Derita Hydrocephalus dan Paru-Paru, Rahma Sudah 5 Kali Operasi

TIMESINDONESIA, BATU – Aisyah Nur Rahma masih bisa senyum meski sakit menderanya. Ya, balita berusia 16 bulan ini menderita Hydrocephalus. Putri ketiga dari pasangan Nur Azisatur Roddiyah (26) dan Siswari (31) ini juga menderita tumor kista pada bagian kepala sebelah kanan.
Tak hanya sampai di situ, Rahma juga menderita konjungtivitis dan pnemonia pada paru-paru sebelah kanan.
Advertisement
Keluarga kurang beruntung ini tinggal di Dusun Gerdu RT 02 RW 17, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jatim. Hidup dengan kondisi memprihatinkan. Rumah yang ditinggali juga tak layak huni.
Terbuat dari anyaman bambu, atap tanpa plafon dan beralas tanah. Kondisi kamar tidurnya pun tak jauh beda. Sangat jauh dari kata higienis. Mengingat penyakitnya Rahma lebih banyak waktunya dengan tidur di ranjang. Sudah selayaknya, Rahma mendapatkan kenyamanan di tempat tidurnya.
Beruntung ada yang tergerak untuk memberikan kereta dorong bayi untuk Rahma. Hingga saat kami temui, balita ini tampak nyaman dan berceloteh di keretanya.
Hampir satu tahun perjuangan Rahma menghadapi penyakitnya. Sudah 5 kali operasi dijalani Rahma sejak berumur 4 bulan. Dua kali operasi di bulan Desember 2016 untuk Ventriculoperitoneal (VP) shunt, menempatkan selang yang menghubungkan otak dengan rongga perut.
"Setelah operasi yang pertama terjadi rembesan, jadi harus dioperasi lagi. Operasi yang selanjutnya karena terjadi sumbatan pada selang VP," jelas Roddiyah.
Memang keluarga mereka memanfaatkan BPJS dalam hal ini. Tetapi, lebih banyak biaya yang dikeluarkan untuk biaya dan obat di luar tanggungan BPJS. Belum lagi biaya tranportasi jika harus bolak-balik ke rumah sakit. Jelas saja ini memberatkan orang tua Rahma yang hanya seorang buruh tani. Penghasilan yang tak seberapa dan tak menentu jumlahnya.
Beberapa bentuk kepedulian dari warga sekitar juga telah diterima. Bantuan dana dari pihak desa didapatkan ketika Rahma opname di rumah sakit.
Menurut Turiyanto, pengurus Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Desa Tulungrejo, Rahma telah mendapatkan Kartu Indonesia Sehat sehingga bisa berobat dengan gratis di rumah sakit.
"Saya mengantarkan KIS untuk Rahma dan ini sudah diaktifkan. Semoga dapat meringankan biaya pengobatan. Selain dari PSM, program Desa Siaga Tulungrejo membuka rekening dompet peduli untuk membantu Rahma dan dapat dimanfaatkan untuk warga lain yang membutuhkan," jelasnya.
Saat ini, orang tua Rahma berencana melanjutkan pengobatan. Agenda operasi berikutnya adalah pengangkatan kista di bagian kepala sebelah kanan. Mereka dihadapkan pada dua pilihan, antara RS Dr. Soetomo dan RSCM Jakarta.
"Minggu depan rencananya dokter akan melakukan MRI untuk melihat kondisi kista di kepala sebelah kanan. Semoga ada perkembangan yang baik untuk kesehatan Rahma," ujar Siswari penuh harap. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Khoirul Anwar |
Publisher | : Rizal Dani |