Peristiwa Nasional

Lia Istifhama Ajak Perempuan Terus Berkarya dan Berdaya

Selasa, 22 April 2025 - 08:06 | 7.17k
Anggota DPD RI, Dr. Lia Istifhama M.E.I.
Anggota DPD RI, Dr. Lia Istifhama M.E.I.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SIDOARJO – Memperingati Hari Kartini, Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) asal Jawa Timur, Dr. Lia Istifhama, M.E.I., menyampaikan pesan penting mengenai peran strategis perempuan Indonesia dalam era modern. Ia menekankan bahwa semangat Kartini harus terus hidup dan berkembang, tak sekadar menjadi seremoni tahunan.

“Hari Kartini bukan hanya perayaan simbolik. Ini momentum reflektif yang harus mendorong perempuan Indonesia menjadi agen perubahan di berbagai sektor kehidupan,” kata Ning Lia, sapaan akrabnya, saat menghadiri agenda komunitas perempuan di Surabaya, Senin (21/4/2025).

Advertisement

Menurutnya, perjuangan RA Kartini telah membuka pintu bagi perempuan untuk memperoleh hak-haknya, khususnya dalam pendidikan. Kini, tantangan perempuan Indonesia bergeser dari soal akses dasar menuju kemampuan bersaing, bertahan, dan memimpin di tengah arus perubahan zaman.

“Perempuan hari ini harus menjadi Kartini modern—bukan hanya melek literasi, tapi juga mampu menjadi bagian dari solusi. Bukan sekadar menuntut kesetaraan, melainkan hadir sebagai pemimpin dalam kebaikan dan kemajuan,” ujarnya.

Ning Lia menegaskan, pendidikan tetap menjadi fondasi utama dalam pembangunan kualitas perempuan. Meski partisipasi pendidikan perempuan meningkat, kualitas dan pemerataan akses—khususnya di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T)—masih menjadi pekerjaan rumah besar.

Ia juga mendorong sinergi lintas sektor—pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan—untuk terus mendorong program pemberdayaan perempuan berbasis pendidikan dan keterampilan.

“Pemberdayaan tidak bisa dilepaskan dari pendidikan. Dan pendidikan tidak hanya soal akademik, tetapi juga karakter, literasi keuangan, kepemimpinan, hingga keterampilan digital,” jelasnya.

Sebagai anggota Komite III DPD RI yang aktif menyuarakan isu-isu perempuan, anak, dan sosial-keagamaan, Ning Lia juga menyoroti pentingnya keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan di berbagai ranah—politik, birokrasi, komunitas, maupun keluarga.

“Pelibatan perempuan bukan hanya soal representasi, tetapi soal keberpihakan terhadap isu-isu penting seperti kesehatan ibu-anak, kekerasan dalam rumah tangga, hingga akses ekonomi keluarga,” tambahnya.

Kepada generasi muda, khususnya perempuan milenial dan Gen Z, Ning Lia berpesan agar tidak takut bermimpi besar dan berperan aktif membangun masa depan.

“Jadilah Kartini-Kartini baru yang berani bermimpi, belajar tinggi, dan mengambil peran yang dulu dianggap bukan milik perempuan. Jangan takut gagal, dan tetap berdiri meski pernah jatuh,” katanya.

Putri dari almarhum KH. Masykur Hasyim ini juga menekankan makna mendalam dari kutipan legendaris RA Kartini, “Habis gelap terbitlah terang.”

“Kartini muda telah menyadari pentingnya pendidikan sejak usia belia. Di usia 12 tahun, beliau sudah menunjukkan kepedulian terhadap kemajuan perempuan. Semangat itu harus terus kita warisi,” tegas Ning Lia.

Ia mengajak perempuan masa kini, yang hidup di zaman merdeka, untuk lebih giat membangun pendidikan dari lingkup paling dasar—keluarga.

“Dalam rumah tangga, ibu adalah ujung tombak pendidikan anak. Apalagi di era digital dan pembelajaran daring, peran ibu sangat sentral dalam membentuk keilmuan, kepedulian sosial, dan moral anak-anak,” ucapnya.

Ning Lia pun menggelorakan semangat "Kaum Perempuan Punya Peran" sebagai penanda kebangkitan peran perempuan dalam pembangunan bangsa.

“Perempuan jangan lagi merasa termarginalkan. Perempuan adalah pelaku utama pembangunan, bukan objek. Semangat ‘kami perempuan, kami punya peran’ harus menjadi identitas baru yang mengakar dalam setiap pribadi perempuan Indonesia,” tandasnya.

Menutup pesannya, Ning Lia berharap Hari Kartini menjadi titik tolak kebangkitan peran perempuan dalam semua lini kehidupan.

“Perempuan adalah ibu bangsa, pendidik generasi, dan penjaga peradaban. Memberdayakan perempuan berarti membangun masa depan bangsa,” ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES