Kalah Telak Walau Sudah Gandeng Artis di Pilkada Kota Banjar, Akhmad Dimyati Belum Siap Gugat ke MK
TIMESINDONESIA, BANJAR – Di tengah proses rekapitulasi perhitungan suara, kabar mengejutkan datang dari KPU Jawa Barat yang menyebutkan salah satu daerah yang berpotensi gugat hasil Pilkada adalah Kota Banjar.
Menanggapinya, Ketua KPU Kota Banjar, Muhamad Mukhlis menepis adanya informasi tersebut. Hingga saat ini, Ia berujar belum ada paslon yang menyatakan untuk menggugat hasil Pilkada ke MK.
Advertisement
"Sampai saat ini saya belum menerima informasi maupun laporan dari paslon yang akan menggugat hasil pilkada," terangnya kepada TIMES Indonesia, Minggu (31/11/2024).
Mukhlis menyebut sejauh ini jika melihat konstalasi yang ada, dengan datangnya paslon 4 ke paslon 3 artinya menunjukan bahwa dari silaturahmi tersebut kemungkinan kecil terjadinya perselisihan hasil pilkada.
"KPU Provinsi juga mungkin kurang tahu yang berkembang di elektoral wilayah dimana sudah bersilaturahmi antara pasangan calon pemenang pertama dan kedua," ujarnya.
Sementara itu, H Akhmad Dimyati saat dikonfirmasi mengatakan bahwa dirinya belum melangkah terhadap penggugatan hasil Pilkada ke MK.
"Kami masih menunggu pleno rekapitulasi perhitungan suara terlebih dahulu," tandasnya kepada Times Indonesia, Minggu (1/12/2024).
Mantan politisi PDI ini juga menegaskan bahwa dirinya secara subjektif belum menentukan langkah ke depannya seperti apa karena memang belum waktunya.
"Kami masih menunggu dulu proses rekapitulasi seperti apa. Tidak terburu-buru mengambil keputusan untuk menyempurnakan langkah kami jika memang kami nantinya menggugat baik itu secara etika, politik maupun hukum," tegasnya.
Dimyati menegaskan kembali bahwa pihaknya belum mengambil sikap apapun terhadap hasil pilkada.
"Ini kan belum pleno, pastinya kami juga tidak akan bersikap seperti paslon 04 yang belum ada penetapan pleno sudah datang mengucapkan selamat kepada paslon 03," jawabnya.
Dimyati yang maju dari jalur independen didampingi penyanyi Alam 'Mbah Dukun' ini menjadi paslon yang perolehan suaranya paling rendah hanya dibawah 4%.
Baik Dimyati maupun Alam memperoleh suara paling sedikit di masing-masing TPS tempatnya mencoblos sehingga akumulatif perolehan suaranya di Kota Banjar paling minim yaitu di sekitar 3 ribuan suara.
Padahal, mantan Wakil Wali Kota Banjar pertama yang sempat menjabat selama dua periode bersama dr Herman Sutrisno ini sudah menggandeng pasangan sekaliber artis yang di klaimnya memiliki popularitas yang jauh diatas para calon Wakil Wali Kota Banjar yang ikut berkontestasi.
"Ini adalah Pilkada yang paling tidak lazim di sepanjang pengalaman kontestasi yang pernah saya ikuti," ujarnya.
Dimyati menyebut bahwa sebelumnya dirinya menargetkan perolehan suara yang maksimal melalui popularitas Alam sebagai artis yang pernah naik daun berkat lagu 'Mbah Dukunnya' tersebut.
"Selain peranan saya, sebelumnya saya mengandalkan Alam untuk menekan politik uang dengan popularitas Alam dalam Pilkada ini," ungkapnya.
Sayangnya, apa yang menjadi strateginya tersebut justru menyisakan tanda tanya besar di benaknya manakala perolehan suara Alam di TPS tenpatnya mencoblos justru minim yakni hanya 11 suara.
"Padahal Alam sudah tinggal di Kawasan Siluman dan open house setiap hari melayani kedatangan warga setempat yang minta foto bareng karena saking mengidolakan figurnya sebagai artis," jabarnya.
Tidak hanya itu, kampanye Alam di beberapa titik dan acara hajatan pernikahan warga juga disambut antusias dengan banyaknya permintaan foto bersama adik kandung penyanyi rock dangdut Vetty Vera tersebut.
"Sampai yang lagi di dapurpun pada berebut minta foto bareng Alam. Tapi saat perhitungan suara, suara Alam malah kosong sama sekali, kan aneh..," keluhnya.
Sementara itu, lanjut Dimyati, kemenangan artis dalam kontestasi Pilkada di beberapa daerah di Jawa Barat justru terjadi karena masyarakat melihat dari sisi popularitasnya.
"Sebut saja di Jawa Barat seperti di Bandung Barat yang dimenangkan Jeje, kemudian Lucky Hakim di Indramayu dan ada artis lainnya yang memperoleh suara banyak. Alam kan sejajar dengan mereka, tapi kenapa suaranya anjlok banget," sambungnya.
Kendati demikian, Dimyati juga menyadari dengan cara Alam berpolitik santun dimana pasangan politiknya tersebut dinilai terlalu beradab dalam berkampanye.
"Bahkan di debat publik juga, Alam tidak mengontrak masyarakat atas keberadaan kita sebagai paslon dari jalur independen. Ia selalu menyatakan semua paslon itu baik, tanpa menonjolkan diri. Terlalu santun dan beradab walau dalam politik ya tidak mesti seperti itu," katanya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |