Pasar Properti Tumbuh, Java Property Ekspansi Wilayah Surabaya Timur

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Setelah sukses menggarap properti di Surabaya barat, kantor broker Java Property melakukan ekspansi ke Surabaya Timur dengan membuka kantor baru di Kawasan Manyar.
Hal ini karena kebutuhan rumah masih terus bertumbuh seiring dengan makin banyak pasangan muda yang memerlukan rumah.
Advertisement
Sementara bagi gen Z maupun millenial yang ingin menjadi entrepreneur properti, bangunan komersial terutama Ruko dan SOHO, office space ataupun outlet di mall, outlet di office building pasti mereka butuhkan.
“Kondisi ini kami yakin akan bertahan hingga akhir tahun nanti ataupun akan boom setelah Pemilu. Banyak kalangan muda saat ini mencari hunian yang cocok dengan budgetnya. Selain itu mencari spot outlet yang cocok untuk berbisnis baik menyewa maupun membeli unit. Peluang nice seperti ini yang akan kita garap," terang Rudy Sutanto, Founder Java Property Indonesia dan Dewan Pembina Arebi Jatim, Minggu (22/10/2023).
Pihaknya sangat optimistis pembukaan kantor baru Java Property di Manyar akan mampu menjawab dinamika kebutuhan pasar properti khususnya di Surabaya. Sebab, sebagai agen properti yang berpengalaman, Java Property Indonesia telah bekerjasama dengan banyak developer sehingga jumlah unit yang ditawarkan oleh Java Properti Manyar cukup banyak dan beragam.
Misalnya, untuk hunian atau rumah yang ditawarkan cukup banyak mulai harga Rp700 juta-an hingga miliaran rupiah. Lokasinya juga cukup banyak tidak hanya di Surabaya Timur saja, namun juga ada di Surabaya Barat dan Sidoarjo.
Rudy Sutanto, Founder Java Property Indonesia dan Dewan Pembina Arebi Jatim. (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Dengan begitu, calon pembeli punya banyak pilihan mulai yang harga Rp700 juta-an hingga miliaran. Semua ada. Baik yang primary maupun yang secondary.
"Tinggal menyesuaikan budgetnya saja mau hunian yang bagaimana. Selain rumah, kami juga melayani penjualan dan sewa ruko, gudang, perkantoran maupun lainnya. Semua didukung dengan tim profesional dan terstandar kompetensi broker,” tambahnya.
Sementara itu, Dewan Pembina AREBI Jatim, Rudy Sutanto, menambahkan, pasar properti memang akan terus tumbuh. Selain demand yang masih tinggi terutama dari milenial dan Gen Z , juga aksesnya semakin mudah seiring dengan pembangunan infratstruktur yang masif di Surabaya oleh Pemerintah Kota Surabaya.
Dia memberikan contoh Pembangunan jalan lingkar luar Barat (JLLB) dan Timur (JLLT) yang akan segera direalisasikan terkoneksi Pemkot Surabaya akan berimbas positif terhadap perkembangan pasar properti di Surabaya baik di Barat maupun di Timur. Karena aksesnya akan semakin mudah.
"Dulu sebelum ada MERR, perkembangan properti di Surabaya Timur juga agak lambat. Namun begitu jalan MERR dibangun, properti di Surabaya Timur langsung booming. Bahkan harga tanahnya juga melambung,” kata Rudy.
Sebab itu, pengurus Kadin Jatim bidang real estate ini mendukung broker yang melakukan ekspansi kantor di Surabaya Timur. Agar dapat melayani konsumen dan menggarap potensi market yang cukup besar baik di pasar primary maupun sekunder.
Developer juga banyak yang melakukan ekspansi ke Surabaya Timur dengan membangun proyek baru. Hal ini peluang bagi broker untuk ikut memasarkan produk properti terutama yang membidik segmen kalangan muda.
Jika jalur lingkar Timur selesai dibangun dan terkoneksi sesuai rencana maka pasar properti khususnya di Surabaya Timur dan Selatan akan semakin ramai peminat. Market primary dan sekunder akan naik secara signifikan.
Sebab itu, broker harus melayani permintaan pasar yang begitu besar dengan salah satu caranya membuka kantor cabang agar bisa mendekatkan diri dengan konsumen di segmen wilayah tertentu.
"Seperti Java Property yang ekspansi di kawasan Manyar. Ini sangat bagus untuk mendekati market surabaya Timur dan selatan," ujar Rudy Sutanto, Founder Java Property Indonesia .
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jatim Bidang Real Estate, Danny Wahid sekaligus mantan Ketua Rei Jatim menambahkan, saat ini konsumen perlu mempertimbangkan legalitas produk properti hingga tata ruang. Utamanya untuk primary perlu melihat track record developer agar tidak kecewa kemudian hari.
"Karena itu pengaruh sekali, sekarang banyak properti, tiba-tiba dia tidak bisa bangun. Kasihan usernya," kata Danny.
Pada intinya, kata Danny, jangan sampai nanti investasi bermasalah. Kemudian, ia juga berharap milenial dan Gen Z mulai mempertimbangkan investasi sebagai prioritas dibandingkan peralatan penunjang gaya hidup konsumtif dan kolektibilitas seperti penggunaan kartu kredit. Takutnya, apabila terjadi masalah.
"Ketika dia terjadi ada masalah di kolektibilitasnya, ketika dia mau menikah, dia mau beli rumah tuh, dia tidak bisa punya rumah sampai kapanpun karena dosa daripada kolektibilitas yang ditimbulkan OJK. Itu seperti kutukan yang tidak bisa dibuat kalaupun dibayar itu ada ada riwayat jadi mohon maaf dia akan cacat ketika dia membutuhkan rumah atau membutuhkan apapun," tegasnya.
Oleh sebab itu, atas pembukaan Java Property di Surabaya Timur, Danny berharap banyak milenial tertarik investasi sektor hunian. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |