Politik

Pilih Muhaimin Iskandar, Relawan Anies Lega, Dhimam Abror: Kerja Kami Lebih Ringan

Sabtu, 02 September 2023 - 14:28 | 49.78k
Ketua DPW Jaringan Relawan Nasional Anies Baswedan (Jarnas ABW) Provisi Jawa Timur Dhimam Abror saat deklarasi Anies-Muhaimin di Hotel Majapahit Surabaya, Sabtu (2/9/2023).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Ketua DPW Jaringan Relawan Nasional Anies Baswedan (Jarnas ABW) Provisi Jawa Timur Dhimam Abror saat deklarasi Anies-Muhaimin di Hotel Majapahit Surabaya, Sabtu (2/9/2023).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Ketua DPW Jaringan Relawan Nasional Anies Baswedan (Jarnas ABW) Provisi Jawa Timur Dhimam Abror mengatakan bahwa keputusan final Partai NasDem memilih Muhaimin Iskandar bukan datang secara tiba-tiba.

Nama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sudah masuk radar NasDem sejak lama. Bertengger di antara jajaran empat nama potensial lainnya. 

Advertisement

Seperti Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Yenny Wahid dan Menkopolhukam Mahfud MD.

Namun Khofifah disebut sudah menolak pinangan NasDem karena berbagai pertimbangan. Begitu pula dengan Yenny Wahid.

"Sebenarnya sejak 10 Agustus itu sudah mengerucut ke Cak Imin (Muhaimin Iskandar)," terang Dhimam saat menghadiri deklarasi Anies-Muhaimin di Hotel Majapahit Surabaya, Sabtu (2/9/2023).

Bahkan, sebutnya, sebelum Anies Baswedan berangkat menunaikan ibadah haji telah merencanakan pertemuan dengan Muhaimin.

"Ini kan yang mempromotori Gus Hasyim, kakaknya Gus Baha'. Nah, sebelum Pak Anies berangkat haji waktu ke Surabaya itu Pak Anies sebenarnya sudah janjian ketemu sama Cak Imin. Tapi Cak Imin masih ada beberapa pertimbangan," katanya.

10 Agustus 2023. Saat Halaqah 200 ulama di Pondok Pesantren Sidoresmo Surabaya. Kata Dhimam, nama pendamping Anies telah mengerucut pada Muhaimin. 

"Jadi kalau kemarin disebut ujug-ujug (tiba-tiba) itu endak karena sudah mengerucut," ucapnya.

Ditanya sejumlah pihak yang merasa tidak puas atas keputusan itu, Dhimam tak memungkiri.

"Toh saya kira ya siapapun yang dipilih oleh Pak Anies tidak mungkin menyenangkan semua orang. Namanya juga politik, pilihan politik pasti ada risikonya," ucap Dhimam.

Selama ini dibandingkan tiga kontestan lainnya, Anies dinilai paling bawah dalam hasil survei elektabilitas dan popularitas, sehingga Anies memang fokus mengeruk suara di Jatim sebagai wilayah kunci.

"Kunci battle ground nya 2024 ini kan Jatim. Siapa menenangkan Jatim dia akan memenangkan nasional," tandasnya.

Maka dari itu, jalan satu-satunya adalah mencari tokoh Jatim sebagai pendamping. Muhaimin dipandang lebih memiliki akar dan jaringan di Jatim sehingga menjadi pertimbangan Anies. Selain masukan dari kiai dan ulama.

"Jadi pilihannya itu, kemudian sekarang pilihannya ya Cak Imin. Kalau ada yang nggak puas, namanya politik mana bisa semua puas. Pasti ada trade off nya lah. Ada harga yang harus dibayar," ucap Dhimam.

Dengan menggandeng Muhaimin, Dhimam mengaku kerja mereka sebagai relawan akan lebih ringan. Karena PKB memiliki mayoritas suara. Tinggal memperkuat saja. Dari Matraman, Madura dan Tapal Kuda. Dhimam bersama relawan terus bergerak untuk pengukuhan Badan Koordinasi Saksi (Bakorsi).

Sementara terkait respons keras Demokrat terkait cawapres Muahimin Iskandar, Dhimam mengatakan bisa memahami posisi tersebut. Sebagai Relawan Anies di Jatim ia sangat mengharapkan Demokrat tetap berada dalam barisan. "Bahwa ada kekecewaan karena shock, saya kira itu hal yang bisa dipahami. Tetapi kita tetap berharap Demokrat bisa satu baris," ungkapnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES