GM FKPPI: Bekerja Sunyi saat Pandemi

TIMESINDONESIA, MALANG – Momen HUT ke-45 GM FKPPI ini menjadi saat yang tepat untuk mengenal lebih jauh tentang organisasi anak tentara dan polisi ini. Termasuk kenangan dari Prof. Mangku Purnomo, S.P., M.Si., Ph.D
(Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya periode 2023 – 2028). Bagaimana pandangannya tentang GM FKPPI? Berikut ulasan Prof Mangku, inisiator Kampung Tangguh.
***
Advertisement
Saya mendapatkan SMS dari seorang kawan pagi ini (13/09/2023)! Bunyinya “Pak GM FKPPI berulang tahun”. Saya tertegun dan langsung ingin mengirim karangan bunga. Tapi rasanya segera layu dalam sehari dan dibuang tiga hari kemudian. Akhirnya, dengan memberanikan diri saya menulis seharian ini. Bercerita tentang organisasi ini setahu saya. Sebagai pribadi! Tidak berposisi dalam jabatan, atau posisi sebagai intelektual. Karena keterkesanan-ku pada mereka.
GM FKPPI dan Kelahiran Kampung Tangguh
GM FKPPI, organisasi yang tidak pernah hadir dalam benak saya. Hampir semua aktivis 98, dipastikan “tidak” atau paling tidak “kurang” menyukai berbagai bentuk simbol militerisme, termasuk tentu saja GM FKPPI yang secara tegas kami anggap mengusung ide-ide militer. Hingga Maret 2020 saya belum pernah dan berjanji dalam hati untuk tidak berhubungan dengan berbagai organisasi atau apapun yang terkait dengan TNI.
Meski GM FKPPI organisasi berbeda tetap saja saya anggap bagian dari tentara, dan tidak perlu berinteraksi. Covid 19 menjadi pintu komunikasi, sekaligus titik balik saya dalam melihat militer termasuk GM FKPPI.
Diawali pada medio Maret 2020. Pandemi Covid 19 ditetapkan sebagai pandemi melalui Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020. Universitas Brawijaya merespon dengan membuat SK tim Penanggulangan untuk internal UB. Ketua masing-masing fakultas adalah Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Umum di mana saya sebagai salah satu pejabatnya. Dipilih karena bidang ini yang bertanggungjawab pada personil dan infrastruktur masing-masing fakultas.
Tugas kami pertama membuat hand sanitizer lalu menangani warga kampus yang terpapar covid. Laboratorium fakultas teknologi Pertanian dan Fakultas pertanian menjadi pusat pembuatan HS. Di sinilah awal pertemuan kami dengan GM FKPPI.
Kami membuat hand sanitizer dan banyak melayani kelompok masyarakat seperti masjid, Lembaga Pemasyarakatan, juga seluruh ruangan kampus. Saat itulah datang seorang anggota GM FKPPI meminta beberapa jerigen hand sanitizer dan tegas saya menolaknya. Tidak mengatakan sebagai anggota GM FKPPI, beliau mengatakan dari KOREM, sontak saya tambah naik darah.
Setelah kenal dengan Pasiter Korem Mayor Anton (sekarang Ndanyon, Letkol) ternyata benar. Ngapain? Tentara ikut-ikut. Belakangan kami tahu nama anggota GM FKPPI tersebut bernama Sudarmaji. Orang yang kemudian wira-wiri dengan tim UB membangun Kampung Tangguh (KT).
“Kebencian” kami pada tentara betul-betul dalam. Bahkan saat Komandan Kodim saat itu, Letkol Tommy Anderson (Kol. Sekarang) dan ketua DPRD kota Pak Made datang ke kampus, saya tidak mau menemui hingga 1 jam. Yunior saya (Dr. Mufit dan Dr. Samsul) yang mengantarkan mereka merengek agar saya menemui. Dengan cukup berat hati, akhirnya kita berdiskusi.
Hampir 2 jam kami mencari cara bagaimana menggerakkan masyarakat untuk bersama menangani covid 19. Dalam diskusi tersebut kami sanggup untuk membuatkan sebuah konsep, dan membantu mengimplementasikan di tingkat Malang.
Sehari setelah itu, masih di bulan Maret TIM Covid 19 UB berkumpul berdiskusi di Workshop atau bengkel kecil yang sengaja dijadikan basecamp. Dr. Tri Wahyu sebagai komandan basecamp. Tiba-tiba saat kita berdiskusi datang dua orang satu pak Sudarmaji dan satu Pak Agus Suryanto yang belakangan saya tahu sebagai waketum pimpinan pusat GM FKPPI.
Mereka terus mendorong kami untuk membuat konsep. Karena mereka sadar jika hanya kerja-kerja teknis tidak ada konsep akan tidak efektif. Kami akhirnya menawarkan kolaborasi. Konsep gerakan kami buat lalu pembiayaan operasional ditanggung teman-teman GM FKPPI. Semalaman saya dan teman-teman tim lain termasuk dokter-dokter (dr. Aurick dan dr. Ayunda) memikirkan bagaimana bentuk gerakannya.
Hari berikutnya, kami berdiskusi lagi lalu datang Pak Ndandim dan Pak Ndanrem Kolonel Zaenuddin (Brigjen Sekarang) didampingi oleh teman-teman dari GM FKPPI.
Berdiskusi hampir 4 jam dan akhirnya tercetuslah istilah “Kampung Tangguh”. Setelah mereka pulang sore, kami semua tim membuat point-point pokok kampung tangguh, dari definisi hingga operasionalnya.
Kami sangat beruntung karena ada animator yang secara langsung menerjemahkan konsep-konsep kampung tanggung dalam video. Kebetulan beliau penggiat dan penggagas kampung Cempluk yang juga anggota TIM satgas Covid 19 UB, Redy! Jadilah akhirnya buku Kampung Tangguh.
GM FKPPI dan Liku-liku Simulasi Kampung Tangguh
Setelah konsep dan operasional kampung tangguh terselesaikan dalam tiga hari, simulasi awal dilakukan pada tiga kampung yakni Kampung Cempluk (Kec. Dau kab Malang), Kampung Putih (Klojen, kota Malang), dan Kampung Narubuk (Kasin, Kota Malang).
GM FKPPI dan jaringannya yang tergabung dalam MBLC (Malang Bersama Lawan Covid) selalu mendampingi TIM UB termasuk memenuhi kebutuhan transportasi dan beras untuk mengisi lumbung pangan. Pada saat simulasi Bupati Malang H. Sanusi, bapak Kapolres kab Malang AKBP Hendri Umar, Ndandim Kol. Ferry dan Ndanrem hadir untuk memberikan dukungan.
Semua SOP seperti screening penduduk, penjagaan keamanan, pertolongan pertama terhadap penderita, manajemen lumbung pangan, bahkan SOP pemakaman disimulasikan. Teman GM FKPPI termasuk yang terus mendampingi kami.
Setelah semua SOP dipastikan berjalan, kami merencanakan membangun kampung tangguh di seluruh Malang Raya. Saat rapat di MBLC, tim UB menanyakan bagaimana dengan pemenuhan lumbung pangan KT? Bagaimana dengan mobilitas kami? Juga bagaimana jaminan keamanan kami?
Teman-teman GM FKPPI Mas Agoes Suryanto langsung mengatakan; “Kalau Tim UB oke, seluruhnya kami yang menyiapkan”.
Hingga akhirnya kami mampu membangun kampung tangguh hingga 50 kampung se-kota Malang dalam waktu dua minggu. TIM UB dan MBLC di mana GM FKPPI sebagai salah satu penggerak utama bahu membahu di lapangan didampingi Babinsa dan Babinkamtibmas.
Saat pandemi terus berlangsung dan varian baru berdatangan, permintaan untuk membangun kampung tangguh terus menguat. Tim MBLC bersama dengan Kapolresta Malang, Bapak Kombes Dr. Leo Simarmata bersama Ndanrem memperluas ke seluruh kampung-kampung di kota malang, demikian juga akhirnya Kapolresta Batu, Kabupaten Malang serta seluruh kepala daerah Malang raya mencanangkan pembangunan kampung tangguh.
Secara mandiri kampung-kampung lain seluruh Indonesia mulai menggunakan buku pedoman yang telah dibuat dan video-videonya yang beredar di masyarakat. Dengan berbagai lika-likunya dan berbagai modifikasi sesuai dengan keadaan daerah, kampung-kampung mengadopsi sistem tersebut.
Kampung Tangguhku, Amal Jariahku
Sebagai bentuk rekayasa sosial instant dan respon terhadap pandemi, Kampung Tangguh menjadi kontribusi teman-teman MBLC, UB, media TIMES Indonesia, Polri, TNI, serta seluruh kepala daerah Malang Raya untuk bangsa dan negara. Bapak-bapak Babinkamtibmas bahu membahu mengorganisir masyarakat beserta Babinsa di kampung-kampung. Secara khusus tim KT (MBLC dan UB) serta GM FKPPI melatih Babinsa di wilayah Korem 083 Baladika Jaya. Kampung Tangguh terus bergulir menjadi model pengorganisasian masyarakat yang efektif.
Untuk memperluas cakupan akhirnya secara langsung buku pedoman Kampung Tangguh disampaikan kepada Ibu Gubernur Jawa Timur. UB, MBLC, dan semua inisiator menyerahkan atau mewakafkan kepada pemerintah sepenuhnya sehingga KT bukan lagi milik lembaga atau siapapun.
Menjadi sepenuhnya milik negara! Semua dapat diakses dengan terbuka! Semua bisa menggunakan untuk mengorganisir masyarakat saat krisis. GM FKPPI sebagai penggerak utama GM FKPPI terus akan dikenang masyarakat. Kader-kadernya memanggul besar malam-malam! Mengantar tabung gas gratis ke warga terdampak.
Terima kasih GM FKPPI, memastikan setiap tempat yang kami kunjungi aman. Menyediakan beras dan berbagai kebutuhan lainnya. Bahkan memberi dukungan bagi warga yang meninggal dan kesulitan mendapat lahan kubur.
Sungguh, saya bersaksi kalian para pejuang. Di desa-desa pinggiran pantai selatan, di lereng Semeru, di bawah Gunung Arjuno bersama kepolisian dan TNI kalian hadir tanpa seragam. Sunyi!
Kampung Tangguh dan Corak Gotong Royong Bangsa Masa Depan
Apakah kampung tangguh berguna saat pandemi saja? Tentu tidak. Pandemi/Krisi/Bencana adalah salah satu ketangguhan. Ada paling tidak 6 ketangguhan lain yang perlu di-install. Kampung dikatakan tangguh paripurna apabila kampung tersebut (1) Memiliki cara dan kemampuan melakukan pelayanan public mendasar, (2) Memiliki cara dan kemapuan agar semua warganya selalu siap untuk menjadi bagian dari bela negara, (3) Memiliki cara dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah konflik dan kejahatan ringan sesuai hukum, (4) Memiliki cara dan kemampuan menyalurkan aspirasi secara bebas, (5) Memiliki cara dan kemampuan membangun ekonomi kampong secara mandiri, dan (6) Memiliki cara dan kemampuan melindungi warganya dari pandemic/bencana.
Dari komponen 6 komponen dasar tersebut, Kampung Tangguh yang selama ini kita ketahui hanya satu komponen saja. Masih ada 5 komponen lain yang perlu untuk kita perjuangkan. Kita rumuskan konsep dan gerakannya. Implementasinya. Cara-cara mengorganisir-nya. Serta kegotongroyongan-nya.
Tugas GM FKPPI masih panjang. Membangun kegotongroyongan bukan kerja mudah. Kejuangan kalian akan terus diuji oleh jaman. Terdepan-lah dalam membantu rakyat. Terdepan-lah dalam membela hak-hak rakyat. Dirgahayu GM FKPPI. Teruslah Bergerak untuk NKRI! (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Syarifah Latowa |
Publisher | : Rifky Rezfany |