10 Fenomena Menarik dalam Pilkada NTB 2024, Menurut Lembaga Kajian Sosial Politik M16

TIMESINDONESIA, MATARAM – Pilkada serentak di Nusa Tenggara Barat (NTB) akan digelar pada November 2024, dan sejumlah fenomena baru mulai terlihat di tahun politik ini, yang berbeda dari Pilkada sebelumnya. Lembaga Kajian Sosial dan Politik M16 memprediksi sepuluh fenomena utama yang akan mempengaruhi jalannya Pilkada NTB ini.
1. Dominasi Calon Perempuan
Advertisement
Fenomena pertama yang diidentifikasi oleh Mi6 adalah meningkatnya jumlah calon perempuan dalam Pilkada provinsi dan kabupaten/kota.
Di tingkat Provinsi NTB, Sitti Rohmi Djalillah, kakak kandung TGB Zainul Majdi, dan Bupati Bima, Indah Dhamayanti Putri, menjadi sorotan.
Selain itu, Pilkada Lombok Barat juga menampilkan empat calon perempuan: Nurhidayah, Sumiatun, Khairatun, dan Nurul Ahda.
2. Cakada dari Calon Gagal Pileg
Fenomena kedua adalah kemunculan calon dari individu yang gagal terpilih dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024, seperti Ruslan Turmuzi, HM Syamsul Luthfi, dan Karman BM. Hal ini menunjukkan dinamika baru dalam persaingan politik di NTB.
3. Ketidakpastian Dukungan Parpol
Pilkada NTB 2024 juga ditandai dengan ketidakpastian dalam dukungan partai politik (Parpol) kepada pasangan calon (Paslon). Parpol cenderung tidak memberikan kepastian dukungan secara resmi, menciptakan ketidakpastian di kalangan Paslon.
4. Kurangnya Gerakan Relawan
Fenomena keempat adalah kurangnya gerakan relawan yang masif. Jika pun ada, peran relawan seringkali bersifat artifisial dan tidak memiliki dampak signifikan dalam penggalangan dukungan.
5. Pendekatan Pragmatis dan Taktis
Fenomena kelima melibatkan pendekatan pragmatis dan taktis kepada pemilih. Kampanye politik diperkirakan akan mengandalkan belanja politik yang tinggi untuk memastikan dukungan dari pemilih.
6. Pertarungan Mesin Partai
Pertarungan mesin partai menjadi fenomena keenam. Pileg 2024 mengajarkan bahwa mesin partai sangat efektif dalam mendulang dukungan pemilih, dan hal ini akan terus berlanjut dalam Pilkada 2024.
7. Kemampuan Calon Biasa Meraih Dukungan
Pilkada NTB 2024 diprediksi akan diwarnai oleh calon-calon dari kalangan biasa yang mampu meraih dukungan dari komunitas kecil atau kelompok hobi. Ini menjadi fenomena ketujuh dalam persaingan politik kali ini.
8. Penggunaan Teknologi Digital
Fenomena kedelapan adalah penggunaan teknologi digital canggih untuk membangun citra Paslon. Penggunaan gambar kartun, artificial intelligence (AI), dan teknologi lainnya akan semakin populer.
9. Minimnya Donasi Sosial Politik
Pilkada NTB 2024 juga akan ditandai oleh minimnya donasi sosial politik untuk kepentingan masyarakat. Pengalaman Pileg 2024 menunjukkan bahwa petahana sering kali kalah oleh pendatang baru meskipun banyak berbuat untuk kepentingan sosial.
10. Pembalikan dan Migrasi Suara
Fenomena terakhir adalah pembalikan dan migrasi suara loyalis kepada Paslon yang memiliki karakter yang kuat dan konsisten. Kriteria seperti kejujuran, konsistensi, dan kepedulian menjadi faktor penting dalam menarik dukungan pemilih.
Itulah sepuluh fenomena yang diprediksi akan mewarnai Pilkada NTB 2024 menurut Lembaga Kajian Sosial Politik M16. Perubahan dinamika politik ini akan menjadi menarik untuk diikuti dalam persaingan politik di NTB. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sholihin Nur |