Luar Biasa! Transformasi Digital BPJS Kesehatan Raih Pengakuan Global

TIMESINDONESIA, NUSA DUA – Prestasi di era digital diraih BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan). Instansi ini mendapat pengakuan global atas praktik terbaiknya dalam pengelolaan keamanan sosial.
Pengakuan ini diberikan pada pembukaan Konferensi Internasional ke-17 tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Keamanan Sosial (ICT 2024) yang diadakan oleh Asosiasi Keamanan Sosial Internasional (ISSA) dan BPJS Kesehatan di Nusa Dua, Bali, 8 Maret 2024.
Advertisement
Konferensi yang dihadiri 300 peserta dari 72 negara ini menjadi ajang pembahasan penting mengenai transformasi digital dalam keamanan sosial. Mohammed Azman, Presiden ISSA, menekankan peran penting Indonesia dalam memajukan pengelolaan layanan keamanan sosial melalui teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
"Indonesia telah bertransformasi dalam hal TIK dan dalam hal penyampaian keamanan sosial. Ini sangat penting karena sebagai salah satu negara berkembang dan juga bergerak menuju penyediaan cakupan universal, melihat kesetaraan cakupan dan keamanan sosial, Indonesia telah bertransformasi. Dan saya pikir salah satu pemimpin dalam penyampaian layanan TIK," jelas Azman.
BPJS Kesehatan, sebagai institusi yang dikelola pemerintah Indonesia, mendapatkan apresiasi khusus karena berhasil menutupi sekitar 96 persen dari total pengeluaran mereka yang tercakup oleh keamanan sosial. Efisiensi juga menjadi salah satu poin kuat.
Dengan mencatat sekitar 1 juta transaksi per hari, ISSA memandang sebagai sebuah pencapaian yang dapat dicontoh negara-negara lain. Selain itu, waktu penyampaian layanan telah berhasil dikurangi menjadi sekitar 30 menit.
"Ini sebuah kemajuan signifikan dalam penyampaian layanan keamanan sosial," ucap Azman.
Berbagi Pengalaman
Ghufron Mukti, Direktur Utama BPJS Kesehatan, menegaskan bahwa banyak beberapa negara luar negeri telah mempelajari bagaimana Indonesia mengelola program keamanan sosial. Terutama asuransi kesehatan, dengan cakupan kepesertaan terbesar di dunia.
Dalam konferensi tersebut, BPJS Kesehatan juga berbagi pengalaman dalam menerapkan teknologi informasi untuk asuransi kesehatan di Indonesia. Sejak program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diterapkan, BPJS Kesehatan berkomitmen untuk terus berinovasi, mengembangkan solusi terbaru untuk menyediakan layanan yang lebih mudah, lebih cepat, dan lebih setara bagi peserta JKN, yang tidak dapat dipisahkan dari peran teknologi informasi.
BPJS Kesehatan kini terhubung dengan lebih dari 23.000 fasilitas kesehatan tingkat pertama dan 3.000 fasilitas kesehatan tingkat lanjut di seluruh Indonesia. Dalam ekosistem ini, data layanan kesehatan dapat dengan mudah terhubung.
Di ekosistem perbankan saat ini, lebih dari 950.000 saluran pembayaran dan sebanyak 15 kementerian serta lembaga telah terhubung dengan lebih dari 100 juta aliran data atau transaksi per hari.
Selama konferensi, BPJS Kesehatan juga berbagi pengalaman mengelola infrastruktur data nasional untuk Program JKN, yang akan dipresentasikan oleh Direktur Kepatuhan dan Hubungan Antarlembaga BPJS Kesehatan, Mundiharno. Ada juga, Edwin Aristiawan, Direktur Teknologi dan Informasi BPJS Kesehatan, akan membagikan pengalaman panjang dan komprehensifnya.
Penggunaan Kecerdasan Buatan
Penggunaan Kecerdasan Buatan (AI) juga menjadi salah satu topik pembahasan, di mana AI diidentifikasi sebagai salah satu perubahan permainan dalam implementasi Program JKN. Lily Kresnowati, Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan, akan membahas bagaimana AI dapat dimanfaatkan dalam upaya mendeteksi data palsu di fasilitas kesehatan.
Penggunaan AI bukan hanya sebagai pendukung, tetapi juga sebagai penggerak dan akselerator Program JKN di Indonesia untuk meningkatkan efektivitas dan kualitas layanan. Dengan cakupan layanan JKN yang luas, serta jumlah transaksi yang tinggi, kecepatan dan akurasi diperlukan dalam implementasi program. Oleh karena itu, penggunaan TIK dan transformasi digital menjadi kunci dalam mencapai tujuan tersebut.
David Bangun, Direktur Keanggotaan BPJS Kesehatan, akan berbagi pengalaman tentang bagaimana menggunakan TIK untuk mencapai cakupan keanggotaan BPJS Kesehatan, manajemen informasi, pengaduan dan layanan administrasi. Selain berbagi pengalaman, BPJS Kesehatan juga menampilkan serangkaian inovasi yang kini tertanam dalam sistemnya.
Mulai dari penggunaan aplikasi Mobile JKN, fitur I-Care JKN atau riwayat layanan kesehatan, layanan administrasi melalui WhatsApp (PANDAWA), dan aplikasi pemantauan obat untuk penderita tuberkulosis yang saat ini sedang diuji coba.
Kehadiran dan pengakuan internasional ini menunjukkan pentingnya transformasi digital dalam pengelolaan keamanan sosial. Indonesia, melalui BPJS Kesehatan, telah membuktikan bahwa dengan penerapan teknologi yang tepat, penyediaan layanan keamanan sosial dapat dilakukan dengan lebih efisien, cepat, dan merata. Ini membuka peluang bagi Indonesia untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan negara-negara lain, sekaligus menegaskan posisi Indonesia sebagai pemimpin dalam inovasi layanan kesehatan digital di kancah global.
Konferensi ICT 2024 menandai momen penting dalam perjalanan Indonesia menuju penerapan keamanan sosial yang inklusif dan berbasis data. Melalui kolaborasi dan pertukaran pengetahuan di forum internasional ini, diharapkan akan muncul lebih banyak inovasi dan solusi yang dapat mendukung upaya global dalam meningkatkan kualitas layanan keamanan sosial untuk semua. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Khoirul Anwar |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |