Peristiwa

Transfer Embrio Sapi Belgian Blue di STPP Malang

Sabtu, 13 Januari 2018 - 19:31 | 115.18k
Pelaksanaan kegiatan transfer embrio sapi Belgian Blue di kandang kampus STPP Malang, Jumat (12/1/2018). (FOTO: Humas STPP Malang for TIMES Indonesia)
Pelaksanaan kegiatan transfer embrio sapi Belgian Blue di kandang kampus STPP Malang, Jumat (12/1/2018). (FOTO: Humas STPP Malang for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Transfer embrio (TE) sapi Biru Belgia/Belgian Blue (BB) mulai dilaksanakan di kampus Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Malang.

STPP Malang terpilih sebagai salah satu lokasi pengembangan sapi asal Belgia ini yang digagas Kementerian Pertanian (Kementan). 

Advertisement

Pelaksanaan TE sapi BB berlangsung Jumat (12/1/2018) di kandang kampus STPP Malang. TE dilakukan terhadap 2 (dua) ekor sapi resipien yang telah disiapkan sejak November 2017 lalu.

Embrio-Sapi-2.jpg

"Berdasarkan hasil pemeriksaan Kamis (11/1/2018) kemarin, ada 4 ekor yang bisa jadi resipien, akan tetapi hari ini hanya bisa 2 ekor sapi yang diaplikasi transfer embrio, karena sangat tergantung pada kondisi tubuh dan kondisi reproduksi calon resipien," papar Sikin, tim teknis dari Balai embrio Ternak (BET) Cipelang  Bogor.

Sebelumnya, tim BET Cipelang, selaku koordinator teknis program ini, telah menyeleksi sejumlah sapi di kandang STPP Malang. Hasilnya, diperoleh 15 ekor sapi yang layak sebagai calon penerima TE (resipien).

BACA JUGA: STPP Malang Jadi Lokasi Pengembangan Sapi Belgian Blue

Setelah aplikasi TE, kata Sikin, sapi resipien masih perlu diperhatikan secara intensif. Alasannya, waktu kritis untuk embrio aman berkembang di dalam rahim induknya hingga usia 4 bulan. 

Setelah itu dilakukan perawatan rutin, dengan memperhatikan nutrisi pakan serta kesehatan umum resipien. 

“Kondisi sapi resipien relatif aman karena sapi di STPP Malang menggunakan sistem ikat, sehingga mengurangi resiko benturan sapi," ujarnya.

Embrio-Sapi-3.jpg

Dia menambahkan, BET Cipelang akan segera mengadakan pelatihan kepada petugas kandang, dalam hal penanganan kelahiran hingga pemeliharaan. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas petugas yang merawat sapi BB.

"Karena besar kemungkinan proses kelahiran sapi Belgian Blue melalui bedah caesar mengingat berat pedet yang dapat mencapai lebih dari 55 kilogram," urainya.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan telah memulai pilot pengembangan sapi BB pada beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang ada di Indonesia. STPP Malang terpilih sebagai salah satu lokasinya.

Bagi STPP Malang, kerja sama yang dibangun, khususnya dengan BET Cipelang, diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran bagi mahasiswa. Selain juga mendukung setiap program Kementan dalam peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES