Peristiwa Nasional

Mafindo Ungkap Kaitan Literasi Hoaks dan Partisipasi Politik Masyarakat

Rabu, 20 November 2024 - 20:43 | 22.16k
Tangkapan layar acara Litbang talk 2024 yang digelar Mafindo dengan tema Survei Literasi Hoaks dan Partisipasi politik Masyarakat. (FOTO: Mafindo)
Tangkapan layar acara Litbang talk 2024 yang digelar Mafindo dengan tema Survei Literasi Hoaks dan Partisipasi politik Masyarakat. (FOTO: Mafindo)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Komite Litbang Mafindo (Masyarakat Antifitnah Indonesia) meluncurkan hasil survei tentang literasi hoaks dan partisipasi politik masyarakat.

Survei yang dilakukan oleh Mafindo mengungkap bahwa literasi hoaks masyarakat Indonesia berada pada kategori sedang. Sebagian besar warga masih kesulitan membedakan fakta dari hoaks, seperti terungkap dalam diseminasi hasil survei yang dilaksanakan secara daring pada Rabu (20/11/2024).

Advertisement

Penelitian ini dirancang untuk memetakan literasi hoaks serta kaitannya dengan partisipasi politik masyarakat, terutama menjelang pilkada.

Penelitian Mafindo melibatkan 2.011 responden dari 20 provinsi dengan menggunakan metode acak bertahap. Responden berasal dari berbagai latar belakang demografi seperti usia, gender, agama, pendidikan, dan pekerjaan, serta mempertimbangkan faktor psikografis seperti minat dan aktivitas politik.

Data menunjukkan 68 persen responden memiliki pengetahuan hoaks di tingkat sedang, 23,7 persen di tingkat tinggi, dan 7,6 persen di tingkat rendah.

Fakta mengejutkan muncul dari hasil survei: 60 persen responden tidak menyadari klaim bahwa Warga Negara Asing (WNA) diberi KTP untuk mencoblos adalah hoaks, dan 66,1 persen tidak mengetahui bahwa klaim mobilisasi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) untuk memenangkan pasangan calon tertentu juga tidak benar.

Hal ini menunjukkan perlunya edukasi intensif untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasi hoaks.

Ketua Presidium Mafindo, Septiaji Eko Nugroho, menegaskan pentingnya penelitian ini untuk menghadapi tantangan penyebaran hoaks di era digital yang kerap mengganggu tatanan sosial dan demokrasi.

"Survei ini memetakan kondisi literasi hoaks dan keterkaitannya dengan partisipasi politik. Kami berharap hasil ini dapat mendorong langkah konkret untuk meningkatkan literasi digital masyarakat," ujarnya, saat acara Litbang talk 2024 melalui aplikasi Zoom dan dikemas dalam format talkshow, Rabu (20/11/2024).

Hubungan Literasi Hoaks dengan Partisipasi Politik
Nuril Hidayah, Program Officer Riset Mafindo, menegaskan adanya korelasi positif antara literasi hoaks dan partisipasi politik. Semakin tinggi kemampuan seseorang mengenali hoaks, semakin aktif pula keterlibatannya dalam aktivitas politik, baik daring maupun luring. Namun, partisipasi di ranah daring tercatat lebih tinggi dibandingkan partisipasi luring.

Hoaks dalam Demokrasi dan Peran Media Digital

Dampak hoaks terhadap proses demokrasi juga menjadi sorotan. Indriyanto Banyumurti dari ICT Watch menekankan bahwa media sosial tetap menjadi saluran utama penyebaran informasi, termasuk hoaks.

Pada 2022, Facebook masih menjadi platform paling sering diakses (55,9 persen), meski mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya. Fakta ini menunjukkan bahwa mayoritas netizen tidak melakukan verifikasi informasi yang diterima, seperti gambar, video, atau berita di media sosial.

Indriyatno menambahkan, meskipun pemahaman masyarakat tentang hoaks meningkat, kemampuan verifikasi informasi masih rendah. "Sebanyak 45 persen responden merasa ragu bisa mengenali hoaks, dan 52,2 persen tidak mengecek kebenaran informasi yang diterima," ungkapnya.

Rekomendasi dan Harapan Mafindo
Ketua Presidium Mafindo, Septiaji Eko Nugroho, menyatakan survei ini bertujuan tidak hanya untuk memetakan kondisi literasi hoaks tetapi juga untuk menjadi dasar bagi kebijakan peningkatan literasi digital.

Ia berharap hasil ini dapat mendorong pemerintah, lembaga pendidikan, media, dan organisasi masyarakat sipil untuk merancang strategi yang efektif dalam melawan hoaks dan memperkuat partisipasi politik.

Dengan data yang menunjukkan tingkat literasi hoaks masyarakat Indonesia masih memprihatinkan, langkah konkret diperlukan untuk membangun ketahanan informasi, terutama menjelang pilkada. Data lengkap hasil survei ini dapat diakses di laman mafindo.or.id. (*)

 

 

 

 

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES