Satu Tahun Tragedi Kanjuruhan, Ratusan Massa Konvoi ke Stadion Kanjuruhan

TIMESINDONESIA, MALANG – Ratusan suporter Aremania, Arek Malang hingga keluarga korban Tragedi Kanjuruhan memadati Stadion Gajayana, Minggu (1/10/2023). Mereka menggelar aksi solidaritas dalam peringatan 1 tahun Tragedi Kanjuruhan.
Ratusan massa ini akan berkendara dari titik awal Stadion Gajayana Kota Malang menuju Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang.
Advertisement
Pantauan TIMES Indonesia, sekitar pukul 13.35 WIB massa mulai berangkat menuju Stadion Kanjuruhan menggunakan kendaraannya masing-masing. Tak lupa, segala persiapan sudah dilakukan, seperti halnya pemasangan bendara yang akan dibawa beriringan menuju Stadion Kanjuruhan.
Salah satu keluarga korban yang turut ikut dalam aksi, Devi Athok mengatakan, aksi ini merupakan simbol sebagai pengingat bahwa keadilan keluarga korban belum didapatkan.
"Laporan model A kan belum menyentuh semua, kayak penembak gas air mata, pihak PSSI kan belum tersentuh, ini melukai keluarga korban dan Aremania lainnya," ujar Devi, Minggu (1/10/2023).
Aksi ini, kata Devi, menjadi sebuah bentuk perlawanan perjuangan untuk mencari keadilan.
Ia sempat mendengar statement Ketua PSSI Erick Thohir yang menyebut bahwa seluruh korban dan keluarga korban diberi uang. Devi merasa tak terima, karena keadilan menurutnya tak bisa dibeli dengan uang.
"Ini kan soal hukum bukan uang. Kita ingin adil seadil adilnya di negara Indonesia ini," katanya.
Ia menyebut di Stadion Kanjuruhan, massa akan berdoa bersama hingga menyatakan sikap.
"Kita akan ke Kanjuruhan, ada doa bersama dan ada pernyataan sikap nanti," tandasnya.
Tragedi Kanjuruhan terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu usai laga Liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Malang. Dalam laga itu, Arema FC yang bertindak sebagai tuan rumah kalah. Hal ini menyulut tindakan suporter masuk lapangan.
Kondisi menjadi brutal saat petugas keamaman mencoba menghalau suporter dengan cara menembakkan gas air mata ke lapangan dan tribun penonton.
Pennonton yang menghindari gas air mata berebut keluar dari stadion. Kondisi pintu yang sempit bahkan terkunci membuat penonton berdesakan dan terinjak-injak. Kondisi ruangan yang pengap dan efek gas air mata membuat kondisi makin parah. Tercatat 135 orang meninggal dalam peristiwa ini. Tragedi Kanjuruhan juga membuat ratusan orang terluka. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |