MJA Programkan Seribu Beasiswa Berkeadilan Per Tahun untuk Putra-putri Lombok Utara
TIMESINDONESIA, LOMBOK UTARA – Kondisi Lombok Utara pada indeks pembangunan manusia (IPM) sektor pendidikan masih rendah dibandingkan kabupaten/kota di NTB. Pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Lombok Utara nomor urut 3, Dr. TGH. L. Muchsin Efendi, LC, MA dan H Junaidi Arif, SP (MJA) berkomitmen akan memberikan perhatian penuh terhadap dunia pendidikan sesuai tertuang dalam visi-misinya.
“Pendidikan menjadi pemicu utama rendahnya IPM, sampai saat ini masih pada angka 68,02 dengan rata-rata lama sekolah 6,39 tahun dan harapan lama sekolah 13,01 tahun. Karena itulah, kami akan memberikan perhatian penuh pada dunia pendidikan,” ungkap Dr. Muchsin, Jumat (8/11/2024).
Advertisement
Dalam dunia pendidikan dibutuhkan tiga dukungan, yaitu motivasi dari masyarakat itu sendiri, kedua kemampuan secara intelektual dan akademis, baru difasilitasi oleh pemerintah untuk memudahkan sehingga perlu hadirnya beasiswa, MJA akan alokasikan sesuai kemampuan daerah.
“Memang targetkan kita tidak mencatat berapa ribu, namun estimasi kita sekitar seribu pertahun yang akan kita alokasikan dalam rangka berbagai jenjang mulai dari tingkat TK sampai kuliah,” terangnya pengasuh Ponpes Al-Hikmah Pemenang ini.
Pemberian beasiswa tidak hanya dalam bentuk sekolah gratis, namun juga berupa reward karena berprestasi, MJA juga akan memberikan baju seragam kepada jenjang SD dan MI. Sebab, MJA mengetahui memang jenjang SD/MI dan SMP tidak membayar. Maka, yang dibantu juga nanti pada jenjang SMA dan kuliah.
“Inilah yang kita sentuh untuk diberikan beasiswa dengan melihat latar belakang kemampuan keluarganya dan prestasinya. Dan saya yakin sangat membantu mereka, bisa mencapai cita-cita mereka,” ucapnya alumnus akademisi UIN Mataram ini.
Sebagai kepala daerah nantinya tidak cukup menggunakan anggaran daerah, kepala daerah harus kreatif kemudian mencari inovasi-inovasi peluang, dan dirinya yakin di beberapa daerah melakukan hal yang sama.
“Inilah yang kita kejar supaya tidak Semua kita bebankan kepada APBD, misalkan membangun kerjasama dengan perguruan tinggi swasta maupun negeri, dengan membuat MOU dengan latar belakang bahwa masyarakat kita masih membutuhkan pendidikan,” terangnya alumnus timur tengah ini.
Kualitas pendidikan di Lombok Utara masih sangat rendah, angka ketuntasan sekolah juga masih sangat rendah, sehingga ini menjadi poin bisa bersinergi dan MOU dengan beberapa perguruan tinggi supaya membantu masyarakat Lombok Utara.
Terdapat inovasi di sini, dirinya sebagai latar belakang akademisi, memiliki kolega relasi baik di timur tengah maupun eropa. Apalagi dalam negeri.
“Inilah yang kita upayakan supaya anak-anak kita mendapatkan proses belajar di tempat-tempat berkualitas. Kita upayakan anak-anak Lombok Utara sekolah di tempat-tempat yang terbaik,” tegasnya tokoh NU Lombok Utara ini.
Dari target 1000 beasiswa, itulah yang akan dibagi, juga kepada anak-anak sekolah di pondok pesantren dengan melihat latar belakang orang tuanya, karena di sekolah-sekolah swasta seperti pondok pesantren berbayar juga.
“Inilah yang kita akan uraikan beasiswanya dalam bentuk apa. Misalkan, digratiskan SPP atau pembayaran dapur (makan/minum sehari-harinya), dan bisa juga dalam bentuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Sehingga tidak hanya terbatas pada perguruan tinggi, tapi sekolah-sekolah non formal yang juga membutuhkan perhatian,” ungkapnya alumnus Ponpes Gontor ini.
Trend berkuliah ke timur tengah saat ini mengalami naik, mereka kerap berkonsultasi sebagai mentornya untuk memberikan pengalaman, terutama Sudan dan Mesir. Keluhan mereka, mohonlah pemerintah membantu.
“Karena memang biaya hidup dan living kos di sana bisa lebih murah, tetapi mereka membutuhkan support dari pemerintah daerah agar mereka mendapatkan studinya tanpa terbebani soal biaya-biaya lain,” katanya.
Tidak semua mereka adalah orang mampu. Karena semangat mereka bersekolah, sehingga membutuhkan sentuhan daerah kedepannya.
“Dan kita punya mekanisme itu, kita punya Baznas, APBD. Jadi, saya ingin pendidikan itu berkeadilan, terutama yang sangat di pelosok-pelosok ini, pendidikan masih sangat rendah,” terangnya.
Ia berharap melalui program dusun mandiri, bisa juga difokuskan membentuk kelompok-kelompok belajar masyarakat untuk belajar membaca dan menulis, bisa membuat sekolah non formal.
“Masih banyak masyarakat kita tidak bisa membaca dan hafal angka,” katanya.
Sebagai alumni timur tengah yang sekarang memilih terjun ke dunia politik, dan menanggalkan almamater akademisinya, Muchsin berharap bila ditakdirkan menerima mandat masyarakat Lombok Utara setidaknya dapat menjadi inspirasi untuk anak-anak muda Lombok Utara.
“Dengan terjunnya saya ke dunia politik setidaknya bisa menjadi inspirasi untuk anak-anak muda dan anak-anak pesantren, setidaknya mereka berucap saya ingin seperti anda,” harapnya Ketua FKUB Lombok Utara ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |