TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Hidup keluarga Kerok, benar-benar tak mujur. Selama tiga tahun terakhir, ia tinggal di rumah tanpa atap di Dusun Krajan, Desa Gemito, Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo.
Di rumah tersebut, dia tinggal bersama istri, dan seorang anaknya yang masih kelas VI sekolah dasar (SD). Istrinya bernama Asih, sedangkan anaknya bernama Desi Winasari Tarti yang masih 12 tahun.
Advertisement
Sehari-hari, Kerok bekerja sebagai buruh tani. Bila hujan mengguyur wilayah Kecamatan Sumber, ia dan keluarga terpaksa mengungsi ke rumah tetangga. Aktifitas mengungsi ini sering dilakukan, lebih-lebih saat musim hujan seperti sekarang.
Lantaran sering diguyur hujan, kayu-kayu penyanggah rumah Kerok banyak yang lapuk. Apalagi di bagian atap yang kini tersisa rangkanya. Begitu pula dinding-dindingnya yang hanya dari tripleks.
“Hanya bagian dapur yang atapnya tersisa. Barang-barang dan ranjang ya di situ,” kata Teguh Mahameru, pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) desa setempat, Rabu (2/3/2016). Dapur itu, berukuran sekitar 4x6 meter.
Untuk membantu keluarga Kerok, para pendamping PKH menggelar iuran. Dana itu akan digunakan untuk merehabilitasi rumah yang sudah tak layak huni tersebut. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
| Publisher | : Ahmad Sukmana |
