Peristiwa Nasional

Presiden RI Jokowi: Jangan Hentikan Hilirisasi Industri Demi Masa Depan Indonesia

Kamis, 31 Agustus 2023 - 12:57 | 67.97k
Presiden RI Joko Widodo memberikan pesan tegas kepada presiden yang akan terpilih untuk periode 2024-2029. (FOTO: Dok TIMES Indonesia)
Presiden RI Joko Widodo memberikan pesan tegas kepada presiden yang akan terpilih untuk periode 2024-2029. (FOTO: Dok TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo memberikan pesan tegas kepada presiden yang akan terpilih untuk periode 2024-2029, agar tidak menghentikan langkah hilirisasi industri yang tengah ditempuh oleh pemerintahan saat ini.

Pesan ini disampaikan oleh Presiden RI Jokowi pada Pembukaan Rapat Kerja Nasional XVIII Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Tahun 2023, yang diadakan di Kabupaten Tangerang, Banten, pada Kamis (31/8/2023).

Advertisement

"Meski mendapatkan tekanan dari Uni Eropa, WTO, dan IMF, kami tidak boleh mundur atau berhenti. Dan pesan yang sama akan saya sampaikan kepada presiden berikutnya, jangan menghentikan upaya hilirisasi, karena dampak kerugiannya akan besar," ungkap Jokowi dengan tegas.

Presiden RI Jokowi meminta agar proses hilirisasi industri, yang melibatkan penghentian ekspor bahan mentah, tetap berlanjut meskipun Indonesia menghadapi gugatan dari Uni Eropa melalui Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO).

Tidak hanya itu, selain WTO, Dana Moneter Internasional (IMF) juga mengusulkan agar pemerintah mempertimbangkan untuk mencabut larangan ekspor nikel dan tidak meluaskannya pada komoditas lainnya.

Menurut perhitungan dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), langkah hilirisasi ini akan meningkatkan pendapatan per kapita Indonesia menjadi sekitar 10.500 dolar AS dalam waktu 10 tahun, dan bahkan mencapai 15.800 dolar AS dalam 15 tahun mendatang.

Namun, jika proses hilirisasi dihentikan, Indonesia berisiko kehilangan pendapatan per kapita sebesar 25.000 dolar AS pada tahun 2045, saat dikenal sebagai Indonesia Emas.

Hal ini karena hilirisasi tidak hanya terbatas pada komoditas tambang seperti nikel dan tembaga, melainkan juga telah meluas ke komoditas pangan, termasuk rumput laut dan produk minyak kelapa sawit.

Presiden Jokowi menjelaskan bahwa meskipun Indonesia menjadi eksportir terbesar rumput laut, namun hingga saat ini komoditas ini diekspor dalam bentuk bahan mentah.

Begitu pula dengan minyak kelapa sawit (CPO) yang memiliki produksi sekitar 46 juta ton per tahun, Presiden Jokowi mendorong agar industri ini mampu melakukan pengolahan hingga menjadi barang jadi. Langkah hilirisasi ini memiliki tujuan tidak hanya untuk meningkatkan pendapatan negara, tetapi juga membuka peluang kerja yang lebih luas.

"Dalam Indonesia Emas 2045, kita dapat mencapai pendapatan per kapita sekitar 25.000 dolar AS. Ini adalah tujuan kita, bukan hanya sekadar visi besar, tetapi juga harus memiliki visi taktis," tegas Presiden. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES