Politik Pilkada 2024

Nama Gus Haris dan Ra Fahmi Mengemuka Jelang Pilkada Probolinggo, Ini Arti Sapaan Gus dan Lora untuk Keduanya

Sabtu, 22 Juni 2024 - 14:06 | 87.06k
Gus Haris (kiri) dan Ra Fahmi dalam sebuah acara partai politik di Probolinggo, Jawa Timur (Foto: Dokumen TIMES Indonesia)
Gus Haris (kiri) dan Ra Fahmi dalam sebuah acara partai politik di Probolinggo, Jawa Timur (Foto: Dokumen TIMES Indonesia)
FOKUS

Pilkada 2024

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Nama Gus Haris dan Ra Fahmi kini mengemuka di panggung politik Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, menjelang Pilkada Serentak pada November 2024. Keduanya merupakan representasi dua pondok pesantren besar di daerah berpenduduk 1,15 juta jiwa tersebut.

Gus Haris berasal dari keluarga besar Ponpes Zainul Hasan Genggong. Ia di dunia politik, ia tercatat sebagai dewan penasihat Partai Gerindra Kabupaten Probolinggo, parpol dengan perolehan kursi terbanyak ketiga di DPRD kabupaten setempat berdasarkan Pileg 2024.

Advertisement

Sedangkan Lora atau Ra Fahmi, merupakan representasi dari Ponpes Nurul Jadid. Ra Fahmi menjabat sebagai Ketua DPC PKB Kabupaten Probolinggo, parpol dengan perolehan suara terbanyak dalam Pileg 2024, pemilik kursi terbanyak kedua di DPRD kabupaten setempat.

Dua figur dengan latar belakang pondok pesantren ini, sama-sama bakal mengikuti kontestasi Pilkada Kabupaten Probolinggo.

Namun, meski sama-sama merupakan representasi pesantren besar di Kabupaten Probolinggo, sebutan di depan nama keduanya berbeda. Yaitu sebutan ‘Gus’ untuk Muhammad Haris Damanhuri Romly, dan sebutan ‘Lora’ untuk Fahmi AHZ.

Apa arti sebutan Gus dan Lora pada dua figur yang kini mengemuka di panggung politik menjelang Pilkada Kabupaten Probolinggoo 2024 ini?

Arti Sebutan Gus dan Lora

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) VI Daring yang disusun Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristekdikti, sebutan Gus diartikan sebagai nama panggilan untuk anak laki-lagi.

Kata ‘Gus’ juga dimaknai sebagai nama panggilan untuk (putra) ulama, kiai, atau orang yang dihormati. Makna lainnya dari kata ‘Gus’ adalah panggilan untuk anak laki-laki putra kiai atau pemilik pesantren.

Bagaimana dengan sapaan Lora? Sumber yang sama menyebutkan, kata ini berasal dari Bahasa Madura. Akan halnya ‘Gus,’ KBBI memaknai kata ‘Lora’ sebagai panggilan untuk anak laki-laki dari seorang kiai.

Baik Gus maupun Lora, keduanya merupakan sapaan khas di kalangan pondok pesantren untuk putra kiai atau pengasuh pesantren. Kalau sama, mengapa sebutannya berbeda?

Perbedaan Gus dan Lora

Sebutan Gus banyak digunakan di kalangan masyarakat Jawa. Sedangkan sebutan Lora, banyak digunakan di kalangan masyarakat Pulau Madura, atau keturunan orang Madura yang tinggal di Pulau Jawa.

Hal ini misalnya terlihat dalam Kamus Bahasa Jawa-Indonesia I terbitan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendiddikan dan Kebudayaan Jakarta. Dalam kamus yang terbit tahun 1993 itu, kata ‘gus’ dapat ditemukan.

Kamus ini memaknai Gus sebagai panggilan kepada anak laki-laki.

Dalam kamus ini, kata Lora tidak ditemukan.

Sebaliknya, dalam Kamus Madura-Indonesia Kontemporer yang diterbitkan Yayasan Ar-Raudlah Bangkalan, kata ‘Gus’ tak ditemukan. Yang ada hanya kata Lora.

Kamus yang terbit pertamakali pada 2010 itu memaknai kata Lora sebagai tuan: orang terhormat/berpangkat. Ia juga dimaknai sebagai panggilan pada santri. Makna lainnya adalah panggilan untuk anak kiai.

Profil Gus Haris dan Ra Fahmi

Gus Haris merupakan putra dari pasangan KH Damanhuri Romly dan Nyai Hj. Diana Susilowati atau Ning Sus. Dari sang ayah, figur kelahiran 27 September 1974 ini berdarah Jombang. Ibudanya merupakan cucu dari KH Hasan Sepuh Genggong.

Sementara Ra Fahmi, merupakan putra dari KH Abdul Haq, yang pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Syuro DPC PKB Kabupaten Probolinggo selama dua periode. Ra Fahmi merupakan cucu dari KH Zaini Mun’im, pendiri Ponpes Nurul Jadid, yang berasal dari Pamekasan, Madura. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES