Peristiwa

Mengenal Sosok Prof Dr Habib Abdullah Bilfaqih

Jumat, 09 Maret 2018 - 21:18 | 2.86m
ILUSTRASI: Habib Abdullah Bilfaqih (GRAFIS: TIMES Indonesia)
ILUSTRASI: Habib Abdullah Bilfaqih (GRAFIS: TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Haul Akbar Ustadzil Imam Al-Hafidz Al-Musnid Al-Qutub Prof Dr Al-Habib Abdullah R.A, akan digelar di Kota Malang, 10-11 Maret 2018. Ribuan jemaah dari berbagai daerah, sudah mulai berdatangan ke Kota Malang sejak Jumat (9/3/2018).

Di pemakaman Habib Abdul Qodir Bilfaqih dan Habib Abdullah bin Abdul Qodir Bilfaqih, di Kasin, Kota Malang sudah dipenuhi para jemaah dan para santrinya dari berbagai daerah di Indonesia.

Advertisement

Haul tahun ini (2018), seperti biasa akan digelar di depan Ponpes Darul Hadits Al Faqihiyyah Alussunnah Wal Jamaah, di Jalan Aris Munandar, Kota Malang.

BACA JUGA: Mengenal Lebih Dekat Sosok Habib Abdul Qodir Bilfaqih

Hari pertama, Sabtu (10/3/2018), akan digelar ziarah bersama ke makam Habib Abdul Qodir Bilfaqih dan Habib Abdullah bin Abdul Qodir Bilfaqih, dilanjut dengan Khotmil Quran dan Pembacaan Mutiara-Mutiara Al Imamain di depan Pondok setempat.

Di hari kedua, Minggu (11/3/2018), pembacaan Maulid Nabi dan dilanjut dengan ceramah agama oleh tiga penceramah, yakni, Habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf dari Pasuruan, Habib Hadi Bin Alwy Alkaf dari Malang, KH Muhyiddin Abdul Qodir dari Sumedang dan Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto.

Setiap tahunnya, saat Haul ‘Imamain’ puluhan ribu jemaah dri berbagai daerah, bahkan ada dari Malaysia dan Singapura, memadati lokasi Haul. Lalu seperti apa sosok Ustadzil Imam Al-Hafidz Al-Musnid Al-Qutub Prof Dr Al-Habib Abdullah R.A?

Biografi singkat Ustadzil Imam Al-Hafidz Al-Musnid Al-Qutub Prof Dr Al-Habib Abdullah R.A,  pada 12 Robiul Awwal 1355 H mahaguru Al-Ustadzul Imam Al-Habr Al-Qutub Al-Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih Al-Alawy R.A dikaruniai oleh Allah SWT seorang putra yang diberi nama “As-Sayyid Abdullah”.

Lama sudah Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih mendambakan seorang putra, dengan harapan kelak dapat meneruskan perjuangannya. Tepat pada 12 Rabiul Awwal 1355 H, Allah SWT mengabulkan dambaan Al-Imam Al-Habr R.A (Habib Abdul Qodir bin Akhmad Bilfaqih) yaitu lahirlah seorang putra, putra tersebut diberi nama As-Sayyyid Abdullah.

Sebelum As-Sayyid Abdullah lahir, Al-Ustadzul Imam Al-Hafidz R.A dengan Al-Habibul Imam Al-Qutub Ja’far bin Syaikhon R.A menunaikan ibadah haji dan berziarah ke Maqbaroh Syarif Baginda Rasulullah SAW.

Dihadapan Maqbaroh Baginda Nabi, beliau berdoa memanjatkan doa kepada Allah SWT agar dikaruniai putra yang kelak menjadi Ulama Besar dan Arifbillah  serta dijadikan oleh Allah SWT sebagai Ahli Hadits yang dapat memperjuangkan agama dan memperluas sunnnah-sunnah Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Doanya dikabulkan oleh Allah.

Putra yang diharap dan didamba oleh Al-Ustadzul Imam Al-Habr R.A ternyata tidak sia-sia. Hal ini merupakan anugerah dari Allah SWT yang tiada nilai harganya.

Sang Putra As-Sayyid Abdullah pada uisa tujuh tahun sudah berhasil menghafalkan Al-Quranul Karim. Hal ini bukan terjadi secara kebetulan tanpa usaha. Melainkan adanya usaha yang seimbang antara Sang Ayah dan Sang Putra.

Sang Ayah yakni Al-Ustadzul Imam Al-Habr R.A yang sekaligus sebagai mahaguru tunggal dari sang putra mengerahkan segala daya upaya untuk membimbing dan mendidik sang putra.

Sementara sang putra mengimbangi dengan semangat belajar yang tinggi, ulet, tekun, dan rajin. Maka impaslah antara upaya sang ayah dengan usaha dan kemauan sang putra.

Kenyataan diatas kiranya selaras dengan sabda Baginda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Abdil Bar R.A dalam kitabnya “Bayanul Ilmi Wa Fadlih”. yang berbunyi: “Sesungguhnya Ilmu itu dapat diraih dengan cara belajar”.

Hadits diatas benar-benar dihayati dan diterapkan oleh As-Sayyid  Abdullah (yang terkenal dengan sebutan maha guru samahatil Ustadzil Imam Al-Hafidz Al-Musnid Al-Qutub Prof Dr Al-Habib Abdullah R.A).

Bimbingan dan tuntunan sang ayah menjadi perhatian utama dari sang putra. Dan memang seyogyanya demikianlah apabila seorang murid ingin mendapatkan ilmu yang bermanfaat harus menanamkan rasa ta’dzim yang dalam terhadap gurunya.

Dengan semangat belajar yang menggelora dan bimbingan sang ayah, sang putra dikemudian hari mampu menguasai 40 bidang Ilmu Agama yang tentu saja hal ini merupakan warisan yang berharga dari sang ayah.

Hal ini bukanlah sesuatu yang sulit dan mustahil apabila telah dikehendaki-nya. Seperti firman Allah SWT: Itulah karunia Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendakinya”.

Masa Pendidikan Prof Dr Habib Abdullah Bilfaqih

Al-Hafidz Al-Musnid Al-Qutub Prof Dr Al-Habib Abdullah R.A, secara penuh menimba ilmu dari ayahandanya, disamping mahaguru-mahaguru lainnya.

Mengawali pendidikannya di Madrasah Ibtidaiyah Ath-Taroqy hingga Madrasah Tsanawiyah dilanjutkan masuk Madrasah Aliyah.

Pada waktu itu madrasah-madrasah tersebut dibawah asuhan ayahandanya sendiri. Setelah selesai belajar dimadrasah tersebut beliau R.A terus menggali dan menimba Ilmu di Pondok Pesantren Darul Hadits al-Faqihiyyah Li Ahlis Sunnah Wal Jamaah, di Kota Malang yang juga dibawah asuhan ayahanda Al-Hafidz Al-Musnid Al-Qutub Prof Dr Al-Habib Abdullah R.A.

Sejak kecil hingga dewasa, semangat belajar tidak pernah pudar. Al-Hafidz Al-Musnid Al-Qutub Prof Dr Al-Habib Abdullah R.A, benar-benar sebagai figur penuntut ilmu yang tak mengenal lelah dan penuh dedikasi.

Dikisahkan oleh keluarga Al-Hafidz Al-Musnid Al-Qutub Prof Dr Al-Habib Abdullah R.A dan para santri ayahandanya, bahwa dimasa mudanya Al-Hafidz Al-Musnid Al-Qutub Prof Dr Al-Habib Abdullah R.A, sering menderita sakit sampai mengeluarkan darah karena tekunnya duduk menelaah kitab-kitab yang ia pelajari.

Kala ayahanda Al-Hafidz Al-Musnid Al-Qutub Prof Dr Al-Habib Abdullah R.A melaksanakan ibadah haji dan berziarah ke Maqbarah Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, terus memanjatkan doa kepada Allah SWT agar dikaruniai putra yang kelak menjadi Ulama Besar dan Arifbillah serta dijadikan oleh Allah SWT sebagai Ahli Hadits yang dapat meneruskan pendahulu-pendahulunya. Titik terang dari hasil dari doa itu telah tampak pada diri Al-Hafidz Al-Musnid Al-Qutub Prof Dr Al-Habib Abdullah R.A.

Kegigihan dalam Memperdalam Ilmu Hadist

SEPERTI dijelaskan dibagian muka bahwa Al-Hafidz Al-Musnid Al-Qutub Prof Dr Al-Habib Abdullah R.A adalah sosok yang semangat belajarnya dan tidak mengenal lelah.

Didukung pula bimbingan dan tuntunan dari ayahandanya yang sekaligus sebagai mahagurunya, maka tidak mengherankan pada usia yang masih sangat muda Al-Hafidz Al-Musnid Al-Qutub Prof Dr Al-Habib Abdullah R.A, telah menghafal dengan baik dua kitab hadits shahih.

Dua dua kitab hadits shahih itu adalah Shohihul Bukhori dan Shohih Muslim lengkap dengan isnad dan silsilahnya. Demikian juga dengan kitab “Ummatus Sitt”seperti “Sunnah Abu Daud”“Sunan Thurmudzy”, dan lainnya. Selain itu juga kitab-kitab hadits yang lain seperti Musnad Imam Syafi’iMusnad Imam Ahmad Bin HambalMuwatto’ Imam MalikAn-Nawadirul Ushul Karangan Imam Al-Hakim At-TirmidzyAl-Ma’ajim Ats-Tsalats Karangan Imam Abu Qosim Ath-ThobronyAl-Mu’jam Karangan Imam Al-BaghowyAt-Tarikh Karangan Imam Ibnu Asakir, Al-Afrod karangan Imam Ad-Daruquthniy dan kitab-kitab hadist lainnya.

Dalam melengkapi pemahaman tentang hadits, Al-Hafidz Al-Musnid Al-Qutub Prof Dr Al-Habib Abdullah R.A memperdalam ilmu “Mustholahul Hadist” yaitu ilmu yang mempelajari ihwal-ihwal hadits. Yaitu ilmu yang mempelajari ihwal-ihwal hadits berikut perawinya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan muslim sejati adalah muslimyang mencintai ilmu. Ia selalu merasa haus dan terus haus akan ilmu, itu semua semata-mata demi mengggapai ridlo Allah SWT dan Rasulnya Sayyiduna Muhammad SAW.

Sehingga selalu berusaha belajar dan memperdalam ilmu-ilmu agama dalam mengisi hidupnya. Sebagaimana pernah dikatakan oleh Al-Ustadzul Imam Al-Hafidz R.A. “Tidaklah seorang dikatakan hidup, apabila ia tidak berilmu”.

Tentunya kata-kata diatas bagi Al-Hafidz Al-Musnid Al-Qutub Prof Dr Al-Habib Abdullah R.A bukan sekedar sebagai kata-kata mutiara belaka, namun apa yang Al-Hafidz Al-Musnid Al-Qutub Prof Dr Al-Habib Abdullah R.A katakan itu betul-betul diikuti oleh bukti nyata dan merupakan cermin dari kehidupan R.A. segala sepak terjang dan aktivitas kehidupan beliau R.A selalu dilandasi oleh ilmu.

Al-Hafidz Al-Musnid Al-Qutub Prof Dr Al-Habib Abdullah R.A telah menerima hadits-hadits Musalsal bin Awwaliyah. Yaitu hadits-hadits yang diriwayatkan langsung oleh ayahandanya yang sekaligus sebagai mahagurunya, juga guru-gurunya yang lain seperti As-Syekh Al-Muhaddist Abdul Hayy Al-Kattany R.A yang riwayatnya terus bersambung dengan Baginda  Nabi Besar Muhammad SAW.

Merupakan karunia Allah Yang Maha Agung kepada hambanya, yakni Al-Hafidz Al-Musnid Al-Qutub Prof Dr Al-Habib Abdullah R.A, telah dapat menghafal dengan baik 7 juta lebih hadits dari hadits-hadits Baginda Nabi Muhamamd SAW. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES