
TIMESINDONESIA, MALANG – Beberapa tahun lalu, Malang, populer disebut Kota Pendidikan, Kota Dingin dan Kota Wisata. Untuk Kota Malang sendiri, kini mulai digencarkan dengan sebutan 'Kota Bermartabat'. Slogan itu muncul sejak dipinpin oleh Wali Kota Baru, H Muhamad Anton.
Untuk suasana di tengah kota, ikon yang paling digemari banyak wisatawan, lokal maupun mancanegara, terutama bagi kaum muda-mudi, adalah destinasi wisata Jalan Ijen.
Advertisement
Di Jalan Ijen, tak hanya hamparan taman yang terlihat indah menyejukkan mata. Sepanjang bangunan kuno yang membentang juga jadi pemandangan indah. Sederet bangunan itu, sudah ditetapkan jadi cagar budaya.
Dari catatan MALANGTIMES, Dinas Pariwisata Kota Malang, sudah menetapkan 25 bangunan sebagai cagar budaya. Bangunan cagar budaya terdiri atas rumah tinggal, perkantoran, sekolah dan penginapan.
"Bangunan cagar budaya tersebar di Klojen," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Malang, Ida Ayu Wahyuni, Kamis (7/11/2013) silam.
Salah satunya antara lain gedung Sekolah Menengah Atas Katolik (SMAK) Cor Jesu, gedung PLN dan tiga rumah di Jalan Ijen.
Penetapan bangunan cagar budaya berdasarkan verifikasi yang dilakukan Dinas Pariwisata itu dibantu Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur.
Sebanyak 25 bangunan cagar budaya tersebut adalah hasil verifikasi dari 100 bangunan yang diusulkan masyarakat sebagai bangunan cagar budaya yang harus dilindungi.
Bangunan yang ditetapkan sebagai cagar budaya disusun dalam sebuah buku. Serta ditembuskan ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Pengawasan Bangunan. Tujuannya agar pembangunan cagar budaya tak berubah bentuk.
"Bentuk asli bangunan tak boleh berubah. Tapi renovasi tetap diizinkan secara terbatas," kata Ida Ayu.
Keindahan pemandangan di Jalan Ijen memang terlihat sangat mempesona. Karenanya, sejak beberapa bulan ini, aneka hiasan untuk mempercantik taman di Jalan Ijen, terus dilakukan oleh pemerintah Kota Malang.
Salah satunya, di pinggir taman, disediakan kursi bagi pengunjung yang akan bersantai dan berselfie ria. Saat Sabtu malam, dipinggir jalan Ijen itu, terlihat menjadi tempat muda-mudi nongkrong bersantai.
Selain itu, di banyak kursi yang disediakan, tak sedikit pasangan muda-mudi yang terlihat asyik bercumbu rayu dengan pasangannya. Mulai dari berselfie hingga ngobrol. entah apa yang jadi materi obrolan.
Selama sepekan, MALANGTIMES yang terus menelusuri aktivitas di sepanjang jalanan Ijen, terutama bagi 'penghuni kursi', yang ada di taman, aksi mesum ternyata juga ikut mewarnai kursi yang terbuat dari besi itu.
Aksi mesum apa yang ditemukan MALANGTIMES, para penghuni kursi itu memang tak sampai melakukan hubungan badan layaknya suami istri. Namun, aksi cium-ciuman antar pasangan diatas kursi tak jarang dijumpai.
Usai melakukan aksi itu, berusaha didekati dan disapa. Banyak pasangan memang sudah berstatus pacar. Bahkan ada yang mengaku sudah bertunangan.
Saat ditanya apa sudah lama pacaran? Salah satu pasangan yang mengaku masih aktif kuliah, di salah satu perguruan tinggi negeri itu menjawab, "Sudah tiga tahun pacaran. Jika lulus kuliah mungkin akan nikah," aku pria berinisial RQT.
Kedua menyukai 'bercinta' duduk di kursi taman di Ijen jika malam hari, selain pemandangannya indah, banyak dihiasi bunga taman serta jika semakin malam, tidak terlalu banyak kendaraan yang melitas.
"Suasananya tenang dan sejuk. Semakin malam, semakin sepi kendaraan. Ya, kita melepas kangen lah mas," ujarnya.
Sementara itu, pasangan kekasih lainnya yang juga diajak ngobrol MALANGTIMES, keindahan taman di sepanjang Ijen memang diakui cocok menjadi lokasi curhat, romantis bersama kekasih.
"Tempatnya cocok jadi tempat romantis. Gratis lagi," ujar RDS, pria yang mengaku asal Tuban itu. Ia bersama pasangannya mengaku hanya ngobrol soal bagaimana arah perjalanan hidupnya nanti, jika ditakdirkan menjadi pasangan suami istri.
Saat ditanya apakah pernah melampiaskan rasa kangennya dengan aksi saling cium? RDS mengaku pernah melakukannya. "Pernah sih mas. Tapi kalau sudah mau sama mau dan sama-sama kangen, lama tak ketemu," akunya sembari malu-malu.
Dari penelusuran MALANGTIMES, aksi mesum di kursi taman itu tak hanya terjadi di sepanjang Jalan Ijen. Namun, juga ditemukan taman Kunang-kunang dan kursi di sebelah Stadion Gajayana.
Menyikapi fenomena tersebut, Wakil Walikota Malang, Sutiaji lengasung angkat bicara. Menurutnya, kursi di taman itu katanya, melalui pesan pendek, disiapkan untuk masyarakat umum yang berkunjung ke taman.
"Kita menyiapkan untuk masyarakat pada umumnya. Adapun ketika kita jumpai seperti yang terjadi, sampai saat ini yang harus kita lakukan adalah optimalisasi tugas dan fugsi polisi taman serta seluruh komponen untuk saling bahu-membahu agar hal tersebut bisa diminimalisir dan pada gilirannya bisa hilang," jelasnya, Kamis (10/3/2016).
Saat ditemukan dan ramai di media sosial, media online dan media cetak, dua kejadian aksi mesum di Taman Tugu Kota Malang, pemerintah Kota Malang langsung merapatkan barisan dan menginstruksikan untuk membentuk polisi taman.
Polisi taman tesrebut yang akan mengawasi semua aktivitas yang ada di taman. Mulai kemungkinan niatan merusak fasilitas taman, hingga menyelamatkan aksi mesum di taman.
Sementara itu, anggota DPRD Kota Malang, Ya'qud Ananda Gudban, sangat tegas menyikapi aksi mesum di kursi taman itu. "Hukum pelakunya. Sudah di ruang sangat terbuka kok berbuat mesum," tegasnya, kepada MALANGTIMES.
Menurut politisi dari Partai Hanura itu, bila perlu, pemerintah Kota Malang dan DPRD, harus segera merancang Perda yang fokus mengatur hal tersebut. "Karena jika tidak segera diatasi, akan merugikan Pemkot Malang sebagai kota wisata dan pendidikan," katanya.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Sukmana |
Sumber | : = |