Debat Perdana Capres-Cawapres 12 Desember, Ini Daftar Tema dan Panelisnya

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Debat capres dan cawapres untuk Pilpres 2024 akan digelar perdana pada Selasa (12/12/2023) nanti. Agenda ini akan diselenggarakan di kantor KPU, Jakarta.
KPU juga sudah mengumumkan panelis dan tema untuk debat perdana ini. Ada 11 panelis yang sudah dipastikan bersedia untuk menyusun pertanyaan dengan tema yang sudah ditentukan oleh lembaga yang dipimpin oleh Hasyim Asy'ari itu.
Advertisement
Berikut daftar panelis untuk debat capres dan cawapres yang diterima TIMES Indonesia:
1) Pakar Ilmu Politik UGM, Mada Sukmajati
2) Pakar Ilmu Politik Universitas Nusa Cendana, Rudi Rohi
3) Ahli Ilmu Tata Negara Universitas Diponegoro, Lita Tyasta ALW
4) Pakar Hukum Universitas Andalas, Khairul Fahmi
5) Pakar Hukum Tata Negara Universitas Sebelas Maret, Agus Riewanto
6) Pakar Tata Hukum Negara Universitas Padjadjaran, Susi Dwi Harijanti
7) Guru Besar Universitas Jembar, Bayu Dwi Anggono
8) Mantan Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik
9) Guru Besar Studi Agama UIN Sunan Kalijaga, Al Makin
10) Pengajar UIN Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto
11) Dekan Fisipol UGM, Wawan Mas'udi
Sementara untuk tema debat capres dan cawapres, juga sudah dipublikasikan oleh KPU. Apa saja?
1) Pemerintahan
2) Hukum
3) Hak asasi manusia
4) Pemberantasan korupsi
5) Penguatan demokrasi
6) Peningkatan pelayanan publik
7) Kerukunan antar warga negara
Cerminan Gagasan
Debat menjadi cerminan gagasan dari kandidat untuk masyarakat. Akademisi Dr. Edi Sugianto menilai, agenda itu sangat penting karena akan memberikan pemahaman kepada masyarakat siapa yang akan dipilih sebagai pemimpin selanjutnya.
"Debat mesti menjadi cermin dari kapabilitas para capres dan cawapres. Terutama, indikator-indikator kepemimpinan mesti dominan diajukan, agar masyarakat mampu melihat secara terang benderang siapa yang punya modal cukup memimpin bangsa ini," katanya saat dihubungi TIMES Indonesia.
Jebolan Universitas Muhammadiyah Jakarta itu memberikan masukan, agar debat capres dan cawapres bukan hanya dilakukan secara formalitas saja.
"Jangan sampai debat ini hanya sekadar formalitas semata, apalagi menjadi debat yang mungkin lebih bermutu anak-anak sekolah," jelas penulis buku 'Mendidik Karakter Bangsa' tersebut.
Menurutnya, KPU harus mendesain debat capres dan cawapres semaksimal mungkin. Agar gagasannya mereka bisa ditangkap oleh publik. "Berikan waktu seluas-luasnya, para calon bertengkar pikiran dan gagasan bagaimana membangun negara ini ke depan," ujarnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rizal Dani |