TKD Prabowo-Gibran DIY Sesalkan Debat Capres 2024 Serang Personal

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Ketua Tim Kampanye Daerah ( TKD ) Prabowo-Gibran Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Gandung Pardiman menyatakan prihatin dengan Debat Capres 2024 kemarin.
Pasalnya debat itu, menurutnya, didominasi upaya untuk menjatuhkan capres nomor urut 2 oleh dua capres lainnya dan tidak muncul debat adu gagasan dan visi misi serta kebijakan. Namun yang muncul upaya menjelek-jelekkan, menjatuhkan bahkan terlalu menghina.
Advertisement
Ia mencontohkan tatkala sesi bertanya pada capres nomor 3, pertanyaan Capres nomor 1 Anies Baswedan tidak mengorek visi misi Ganjar, tetapi malah bertanya berapa nilai Menhan Prabowo Subianto dan dijawab 5 oleh Ganjar.
"Kemudian Anies menjawab ketinggian dan mengatakan 11 dari 100. Ini kan berarti 1,1 lalu apa hubungan inti pertanyaan dengan tema debat tersebut," ungkap Gandung Pardiman, Selasa (9/1/2024) saat dimintai tanggapannya soal debat capres.
Gandung pun menilai debat tersebut terlihat sekali kebenciannya terhadap capres no 2 Prabowo Subianto dan terlalu tendensius sehingga terkesan terlalu menghina.
"Seorang calon pemimpin bangsa dan negara atau presiden yang menempuh segala cara dan mengesampaingkan etika dan norma seperti ini akan berbahaya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Kalau jadi presiden RI ini sangat berbahaya bagi kehidupan bermasyarat,berbangsa dan bernegara," tegas Gandung.
Menurut anggota DPR RI ini dalam debat saling serang itu diperkenankan namun saling serang dalam hal gagasan, visi dan kebijakan. Bukan saling serang secara personal untuk menjatuhkan lawan bahkan sampai menghina.
Baginya, debat capres kemarin memprihatinkan dan tidak edukatif karena banyak serangan yang bersifat personal. Tidak nampak substansi dari visinya, yang mendominasi justru saling menyerang.
"Kalau saling menyerang. soal gagasan visi dan policy bagus. Tapi, kalau sudah menyerang personal, pribadi yang tidak ada hubungan dengan konteks debat tentang hubungan internasional, mengenai geopolitik, pertahanan dan keamanan, ini jelas tidak mendidik," terangnya.
Gandung Pardiman memandang wajar jika Pak Prabowo tidak jabat tangan di akhir acara. Sebab seharusnya Anies bisa bercermin diri, bagaimana Prabowo membantu Anies saat hendak menjadi Gubernur DKI.
"Perjuangan Pak Prabowo agar Anies jadi Gubernur DKI sangat besar. Selain Anies juga pernah menyatakan jika Pak Prabowo maju lagi capres maka Anies tidak akan maju. Namun kenyataannya jauh dari apa yang diucapkan dulu," ujarnya.
Ia mengingatkan, orang yang lupa dan tidak menghargai kebaikan orang hukumnya dosa besar dan akan masuk kategori ahli neraka. Selain itu. ada lagi masalah etika di mana Anies pernah bilang tidak akan maju capres manakala Prabowo maju capres tapi kenyataan malah nyinyir penuh kebencian berupaya menjatuhkan Prabowo.
"Beruntung Pak Prabowo masih mampu menahan diri dan tidak mengungkap kondisi yang sejati tentang jati diri Anies. Maka demi keselamatan bangsa dan negara kita bertekad bulat untuk memenangkan Pak Prabowo dan mengalahkan kedua capres tersebut. Bravo Pak Prabawo," ucap Gandung Pardiman.
Ia menyatakan seorang mantan jenderal Kopassus dan kini Menteri Pertahanan RI saja tidak dihormati oleh Anies dan Ganjar hanya karena menjadikompetitor. Apalagi rakyat kecil yang nanti suatu saat berbeda pandangan dengan mereka, habis diinjak-injak.
"Debat capres 2024 kemarin nembuka mata rakyat bukan tentang siapa yang pantas memimpin Indonesia dan tentang siapa yang tidak pantas memimpin bangsa dan negara Indonesia yang tahu etika dan sopan santun ketimuran," pungkas Gandung Pardiman, yang juga Ketua DPD Partai Golkar DIY ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Rizal Dani |