Peristiwa Nasional

Guncangan Gempa Bumi Banten Disebabkan Pelapukan Endapan Kuarter dan Batuan Tersier

Senin, 26 Februari 2024 - 11:45 | 52.07k
Peta titik gempa di Samudera Hindia Selatan, Banten, Minggu (25/2/2024). (FOTO: ANTARA/HO-BMKG)
Peta titik gempa di Samudera Hindia Selatan, Banten, Minggu (25/2/2024). (FOTO: ANTARA/HO-BMKG)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pada Minggu, 25 Februari 2024, wilayah perairan selatan Provinsi Banten diguncang gempa bumi cukup kuat dengan magnitudo 5,71. 

Gempa bumi tersebut terjadi di laut pada jarak 96 kilometer arah barat daya Bayah, Banten pada kedalaman 43 kilometer2. Gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami, namun dapat memperkuat efek guncangan di daerah rawan gempa bumi dan tsunami, seperti wilayah bagian selatan Kabupaten Pandeglang, Lebak, dan Sukabumi.

Advertisement

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengungkapkan endapan kuarter dan batuan tersier yang mengalami pelapukan memperkuat efek guncangan serta rawan gempa bumi di perairan selatan Provinsi Banten.

"Wilayah bagian selatan Kabupaten Pandeglang, Lebak, dan Sukabumi tergolong rawan gempa bumi dan tsunami, maka harus lebih ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non-struktural," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam keterangan di Jakarta, Senin (26/2/2024) seperti dikutip dari kantor berita Antara.

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menjelaskan, morfologi daerah tersebut pada umumnya merupakan dataran, dataran bergelombang, dan perbukitan bergelombang hingga terjal. Wilayah pantai secara umum tersusun oleh tanah sedang (kelas D) dan tanah lunak (kelas E).

Daerah tersebut pada umumnya tersusun oleh batuan berumur tersier berupa batuan sedimen (batu pasir, batu lempung, batu lanau, batu gamping) dan batuan rombakan gunung api, serta endapan kuarter berupa endapan aluvial pantai, aluvial sungai, batuan rombakan gunung api muda dan setempat aluvial rawa.

Sebagian batuan berumur tersier dan batuan rombakan gunung api muda tersebut telah mengalami pelapukan.

Mengenai gempa yang terjadi Minggu kemarin, berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber dari BMKG, maka kejadian gempa bumi tersebut diakibatkan oleh aktivitas zona penunjaman dengan mekanisme sesar naik berarah relatif barat laut hingga tenggara.

Terkait ini, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengimbau masyarakat di wilayah tersebut untuk meningkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non-struktural. 

Bangunan di tiga daerah itu harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari risiko kerusakan. Bangunan juga harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES