Politik

Peluang dan Tantangan PDI Perjuangan Cetak Hattrick Kemenangan di Pemilu 2024

Sabtu, 03 Agustus 2019 - 20:57 | 49.56k
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi (kiri) mengatakan PDI Perjuangan berpeluang besar menjadi pemenang pemilu tiga kali berturut-turut. (Foto: PDIP For TIMES Indonesia)
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi (kiri) mengatakan PDI Perjuangan berpeluang besar menjadi pemenang pemilu tiga kali berturut-turut. (Foto: PDIP For TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dalam rangkaian pelaksanaan Kongres V yang akan digelar di Bali pada 8-10 Agustus, PDI Perjuangan mulai menjaring masukan untuk dibahas di kongres menyangkut strategi menghadapi Pemilu 2024.

PDI Perjuangan sudah mencetak sejarah di pemilu 2019. Partai berlambang banteng itu menjadi partai pertama yang dua kali menang pemilu berturut-turut pasca reformasi. Namun bisa kah PDI Perjuangan mencetak hattrick kemenangan pada 2024 mendatang?.

Advertisement

Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, terlebih dahulu menjelaskan bagaimana cara partainya memenangkan pemiilu 2014-2019. Intinya, yang pertama dan utama adalah kesetiaan partai itu memegang ideologi Pancasila yang disusun oleh para pendiri bangsa khususnya Soekarno.

Ideologi itu lalu dijalankan dengan kehadiran Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum sekaligus perekat soliditas dan persaudaraan diantara kader serta masyarakat.

"Kami selalu meyakini ajaran Bung Karno selalu hidup di hati rakyat. Di masa sulit, Bu Megawati juga mampu hadir menjadi corong suara rakyat yang tak bisa menyuarakan hak politiknya," kata Hasto, dalam diskusi di kantor pusat partai itu di Jakarta, Sabtu (3/8/2019).

Inti kedua adalah pelaksanaan organisasi dan advokasi partai yang dibasiskan pada suara dari Akar Rumput. Para pengurus daerah yang akan mengikuti kongres di Bali nanti, misalnya, bertugas menyerap aspirasi dari pengurus dan rakyat di bawah.

Berikutnya, adalah kaderisasi yang baik, yang menghasilkan sosok calon pemimpin yang bisa diandalkan. Pihaknya membangun sekolah partai secara masif. Kemudian membangun 110 kantor partai sebagai aset langsung PDI Perjuangan. 

Menurut Hasto, hal ini merupakan manajerial PDI Perjuangan dalam mengelola dan mengembangkan partai secara kolektif. "Jadi ada penataan manajemen yang bagus. Aspirasi berasal dan dijaring dari bawah. Semua proses dari bawah. Demikian juga terkait jabatan," ucap Hasto.

"Inti besarnya, semua bisa dilakukan karena PDI Perjuangan bergerak atas dasar ideologi, kekuatan gotong royong, dan kepemimpinan yang membangun kepartaian yang dianggap lebih penting dibanding popularitas individu," tegas Hasto.

Nah, untuk 2024, Hasto menyatakan pihaknya akan mempersiapkan dengan sebaik-baiknya dengan berbasis pada kekuatan yang sudah ada itu. "Jawaban apakah menang lagi atau tidak di pemilu 2024, kita tunggu hasil kongres nanti," tuturnya.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan PDI Perjuangan memiliki peluang besar untuk menjadi pemenang pemilu tiga kali berturut-turut. Namun ada syaratnya.

Menurut dia, PDI Perjuangan harus terus melanjutkan dua upaya yang sudah dilakukan sejak kalah di pemilu 2004 lalu. Pertama, adalah meneruskan tren mencetak kepala daerah yang populer di masyarakat. Baginya, kehadiran sosok seperti Jokowi menjadi kunci. 

Burhanuddin menyontohkan Partai Demokrat (PD) yang terus nyungsep suaranya karena gagal menemukan pengganti sosok SBY untuk dijual. "PDI Perjuangan terus mencetak kader unggul di Pilkada," kata Burhanuddin.

Kedua, PDI Perjuangan harus terus melanjutkan upaya untuk merebut hati masyarakat muslim yang merupakan pemilih mayoritas di Indonesia. Baginya, PDI Perjuangan sudah melakukannya sudah baik ketika mencitrakan diri sebagai partai yang mendukung islam toleran. 

Bahkan, kata Burhanuddin, pemilih muslim di garis NU yang biasanya memilih PKB dan PPP, cenderung memilih PDIP di Pemilu 2019. "Termasuk pemilih Muhammadiyah tertarik untuk memilih PDIP dibanding PAN," jelas Burhanuddin

Dia memandang, dua hal itu yang menjadi syarat utama bila PDI Perjuangan ingin mencetak hattrick kemenangan di pemilu 2019. Namun titik tekannya adalah mencari figur pengganti sosok seperti Jokowi.

Kendati demikian, Burhanuddin mengakui ada juga sejumlah tantangan yang bisa menghambat kemenangan PDI Perjuangan di 2024. Salah satunya, faktor Presiden Jokowi yang sudah tak bisa maju lagi di pilpres 2024. 

Padahal, kemenangan PDI Perjuangan di pileg 2019 diyakini karena efek ekor jas dari Jokowi yang merupakan kader partai berlambang banteng itu. "Sebagian yang memilih PDI-P karena ketokohan Jokowi," jelas Burhanuddin. 

Masih di acara sama, Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira, menilai soal ketokohan itu bukan sebuah hal absolut. Sebab dalam Pemilu 2019, ada wilayah dimana mengidentikkan caleg atau partai pendukung dengan Jokowi justru menuai penolakan. 

"Ketika di suatu wilayah itu tak suka si capres, maka si caleg takkan mau kampanyekan si capres. Ini menimbulkan pertanyaan, apakah benar figur capres itu akan paling menentukan?" tandas Andreas, berbicara peluang PDI Perjuangan bisa cetak hattrick kemenangan di Pemilu 2024.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES