Jambul Biru: Identitas Kemenangan dan Pembaharuan Kabupaten Blitar
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kemenangan telak 78,68% pasangan Rijanto-Beky melawan incumbent Rini-Ghoni 21,51% dalam gelaran pilkada Kabupaten Blitar 2024 mencatatkan rekor tersendiri di Jawa Timur.
Dari hasil pilkada di 38 kota kabupaten di Jawa Timur, raihan pilkada di kabupaten Blitar bisa dikatakan cukup fantastis. Bukan hanya tentang angka 78%, tetapi juga dinamika yang ada. Pun juga jika dilihat dari partai pengusungnya.
Advertisement
Di Jawa Timur sendiri pasangan Rijanto-Beky awalnya bukanlah pasangan yang diunggulkan mengingat partai pengusungnya bukanlah dari KIM (Koalisi Indonesia Maju) yang relatif selalu diunggulkan di banyak pilkada 2024 ini.
Rijanto-Beky adalah satu satunya Pasangan non KIM yang mampu menang secara telak di Jawa Timur. Tentu ini menarik untuk diulas terkait apa sebenarnya yang menjadi faktor kunci atas kemenangan telak itu. Bahkan berhasil mengalahkan incumbent yang masih aktif menjabat dan didukung mayoritas partai politik di Kabupaten Blitar.
Faktor Figur
Kontestasi pilkada jelas berbeda dengan pemilu legislatif. Di mana faktor kekuatan figur sangat menjadi pertimbangan publik dalam memilih. Ini terbukti dalam rekam survei LSI Denny JA di mana kekuatan figur Rijanto dan Beky mampu menembus angka kesukakaan 80%. Jauh melampaui angka kesukaan pada Rini Ghoni yang hanya di kisaran angka 60%.
Padahal pada survei di bulan Oktober popularitas Rijanto-Beky masih di bawah popularitas dari Rini Syarifah yang juga bupati Blitar.
Itu membuktikan bahwa popularitas saja tidak cukup ketika tidak dibarengi dengan kekuatan ketokohan yang yang selaras dengan arus publik, dan Rijanto-Beky dipersepsikan oleh publik sebagai figur dengan new hope (harapan baru).
Dalam survei Oktober juga terekam bahwa mayoritas masyarakat kabupaten Blitar lebih menginginkan kepemimpinan baru ketimbang memilih kembali Mak Rini untuk melanjutkan kembali kepempinannya di Blitar. Alhasil, perolehan angka akhir dari pilkada ini jelas merupakan validasi publik akan hal tersebut.
Ikon Jambul Biru
Karakter Beky dengan gayanya yang egaliter dan apa adanya, secara jelas mampu menjadi ikon tersendiri yang mampu membawa arus kebersamaan. Itu mampu menjadi validasi bahwa "Kaji Beky dengan jambul birunya adalah kita dan kita adalah jambul biru". Bonding (ikatan) yang kuat yang tercipta tentunya adalah poin positif dan menjadi branding yang sangat pas pada pilkada Kabupaten Blitar kali ini.
Gus Iqdam Effect
Faktor kunci yang tidak kalah dahsyat adalah hadirnya Gus Iqdam sebagai endorsment utama pasangan Rijanto-Beky yang secara terang terangan dan terbuka terus mengampanyekan pasangan nomor 01 ini. Tentu dengan gaya khasnya Gus Iqdam yang santai rileks tapi shoot on target. Dengan popularitas Gus Iqdam yang melebihi angka 95% sangat signifikan dalam memberikan efek kejut dan efek arus kemenangan untuk pasangan Rijanto Beky.
Band wagon effect yang tercipta atas endorsment dari Gus Iqdam terbukti memberikan kemenangan yang telak dan merata di seluruh kecamatan di Kabupaten Blitar.
Rijanto Beky Milik Bersama
Faktor lain yang tidak bisa dihilangakan adalah satu padunya semua tim dalam mengawal kemenangan Rijanto-Beky. Tidak ada ego sektoral antar partai pendukung, baik PDIP, PAN, dan NASDEM selaku partai pengusung.
Mereka terlihat cukup kompak dan padu tentu hal yang sangat krusial. Ini penting. Karena seringkali ada ego di dalam partai pengusung dalam berbagi peran, dan berbagi ruang kewilayahan pengawalan. Dan tim Rijanto-Beky terlihat cukup padu bahwa kandidat mereka bukan hanya milik dan tanggung jawab satu partai, melainkan milik bersama, harus dikawal bersama dan dimenangkan bersama sama.
Tim ini layaknya menerapak startegi peperangan legendaris ala Sun Tzu; "Kenali dirimu kenali kawanmu dan kenali Musuhmu maka separuh kemenangan sudah dalam genggaman". Dan tim solid Rijanto-Kaji Beky mampu menerapkan ini untuk mengenali semua hal yang ada dalam dinamika pilkada Blitar ini dengan pembacaan data survei dan mengimplementasikannya dengan strategis.
Karena sekali lagi, strategi tanpa taktik adalah jalan kemenangan yang lambat. Dan taktik tanpa strategi hanyalah kegaduhan semata.
Selamat dan sukses untuk Rinjato-Beky untuk memimpin Blitar dalam 5 tahun kedepan dengan semangat pembaharuan dan kebersamaan. (*)
* Penulis adalah Imam Fauzi Surahmat, Pengamat Politik, Kandidat Doktor Kebijakan Publik Univeristas Brawijaya
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Khoirul Anwar |
Publisher | : Rifky Rezfany |