Suara Ganjar Pranowo Tak Terkejar, Peneliti SSC: Terlalu Digdaya di Surabaya

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Suara Ganjar Pranowo kian melesat. Bahkan gabungan suara Prabowo dan Anies Baswedan tak akan mampu mengalahkan suara Ganjar Pranowo di Kota Surabaya dalam kontestasi Pilpres 2024 mendatang.
Demikian hasil kesimpulan riset terbaru Surabaya Survey Center (SSC) bertajuk Palagan Surabaya 2024.
Advertisement
Tim SSC, Wildan Krisnanto dalam paparan menyebutkan elektabilitas Ganjar menyentuh angka 56,3 persen.
Elektabilitas Ganjar Pranowo tercatat terus menunjukkan tren menanjak memuncaki bakal calon presiden favorit pilihan warga kota ini.
Peneliti Senior SSC, Ikhsan Rosidi mengatakan, berdasarkan dari hasil riset yang telah mereka lakukan sebelumnya Ganjar memang terlalu digdaya.
"Untuk Surabaya, Ganjar terlalu digdaya, tren positif peningkatan angka elektabilitasnya sulit dikejar oleh calon-calon yang lain, baik itu Prabowo Subianto maupun Anies Baswedan," kata Ikhsan saat paparan, Kamis (13/7/2023).
Angka elektabilitas ini bukanlah angka yang kecil bahkan sangat tinggi dibandingkan dua calon potensial lainnya.
"Karena Surabaya kandang banteng maka bisa kita maklumi nama Ganjar begitu tinggi elektabilitasnya. Tidak menutup kemungkinan juga ini bagian dari kerja mesin partai," ungkap Iksan menambahkan.
Pencapaian signifikan Ganjar ini tidak terlepas dari kerja politik panjang yang dilakukan Ganjar selama ini, baik sebagai Gubernur Jateng maupun sebagai tokoh terkemuka di partai politik terbesar di Indonesia.
Grafik hasil survei elektabilitas Capres versi SSC, Kamis (13/7/2023).
Sebagai Gubernur, Ganjar dinilai berhasil mengelola dan memimpin Jateng ditandai dengan berbagai penghargaan yang diterimanya sebagai kepala daerah. Sedangkan sebagai tokoh politik Ganjar juga sukses membangun citra diri positif sehingga mampu menghasilkan elektabilitas tinggi di Kota Surabaya sebagai basis partai yang membesarkannya.
"Kekuatan elektabilitas Ganjar di Surabaya ini juga sangat sulit terkejar dua kompetitornya, bahkan perolehan elektabilitas Prabowo dan Anies bila digabungkan pun masih belum bisa menyusul perolehan Ganjar," imbuhnya.
Elektabilitas Ganjar ini kemudian baru disusul oleh Prabowo dengan perolehan 22,1 persen serta Anies Baswedan memeroleh 7,9 persen.
“Sementara, nama-nama lain yang muncul masih di bawah 5 persen, Erick Thohir dengan 3,9 persen, Ridwan Kamil dengan 2,3 persen, Agus Harimurti Yudhoyono dengan 2,1 persen, diikuti Mahfud MD 1,5 persen. Sementara Khofifah I.P., Airlangga Hartarto, dan Sandiaga Uno ketiganya 0,8 persen," imbuhnya.
Iksan menyebutkan, nama Erick Thohir tersebut di atas juga merupakan fenomena menarik dan melesat.
"Ini adalah temuan menarik bahkan mengalahkan cawapres favorit di Jatim yaitu Pak Mahfud MD. Tentu ini tidak terlepas dari intensitas kegiatan Erick Thohir terutama pada akhir-akhir ini adalah kiprah beliau di PSSI," tandas Iksan.
Sebagai informasi, SSC adalah salah satu lembaga survei yang bernaung dibawah Asosiasi Survei Opini Publik Indonesia (ASOPI) dan aktif dalam berbagai kegiatan riset opini publik sejak 16 tahun lalu, tepatnya sejak 7 Juli 2007.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC ini dilaksanakan dari tanggal 20 - 30 Juni 2023 di 31 Kecamatan Kota Surabaya. Sebanyak 1.200 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid.
Suara Ganjar Pranowo kian melesat. Bahkan gabungan suara Prabowo dan Anies Baswedan tak akan mampu mengalahkan suara Ganjar Pranowo di Kota Surabaya dalam kontestasi Pilpres 2024 mendatang. Demikian hasil kesimpulan riset terbaru Surabaya Survey Center (SSC) bertajuk Palagan Surabaya 2024.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.