Peristiwa Nasional

Basarnar Hentikan Operasi Pencarian LCT Cita XX yang Dilaporkan Hilang di Perairan Papua

Minggu, 28 Juli 2024 - 10:54 | 25.92k
Tim SAR menggelar rapat koordinasi pencarian kapal LCT Citra XX yang hilang kontak dalam perjalanan dari Timika menuju Lokpon, Kabupaten Yahukimo, Dataran Tinggi Provinsi Papua, pada Selasa, 23 Juli 2024. (ANTARA/HO-Basarnas)
Tim SAR menggelar rapat koordinasi pencarian kapal LCT Citra XX yang hilang kontak dalam perjalanan dari Timika menuju Lokpon, Kabupaten Yahukimo, Dataran Tinggi Provinsi Papua, pada Selasa, 23 Juli 2024. (ANTARA/HO-Basarnas)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) telah resmi menghentikan operasi pencarian dan penyelamatan untuk menemukan kapal LCT Cita XX, sebuah kapal pendarat tank yang hilang di perairan Papua pada 16 Juli.

Dikutip dari ANTARA, Minggu (28/7/2024), penghentian misi SAR diumumkan pada Sabtu, 27 Juli 2024 oleh Direktur Operasional Basarnas Edy Prakoso setelah tim penyelamat gabungan yang berbasis di Timika, Papua Tengah. Tim SAR Gabungan sebelumnya berupaya keras mencari kapal yang hilang tersebut sejak 19 Juli.

Advertisement

Cita XX meninggalkan pelabuhan Timika pada 15 Juli, membawa bahan bangunan untuk proyek BTS 4G Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) di Distrik Yahukimo, Dataran Tinggi Papua.

Prakoso mengatakan tim penyelamat Basarnas bersama rekan-rekan Polri dan TNI telah berupaya keras mencari kapal BTS yang hilang selama tujuh hari misi pencarian, namun tidak menemukannya.

Selain itu, tambahnya, Basarnas akan melanjutkan operasi SAR jika di kemudian hari mendapat laporan yang dapat dipercaya dari warga sekitar tentang penemuan kapal karam atau jenazah terkait kapal BTS yang hilang.

Kapal yang membawa 12 awak itu dijadwalkan tiba di Lokpon, Yahukimo, pada 18 Juli, namun hilang setelah kontak terakhir dengan MV Prima Jaya pada 16 Juli. Kedua belas awak kapal yang hilang tersebut diketahui bernama Junaidi (nakhoda), Dedi Irawan Mualim, M. Arif Efendi, Haikal, Rusli, Agiera, Nimrot, Lukman Hakim, Samsudin, Asmoro, Suherman, dan Alhakim. Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan Timika I Wayan Suyatna sebelumnya memberitakan, misi pencarian tersebut didukung oleh TNI Angkatan Laut (TNI-AL) dan TNI Angkatan Udara (TNI-AU).

TNI-AU mengerahkan pesawat pengintai B-737, sedangkan Komando Armada Ketiga TNI-AL (Koarmada III) mengirimkan kapal angkatan lautnya KRI Teluk Lada-512 dan kapal patroli Yapero III-11-17 untuk misi pencarian.

Suyatna mengatakan, badan SAR menerima laporan hilangnya kapal tersebut pada 19 Juli dan memulai misi pencariannya pada 20 Juli. Sementara itu, Juru Bicara Koarmada III Kolonel R. Doni Kundrat mengatakan, kapal patroli sedang menelusuri perairan mulai dari muara Sungai Amamapare di Mimika hingga Pulau Tiga di Papua Selatan.

KRI Teluk Lada-512 memfokuskan pencarian di perairan Mimika, sedangkan tim penyelamat gabungan lainnya menggunakan perahu karet untuk melacak kapal yang hilang di beberapa muara di Agats dan Pulau Tiga. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES