah ada radio yang menggunakan teknologi AI.
"Kami selalu mengingatkan para presenter bahwa jika kemampuan mereka terbatas hanya pada membaca berita, AI mungkin akan menggantikan mereka dalam 2 atau 3 tahun ke depan. Oleh karena itu, kami terus mendorong para presenter untuk meningkatkan kemampuan mereka agar tetap relevan," kata Apni.
Dari perspektif bisnis media, teknologi AI juga membuka peluang baru. Banyak perusahaan yang tertarik untuk menggunakan avatar AI dalam iklan mereka, termasuk iklan televisi. Oleh karena itu, kemajuan teknologi AI ini perlu dimanfaatkan oleh industri media saat ini.
"Ketika melihat efisiensi, modal yang dibutuhkan dengan teknologi AI lebih rendah, dan penggunaan sumber daya manusia juga lebih sedikit. Pengiriman informasi juga akan lebih cepat dan bervariasi," jelas Apni.
Menurutnya, AI juga akan mengubah cara kerja di newsroom. Dulu, newsroom memerlukan banyak orang, tetapi dengan hadirnya teknologi AI, pekerjaan di newsroom dapat dilakukan dengan jumlah staf yang lebih sedikit. Ini juga akan menyederhanakan struktur birokrasi di newsroom.
Terlepas dari manfaatnya, Apni juga mengakui bahwa penggunaan teknologi AI untuk mengkloning suara adalah satu aspek yang perlu diwaspadai. Saat ini, belum ada regulasi yang mengatur tentang kloning suara untuk AI.
"Kita perlu mempertimbangkan regulasi mengenai kloning suara ini ke depannya. Tanpa regulasi yang jelas, kita dapat menghadapi masalah baru. Ini menjadi pertimbangan penting bagi pemerintah untuk mengantisipasi perkembangan teknologi AI," pungkasnya.
Program Indonesia Digital Conference (IDC) dan AMSI Awards merupakan bagian dari upaya kerjasama AMSI dengan Internews dan USAID MEDIA untuk mendukung keberlanjutan bisnis media di Indonesia. Pada tahun ini, IDC dan AMSI Awards juga mendapat dukungan dari berbagai perusahaan seperti PT Astra International Tbk, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Mining Industry Indonesia (MIND ID), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Pertamina (Persero), PT Adaro Energy Tbk, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Merdeka Copper Gold Tbk, Bank BJB, Harita Nickel, PT XL Axiata Tbk, dan Minderoo Foundation. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |