Perkuat Swasembada Daging dan Susu, Andalkan 1,2 Juta Ekor Indukan Sapi Impor
TIMESINDONESIA, MALANG – Keberadaan indukan sapi perah maupun pedaging dibutuhkan untuk mendukung swasembada susu dan daging sapi di dalam negeri. Salah satunya, pemerintah berniat mendatangkan indukan sampi impor.
"Tadi kami sudah mengunjungi beberapa tempat. Intinya sudah siap semua. Tinggal, kita tunggu keputusan terkait indukan baik sapi pedaging maupun perah, dalam pasokan lebih banyak, agar swasembada susu maupun daging sapi bisa terlaksana dengan baik," terang Wakil Menteri Pertanian RI, Sudaryono, di sela kunjungannya di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, Kabupaten Malang, Senin (5/8/2024) sore.
Advertisement
Untuk memenuhi kebutuhan indukan ini, kata Wamentan, diakui akan didapatkan dari indukan sapi impor. Jumlah indukan impor, kurang lebih 1 juta ekor.
"Kalau tidak salah kebutuhannya 1,2 juta ekor. Sejumlah 600 ribu ekor indukan sapi perah, sisanya untuk indukan sapi pedaging juga kurang lebih segitu," terangnya.
Disinggung soal daging sapi impor, pihaknya memastikan semua harus berus berimbang antara kebijakan jumlah daging impor dengan produksi daging dalam negeri.
"Maunya Pak Jokowi begitu, Pak Probowo sebagai presiden terpilih yang akan dilantik juga begitu. Bahwa, kalau kebutuhan daging kurang bisa impor, tetapi jangan mematikan produksi peternak lokal," tandas Sudaryono.
Diungkapkan, pemenuhan impor sapi indukan juga tidak mudah, dan akan dilakukan bertahap. Hal ini menurutnya karena berkaitan kesiapan lahan lokasi peternakan juga infrastruktur penunjang lainnya. Termasuk juga infrastruktur jalan, pelabuhan, tata niaga pengirimannya.
Pilihan mengimpor indukan sapi ini, menurutnya tidak terlepas dari dampak wabah PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) yang menyerang sapi dan ternak lain belum lama ini. Dimana, produksi yang dihasilkan dari sapi terkontraksi, dan berkurang produksinya.
"Ya, wabah PMK kemarin memang pukulan bagi livestock kita. Di Jawa Timur, dari 5,5 juta ekor (populasi) sapi berkurang, tersisa sekitar 3,3 juta ekor. Ya, sekitar 40 persen (berkurang), lah," bebernya.
Wamentan menambahkan, populasi sapi indukan yang terkena pascawabah PMK dan sudah divaksin, produksi susu maupun dagingnya masih bisa diharapkan. Meski demikian, produksinya tidak seandal sebelumnya, karena masih membutuhkan pemulihan.
Dalam rangkaian kunjungan kerjanya, Wamentan juga mengunjungi sejumlah tempat penunjang. Yakni, mengunjungi lokasi PAT dan program Pompanisasi di Dusun Babaan, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Rizal Dani |