Peristiwa

Menanti Kemeriahan Koko dan Amoy Mandi di Sungai

Rabu, 08 Juni 2016 - 19:23 | 194.42k
Ketua Umum Yayasan Gege Meimei, Amelia Kholesta (Foto: Ubay/ PontianakTIMES)
Ketua Umum Yayasan Gege Meimei, Amelia Kholesta (Foto: Ubay/ PontianakTIMES)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PONTIANAK – Masyarakat Tionghoa punya banyak tradisi, sama dengan masyarakat lainnya yang ada di Indonesia. Khusus Kamis (9/6/2016) besok, di kalangan masyarakat Tionghoa akan punya tradisi unik, yakni mandi di sungai dalam peringatan Bak Cang.

Dalam hitungan Peng Hui, Bak Cang merupakan salah satu hari keberkahan. Dalam perayaannya masyarakat Tionghoa bersama-sama berbaur mandi di Sungai. Di Pontianak kepercayaan ini akan digelar di Sungai Kapuas, Kamis (9/6/2016) siang.

Advertisement

Kegiatan ini digagas oleh Yayasan Gege Meimei yang merupakan yayasan yang menghimpun para alumni keke meimei terpilih yang digelar setiap tahunnya.

Ketua Umum Yayasan Gege Meimei Amelia Kholesta yang biasa akrab disapa Angel menuturkan, moment Hari Bak Cang tahun ini mengangkat tema "Bak Cang Sampan Laju".

"Ada sebuah keberkahan pada hari Bak Cang bagi yang masih memiliki keyakinan terhadap ini, tahun ini kita pusatkan kegiatannya di Sungai Kapuas, Pontianak," ujarnya kepada PONTIANAKTIMES, Rabu (8/6) melalui sambungan telepon.

Desain kegiatannya perayaan Hari Bak Cang tahun 2016, para keke meimei akan menyusuri Sungai Kapuas menggunakan kapal wisata yang ditambah dengan ornamen ke-Tionghoa-an, kapal akan start dari Pelabuhan Senghie, Pontianak menuju Taman Alun Kapuas, kemudian lanjut menyusuri Sungai Kapuas.

Selama menyusuri sungai, para keke meimei akan membagikan kicang.

Kicang adalah sebuah makanan ringan yang terbuat dari ketan berbentuk bulat. Umumnya kicang disantap dengan saos gula merah.

"Tahun lalu kita juga sudah ngadakan kegiatan serupa, ada ratusan kicang bagikan kepada warga Tionghoa yang ikut merayakan hari Bak Cang," jelasnya.

Untuk tahun ini, Yayasan Gege Meimei hanya akan membagikan sebanyak 288 kicang. Angka etrsebut menurut Angel bukan tanpa alasan, dalam hitungan Tionghoa angka 8 merupakan angka hoki.

"Makanya kita ambil di angka 288, kicang kita bagikan pas pukul 12 siang dimana masyarakat sedang mandi, karena jam tersebut diyakni waktu yang berkah" tuturnya.

Dalam perayaan ini, selain alumni Keke Meimei, turut hadir pula tokoh-tokoh Tionghoa yang ada di Kalimantan Barat, seperti dari Yayasan Bhakti Suci dan lainnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : Pontianak TIMES

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES