
TIMESINDONESIA, BOJONEGORO – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menunda pembangunan jembatan Bengawan Solo yang anggarannya dialokasikan Rp54 miliar dalam APBD 2016.
"Penundaan dilakukan karena adanya penurunan target perolehan dana bagi hasil (DBH) Migas dalam APBD 2016. Kami masih akan melakukan revisi alokasi anggaran di dalam APBD 2016, " kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pemkab Bojonegoro Andi Tjandra di Bojonegoro, Senin (21/3/2016).
Advertisement
Andi menjelaskan, seharusnya, program pembangunan jembatan Bengawan Solo yang menghubungkan Kecamatan Trucuk dengan Kota itu sudah masuk tahap lelang. Lelang terpaksa ditunda karena menunggu revisi APBD 2016 dan penyempurnaan desain rinci jembatan.
"Kemungkinan setelah APBD Perubahan 2016, baru lelang dilaksanakan. Itupun dengan catatan kalau ada anggaran yang masih tersisa, " ucapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan pembangunan jembatan dengan alokasi anggaran Rp54 miliar merupakan pembangunan tahap pertama, karena setelah itu masih harus dilanjutkan pembangunan tahap kedua dengan alokasi anggaran Rp24 miliar.
Tujuan pembangunan jembatan di Bengawan Solo, selain untuk memperlancar arus lalu lintas warga, juga akan mendorong berkembangnya sejumlah desa di Kecamatan Trucuk.
"Pembangunan tahap kedua, di antaranya membangun jalan penghubung di Kecamatan Trucuk," katanya.
Data di Dinas PU, jembatan Bengawan Solo Kecamatan Trucuk-Kota, memiliki panjang 145 meter, lebar 9,75 meter dengan model lengkung "grider".
Dengan adanya jembatan baru itu, lanjut Andi, di wilayah Bojonegoro terdapat enam jembatan yang melintas di Bengawan Solo. Selain itu ada Padangan-Cepu, Jawa Tengah, Kalitidu-Malo, Bojonegoro-Tuban, di dua lokasi.
"Saya kira dengan adanya jembatan baru itu, maka jembatan yang melintas di Bengawan Solo di wilayah Bojonegoro sudah cukup," ucapnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Sumber | : Antara News |