Tolak Bala, Ratusan Santri dari Penjuru Indonesia Ritual Siraman di Pantai Watudodol

TIMESINDONESIA – TIMESINDONESIA, BANYUWANGI - Masih dalam rangka syuro penanggalan Jawa, ratusan santri pondok pesantren Al Hikam dari berbagai daerah di Indonesia menggelar ritual siraman tengah malam di pantai Watu dodol, di Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi jawa timur. Beramai – ramai mereka berangkat dari lokasi pesantren di Desa Ketapang, menuju salah satu destinasi rest area jalur pantura Banyuwangi ini.
Disitu, para santri berjajar mengitari sumber Upas, yang terletak tepat di pinggir pantai Watudodol. Sumber air ini memang memiliki keunikan, sebab meski hanya beberapa meter dari pantai namun rasa airnya tetap tawar.
Advertisement
Siraman dipimpin oleh Kiai pesantren, KH Mas Syaifulloh Ali Bagiono. Diawali dari pemanjatan doa dan dilanjutkan dengan ritual siraman. Ratusan santri yang sudah berbaris mengitari sumur disiram air sumur Upas dengan bersama – sama.
“Allahu Akbar, Allahu Akbar,” teriak para santri sepanjang ritual, Minggu (25/10/2015).
Sumur ini menjadi tempat ritual, karena diyakini merupakan peninggalan para wali Islam dan airnya memiliki keijabahan. Salah satunya bisa sebagai obat segala penyakit.
Ritual yang berlangsung sejak tengah malam hingga dini hari ini dilanjutkan mandi di laut pantai. Dilakukan sebagai cermin diri terhadap apa saja yang dilakukan sepanjang tahun lalu. Serta bertobat atas kesalahan sehingga rohani dan jasmani kembali suci.
Dijelaskan, Ritual siraman pada malam bulan Syuro ini dilakukan selain untuk tolak balak juga sebagai tanda bahwa para santri dengan seluruh ilmu yang didapat dari pesantren telah disahkan oleh Kiai. Dan itu disebut sesuai dengan faham Ahli Sunnah Wal Jamaah.
“Ini sesuai dengan faham Ahli Sunnah Wal Jamaah. Kenapa? Karena disitu terangkum faham yang bisa menyesuaikan dengan faham Indonesia,” ungkap Kiai yang akrab disapa Abah tersebut.
Tradisi siraman yang digelar di sumur upas, di pantai Watudodol, di Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi setiap bulan Suro atau Muharram ini ditutup dengan doa bersama yang isinya, tak hanya berdoa untuk keselamatan pribadi tetapi juga untuk Indonesia. Santri yang datang untuk iku, silih berganti. Tak hanya dari santri domisili sekitar lokasi pondok, tapi juga dari seluruh daerah se-Nusantara. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Rochmat Shobirin |
Sumber | : TIMES Pasuruan |