Ogoh-ogoh Minak Jinggo, Gambarkan Sejarah Probolinggo

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Nama daerah Probolinggo, Jatim, tak lepas dari sejarah tokoh Minak Jinggo, dan Kali Banger. Nah, sejarah tersebut kemudian digambarkan melalui karya ogoh-ogoh dalam kegiatan Pawai Budaya dalam rangka Hari Jadi Kota Probolinggo atau Hadipro ke-663, Sabtu (3/9/2022) sore
Ogoh-ogoh Minak Jinggo berdiri gagah yang dipikul oleh 70-an orang warga Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan. Ogoh-ogoh itupun tak kalah keren dengan karya serupa yang ada di Bali.
Advertisement
Ogoh-ogoh Minak Jinggo ini menggambarkan sejarah kawasan aliran sungai atau Kali Banger, atau yang saat ini dikenal sebagai Kota Probolinggo.
Ogoh-ogoh Minak Jinggo karya Kelurahan Mangunharjo, Kota Probolinggo digotong oleh 70-an orang. (FOTO: Sri Hartini/TIMES Indonesia)
Kali Banger sendiri berada di tengah Kota Probolinggo, dan bermuara di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan. Atau, sebelah timur Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan.
Dalam tampilannya, ogoh-ogoh Minak Jinggo ini dikolaborasikan dengan tampilan Barongsai dan Liang Liong khas etnis Tionghoa. Di Kota Probolinggo, warga Tionghoa kebanyakan tinggal di pinggiran Kali Banger.
Wijanarko, Sekretaris Kelurahan Mangunharjo mengatakan, ogoh-ogoh Minak Jinggo ini menggambarkan peradaban Banger. Dimana, waktu itu, Minak Jinggo bertarung dengan Damarwulan.
Dan, darah yang mengalir dari tubuh Minak Jinggo mengalir di Kali Banger sehingga mengeluarkan bau busuk. "Dalam bahasa Jawa, kata busuk disebut banger, " cerita Wijanarko.
Untuk mempersiapkan tampilan ogoh-ogoh Minak Jinggo dan Barongsai ini, lanjutnya, dimulai sejak Juli 2022. Tepatnya sejak acara belah jimat bersih desa di Kelurahan Mangunharjo.
Dalam pawai budaya Hadipro ke-663, Kelurahan Mangunharjo sendiri mengeluarkan lima kesenian. Di antaranya, Klabang Songo, Jabung Sagere, Barongsai dan Liang Liong, tarian Samiang serta tari Roro Jonggrang, dengan jumlah personel 150 orang. "Kami tampil all out," ujarnya.
Wijanarko berharap, kegiatan pawai budaya ini bisa dilaksanakan kembali tahun depan. Karena menurutnya, masyarakat benar-benar menunggu momen ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Muhammad Iqbal |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |