In Memoriam KH Chamzawi (2): Pemersatu Hati dalam Keragaman
TIMESINDONESIA, MALANG – Hari ini 40 hari KH Chamzawi, rois syuriah PCNU Kota Malang, wafat. Banyak kenangan dari para santri, sahabat, kolega, dan teman almarhum. Mereka akan menuliskan in memoriam secara bersambung. Tulisan kedua dari sahabat dan kolega almarhum, Ir R. Agoes Soerjanto MT, tokoh masyarakat Malang yang juga ketua PD XIII GM FKPPI Jatim.
***
Advertisement
Kota Malang, dengan keberagamannya, telah melahirkan banyak tokoh yang berperan penting dalam merajut kerukunan antar umat beragama. Salah satu di antaranya adalah KH Chamzawi, rois Syuriah PCNU Kota Malang. Sebagai ulama terkemuka, beliau bukan hanya dikenal karena ilmunya, tetapi juga oleh sikap sederhana dan hati yang penuh dengan kebaikan.
Salah satu kenangan yang mendalam bagi saya terkait beliau adalah saat haul almarhum bapak saya, R Soenardi yang seorang muslim. Haul kami selenggarakan tiap tahun di bulan Desember. Meskipun kami beragama Nasrani, beliau memberikan penghormatan luar biasa dengan kehadirannya di acara doa haul bapak.
Kiai Chamzawi datang lebih awal, bahkan sebelum tamu lainnya. Dengan tulus, beliau menunggu hingga acara haul selesai, seraya menunjukkan rasa hormat dan empati yang mendalam.
Lebih dari sekedar kehadiran, beliau turut serta mendoakan almarhum bapak. Sebuah tindakan yang mencerminkan kedalaman imannya dan penghormatannya kepada sesama.
Kehalusan dalam tutur katanya dan bahasa yang meneduhkan menjadi ciri khas Kiai Chamzawi. Setiap kata yang diucapkan selalu menenteramkan jiwa dan mengajarkan nilai-nilai kebaikan. Beliau adalah simbol keharmonisan. Beliau membuktikan bahwa toleransi bukan hanya sekadar kata, melainkan tindakan dan sikap hati.
Mendengar beliau wafat saya pun langsung bergegas takziah. Kehilangan beliau adalah sebuah kehilangan besar. Tidak hanya bagi saya pribadi, tetapi juga bagi Kota Malang.
Namun, kenangan dan ajaran beliau akan selalu hidup, menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus menjalin kerukunan dan mencintai sesama tanpa memandang perbedaan.
Saya yakin kebaikan beliau akan menjadi warna dalam kenangan indah bagi Kota Malang. Selamat jalan panutan. Sugeng tindak Kiai Chamzawi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Khoirul Anwar |
Publisher | : Rifky Rezfany |