Politik

Jadi Rebutan Kandidat, Jawa Timur Jadi Battle Ground Paling Sengit 

Kamis, 26 Oktober 2023 - 18:23 | 26.14k
Propinsi Jawa Timur. (FOTO: ist)
Propinsi Jawa Timur. (FOTO: ist)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pengamat politik Citra Institute Yusak Farchan mengungkapkan jika saat ini sudah memasuki tahapan ke-6 dari 11 tahapan Pemilu  2024 sebagaimana diatur UU Pemilu. Lima tahapan tersisa adalah kampanye, masa tenang, pemungutan, penghitungan suara, penetapan hasil pemilu dan yang terakhir pengucapan sumpah atau janji Presiden-Wapres terpilih DPR/DPD dan DPRD.

Dari 11 tahapan Pemilu 2024, ada dua tahapan yang disebutkan dia menarik untuk dibahas dan memang mendapatkan perhatian publik. Kedua tahapan itu adalah tahap kandidasi atau pencalonan dan kedua tahapan kampanye. 

Advertisement

"Di tahapan kandidasi yang sangat panjang, terutama dipileg, kita disuguhi banyak sekali dansa-dansa politik bahkan drama-drama poitik," terang Yusak dalam diskusi 'Peran DPR Kawal Tahapan Pemilu Usai Pendaftaran Capres' di Media Center DPR RI, Kamis 26 Oktober 2023. 

Menurutnya, drama politik pada tahap kandidasi ada koalisi atau bergabungnya PKB dengan dengan NasDem dan PKS. Kejadian politik yang nyaris tak pernah terbayangkan publik, bagaimana mungkin PKB bisa berjalan bersama PKS. Bergabungnya PKB dengan PKS ini menipiskan batas-batas ideologis yang sebetulnya tidak pernah dibayangkan.

"Sekalipun dalam politik semua kemungkinan itu terbuka lebar. Kenapa kemudian NasDem agresif berburu calon wapres yang berada di lingkaran Islam Tradisional atau NU, saya kira memang ada pertimbangannya," jelas Yusak. 

Salah satu pertimbangannya, kata dia, keberadaan Ketum PKB Muhaimin Iskandar diharapkan dapat menambah insentif electoral. Dalam hal ini, Jawa Timur tetap akan menjadi battle ground paling sengit, di samping dua propinsi lainnya yaitu Jawa Barat dan Jawa Tengah. 

Drama politik yang menarik lainnya adalah munculnya Gibran Rakabuming Raka menjadi bakal calon wakil presiden bersama bakal calon presiden Prabowo Subianto. Peristiwa kedua ini bahkan sangat mencekam, terlebih keputusannya diambil diujung waktu jelang penutupan pendaftaran capres-cawapres. 

"Saya kira ini bukan semata-mata pertimbangan efek elektoral, tapi yang paling penting bagi Gerindra dan Pak Prabowo adalah bagaimana mendapatkan akses sumber daya politik dan ekonomi yang melimpah dari Presiden Jokowi," jelas Yusak. 

Berlaku demikian karena pemilu 2024 dilaksanakan pada saat Pak Jokowi masih menjadi Presiden RI. Dan pertimbangan itulah yang menurutnya sangat utama dan disebutkan Yusak yang paling mahal diantara pertimbangan lainnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES