
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur, Dr. H. Emil Elestianto Dardak, B.Bus., M.Sc, atau Emil Dardak, membakar semangat kader dan Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) DPC Partai Demokrat Banyuwangi, Sabtu (15/7/2023).
Dalam orasi politik, pria yang juga menjabat Wakil Gubernur Jawa Timur, ini membeberkan kiprah positif partai Demokrat kepada bangsa Indonesia. Mulai dari pencapaian 2 periode kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), beserta kebijakan pro rakyat yang masih diterapkan sampai saat ini. Hingga keputusan partai yang mendukung penambahan masa jabatan kepala desa, menjadi 9 tahun.
Advertisement
"Sesuai pidato politik Ketua Umum Partai Demokrat, Mas AHY (Agus Harimurti Yudhoyono), Partai Demokrat komitmen untuk perubahan," katanya.
Partai Demokrat, lanjut Emil, menawarkan 14 Agenda Perubahan dan Perbaikan, jika dipercaya rakyat pada Pemilu 2024. Diantaranya mendorong peningkatan kuota pupuk subsidi untuk petani, sehingga meminimalisir kelangkaan. Termasuk akan hadir untuk memecahkan permasalahan guru honorer.
Menurut Emil, selama ini Partai Demokrat memiliki peranan penting dalam kemajuan dan pembangunan bangsa Indonesia. Begitu pula dalam pembangunan di Provinsi Jawa Timur.
Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur, Emil foto bersama dengan kader dan Bacaleg DPC Partai Demokrat Banyuwangi. (Foto: Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)
Paparan dalam agenda Konsolidasi Pemenangan Pemilu 2024, di Pondok Pusat Halaqoh Kebangsaan (PUSHAKA) Dewan Pertimbangan dan Kehormatan Partai Demokrat Banyuwangi, Desa Bubuk, Kecamatan Rogojampi, Emil memberi arahan agar para Bacaleg memiliki skala prioritas gerakan.
"Waktunya kerja tetap bekerja, namun saat Partai Demokrat memanggil harus hadir. Harus menjadi prioritas demi kemenangan," tandasnya.
Ketua Dewan Pertimbangan DPC Partai Demokrat, KH Masykur Ali dalam sambutanya menyampaikan bahwa Partai Demokrat adalah partai yang istimewa. Meski bukan partai berlabel ormas keagamaan, namun mendapat dukungan penuh dari ribuan Kiai yang tergabung dalam Forum Komunikasi Kiai Langgar (FOKKAL).
Guna mendorong pemenangan, pengasuh Ponpes Ibnu Sina, Dusun Jalen, Desa Setail, Kecamatan Genteng, ini juga menawarkan 2 strategi menjemput kemenangan para Bacaleg.
"Pertama, gerakan mengetuk pintu langit. Harus berdoa dengan lebih khusu', lebih baik lagi jika mau bershodaqoh dan menyantuni anak yatim," paparnya.
Strategi kedua adalah gerakan mengetuk hati konstituen atau pemilih. Untuk stretegi ini, cara dikembalikan kepada masing-masing Bacaleg. Yang utama, harus mengedepankan arahan Ketua Umum Partai Demokrat, yakni berkoalisasi dengan rakyat.
"Namun analisa saya, beberapa Dapil, Partai Demokrat Banyuwangi, bisa mendapatkan minimal 2 kursi," cetusnya.
Sementara itu, Ketua DPC Partai Demokrat Banyuwangi, Michael Edy Hariyanto, mengucapkan terima kasih kepada Emil Dardak atas motivasi yang diberikan kepada kades dan Bacaleg. Dia juga mengaku sangat mengapresiasi semangat dan kekompakan seluruh elemen Partai Demokrat.
"Saya optimis, Partai Demokrat Banyuwangi, akan berhasil mewujudkan target 14 kursi dewan pada Pileg 2024," ujarnya.
Kepada pengurus PAC dan Ranting, pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Banyuwangi, meminta untuk terus memelototi wilayah masing-masing. Karena penguasaan wilayah sangat diperlukan untuk membantu peningkatan perolehan suara.
"Pimilu 2024 adalah momentum yang sangat baik untuk Partai Demokrat. Mari kita berjuang bersama untuk kemenangan Partai Demokrat," tandas Michael.
Konsolidasi Pemenangan Pemilu 2024 DPC Partai Demokrat Banyuwangi, ini dihadiri ratusan kader, simpatisan, anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD Banyuwangi dan para Bacaleg se kabupaten. Sesi demi sesi yang digeber, terlihat semua cukup bersemangat. Kondisi tersebut merupakan indikasi positif untuk kemajuan partai Demkorat di Bumi Blambangan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.