Peristiwa Nasional

Songsong Ketahanan Ekonomi bersama Kabinet Merah Putih, Kadin Jatim Gelar Forum Bisnis 2024

Selasa, 29 Oktober 2024 - 18:57 | 23.64k
Kegiatan Bisnis Forum 2024 Kadin Jatim yang digelar di Hotel Shangri-La, Surabaya, Minggu (27/10/2024). (FOTO: Dok TIMES Indonesia)
Kegiatan Bisnis Forum 2024 Kadin Jatim yang digelar di Hotel Shangri-La, Surabaya, Minggu (27/10/2024). (FOTO: Dok TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Ada banyak pembahasan strategis yang digulirkan dalam Forum Bisnis yang digelar oleh Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur (Kadin Jatim) di Hotel Shangri-La, Surabaya, Minggu (27/10/2024). Kegiatan yang mengangkat tema 'Menyongsong Pembangunan Ketahanan Ekonomi Nasional Bersama Kabinet Merah Putih' itu menghadirkan 3 narasumber kompeten yang membahas 3 topik yang berbeda.

Diantara yakni Dr. Emil Dardak yang membahas seputar tema infrastruktur, Direktur Kadin Institute Dr. Nurul Indah dengan tema pembahasan seputar sumber daya manusia (SDM), juga Prof Dr. Zakik Basalamah  yang memaparkan soal Makro Ekonomi. Selain itu, juga ada pemaparan yang diberikan oleh Wakil Ketua Umum (WKU) Bidang Pertanian dan Pangan Kadin Jatim, Dr. Edi Purwanto.

Advertisement

Kegiatan-Bisnis-Forum-2024-Kadin-Jatim-2.jpg

Dalam kesempatan itu, Edi Purwanto membahas tentang Peran Strategis Kadin Jatim Dalam Menopang Kedaulatan Pangan Nasional Menyongsong Indonesia Emas 2045. Dia menyampaikan pentingnya kemandirian pangan untuk memastikan ketahanan pangan nasional dalam menghadapi berbagai krisis global.

Pria yang akrab disapa Edi Ortega ini memaparkan bahwa ketahanan pangan saat ini menghadapi sepuluh tantangan besar yang diakibatkan oleh kondisi global, seperti pertumbuhan populasi yang pesat, perubahan pola konsumsi masyarakat, berkurangnya sumber air, perubahan iklim ekstrem, dan lemahnya daya saing produk pertanian lokal. Selain itu, ketidakpastian pasar dan keterbatasan akses permodalan bagi petani juga memperparah situasi ini.

Dalam paparannya, Edi yang juga sebagai Direktur Utama PT Brawijaya Multi Usaha (BMU) ini  menjelaskan bahwa tantangan tersebut mempengaruhi produksi pangan nasional yang seharusnya mampu memenuhi kebutuhan tanpa harus mengandalkan impor.

Menurutnya, Indonesia harus memperkuat kedaulatan pangan yang tidak hanya mencakup ketersediaan pangan, tetapi juga kemandirian dalam menentukan kebijakan pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.

“Kedaulatan pangan bukan sekadar tentang ketersediaan pangan, tetapi juga hak bagi setiap masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi lokal dan kebutuhan masyarakat. Kita perlu mempertahankan prinsip kemandirian pangan untuk mewujudkan kesejahteraan bersama,” jelas Edi.

Kadin Jatim meluncurkan sejumlah program untuk memperkuat ekosistem rantai pasok pangan di Indonesia, terutama di Jawa Timur. Program tersebut mencakup suporting ekosistem ketahanan pangan menuju kedaulatan pangan (Hulu-Hilir), suporting dalam program rantai pasok (efisiensi, digitalisasi dan mitigasi resiko), suporting dalam standarisasi dan kurasi produk pangan (Kadin Institute), suporting dalam mempermudah akses permodalan, hingga suporting dalam mempermudah dan memperluas akses pasar serta stabilitas harga jual komoditas.

Salah satu inisiatif penting yang diusung Kadin Jatim adalah model hilirisasi pertanian yang mengusung konsep “Tanam–Petik–Olah–Kemas–Jual.” Melalui model ini, Kadin Jatim mendorong pemanfaatan teknologi modern dalam budidaya dan pascapanen, yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

"Dengan transformasi ini, petani tidak hanya berperan sebagai produsen bahan mentah, tetapi juga memiliki kesempatan menjadi pengusaha yang mampu meningkatkan pendapatan hingga 50% lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional," kata dia.

Forum ini juga menyoroti empat pilar utama yang menjadi dasar strategi ketahanan pangan Kadin Jatim, yaitu:
1. Ketersediaan pangan melalui peningkatan produksi dan pengelolaan impor.
2. Cadangan pangan untuk menjaga stabilitas pasokan di saat krisis.
3. Penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan untuk mengurangi ketergantungan pada komoditas tertentu.
4. Pencegahan dan penanggulangan rawan pangan terhadap penyediaan pangan tersebut.

Kadin Jatim memandang pentingnya kesejahteraan petani dalam menjaga ketahanan pangan. Oleh karena itu, organisasi ini berkomitmen untuk meningkatkan produktivitas petani dan memastikan bahwa mereka memiliki akses terhadap teknologi, bibit unggul, pupuk, dan sarana produksi lainnya.

"Hal ini diharapkan akan meningkatkan produktivitas petani hingga 3,9 kali lipat pada tahun 2045 dibandingkan dengan 2015, dan menjadikan petani sebagai pelaku usaha profesional yang lebih mandiri," tutur Edi.

Kadin Jatim menegaskan bahwa kemandirian pangan harus didukung oleh kebijakan yang berpihak kepada petani lokal, termasuk dalam hal penguasaan lahan dan akses terhadap sumber daya produksi seperti bibit dan pupuk. Dr. Edi menyampaikan bahwa tanpa kemandirian dalam produksi bibit dan pupuk, ketergantungan pada impor akan terus menjadi masalah yang menghambat kedaulatan pangan.

Selain itu, forum ini menekankan pentingnya pendidikan konsumen untuk mendukung produk pangan lokal. Kadin Jatim mendorong perilaku konsumsi yang lebih berpihak pada produk dalam negeri, guna mengurangi ketergantungan pada impor dan memperkuat pasar bagi produsen lokal.

Forum ini merupakan langkah nyata Kadin Jatim dalam mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045, yang menargetkan negara ini menjadi bangsa yang mandiri dan berdaulat dalam hal pangan. Dengan berbagai inisiatif strategis ini, Kadin Jatim berharap mampu menciptakan ekosistem pangan yang berkelanjutan dan tangguh di Jawa Timur, serta memberikan kontribusi signifikan bagi ketahanan pangan nasional.

Kadin Jatim berkomitmen untuk terus berinovasi dan memberikan dukungan bagi petani dan produsen pangan agar lebih kompetitif dan sejahtera. Langkah ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pada kesejahteraan masyarakat dan kemakmuran bangsa Indonesia, serta mewujudkan kedaulatan pangan yang sesungguhnya di masa depan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES