Kusniah, Legenda Gandrung Banyuwangi itu Sudah Wafat

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Tidak ada yang pernah menampik peran seorang Kusniah, wanita asal Desa Pengatigan, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur yang lahir tahun 1951 itu sebagai seorang legenda Gandrung Banyuwangi.
Kiprahnya di dunia seni musik dan tari etnik Osing berhasil melestarikan kesenian Banyuwangi hingga seniman yang terlibat dalam pembuatan lagu Tour de Banyuwangi Ijen dengan lengkingan-lengkingan suaranya itu menghembuskan nafas terakhir hari ini di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Rogojampi, sekitar pukul 12.15 WIB.
Advertisement
"Sejak pagi memang mengeluh sakit, pertama dirujuk ke Puskesmas Kabat, tapi kemudian dirujuk ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Rogojampi. Memang sering sesak nafas, dan katanya ada pembengkakan jantung, " kata Adi, tetangga seniman yang tinggal di Dusun Krajan, Desa Kabat, Kecamatan Kabat itu, Senin (4/1/2017).
Adi menceritakan meski kondisinya sakit-sakitan Kusniah bukanlah orang yang suka mengumbar keluhan. Dijalaninya kehidupan sehari-hari dengan selalu tersenyum dan obrolan-obrolan menyenangkan dengan suaranya yang renyah.
Kusniah pernah beberapa kali meluncurkan album lagu berbahasa Osing. Beberapa lagu populer yang pernah dilantunkannya adalah Ancur Lebur (Hancur Lebur), Nyulayani Janji (Ingkar Janji), dan Jaran Ucul (Kuda Lepas).
Keluarga memakamkan jasadnya di pemakaman Lingkungan Wonoasri, Kelurahan Sobo, Banyuwangi.
Kini, hanya melalui media elektronik suaranya yang tinggi melengking pada lagu-lagu berbahasa Osing itu yang bisa dinikmati warga Bumi Blambangan dan masyarakat luas. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |