Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Upaya Peningkatan Kualitas Pendidikan yang Berorientasi Pada Proses (Kejujuran) dan Hasil

Sabtu, 25 Januari 2020 - 22:32 | 239.98k
Meri Kurnia, Mahasiswa Prodi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi (FIA), Universitas Islam Malang (UNISMA)
Meri Kurnia, Mahasiswa Prodi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi (FIA), Universitas Islam Malang (UNISMA)
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANGPENDIDIKAN merupakan kebutuhan semua manusia dan menjadi kunci bagi kemajuan sebuah bangsa. Tentu saja kita sadar bahwa dengan pendidikan yang berkualitas, kesempatan untuk sejajar dengan bangsa yang sudah lebih maju kian besar. Tetapi kualitas pendidikan di negara ini tidak sebagus negara yang lain.

Untuk mencapai pendidikan yang berkualitas maka dilakukan beragam upaya dengan sungguh-sungguh untuk mencari solusi dari permasalahan yang akan dihadapi. Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan menjadi penting dalam rangka menjawab tantangan Globalisasi, Kemajuan IPTEK, dan lembaga pendidikan dituntut untuk bisa melahirkan keluaran pendidikan yang berkualitas.

Dalam sebuah pendidikan diharapkan guru memberikan peran lebih besar karena peran pendidik tidak bisa digantikan oleh siapapun dan apapun di sera apapun.

Dalam dunia pendidikan menentukan peran intelegensi terhadap keberhasilan seseorang dalam belajar. Semakin tinggi tingkat IQ seseorang, semakin besar tingkat keberhasilan yang dimiliki orang tersebut ketika belajar sesuatu.

Namun sebaliknya, semakin rendah tingkat IQ seseorang biasanya berbanding lurus dengan kegagalan belajar yang bakal dialaminya di kemudian hari. Tetapi pada saat ini prestasi belajar seseorang bahkan tidak berkorelasi dengan usaha seseorang.

Pada seseorang yang memiliki IQ rendah memiliki perlakuan tugas dan beban belajar harus hati-hati. Bahkan hanya tugas dan beban belajar yang “mudah” saja yang bisa diberikan kepada kelompok ini, jika tidak pastilah anak-anak ini akan gagal di tengah jalan.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh usaha dan kerja keras siswa tersebut. Segala stimulus yang memberi tantangan justru akan memacu seseorang untuk belajar dan mendorong prestasi belajar yang lebih tinggi lagi, dan bukan sebaliknya menjadi halangan.

Suatu bentuk kesalahan atau ketidakberhasilan dalam mencapai target bukanlah kegagalan namun batu pijakan (milestone) menuju keberhasilan yang sesungguhnya. Terhadap kegagalan dalam belajar tidak dilihat dalam perspektif siswa semata melainkan tanggung jawab subyek dan obyek belajar.

Namun IQ bukanlah penentu akhlak seseorang, pada saat ini banyak terjadi tindakan yang menyimpang di negara ini seperti suap, korupsi, dan lainnya. Yang ternyata pelaku tindakan kejahatan tersebut adalah orang berpendidikan yang mempunyai gelar sarjana dari lulusan universitas yang terkenal.

Pola pendidikan formal saat ini hanya mengajarkan mengenai ilmu dunia sehingga hanya menghasilkan orang pintar tetapi sayangnya tidak terdidik dan tidak mempunyai budi pekerti yang baik. Yang seharusnya mereka seharusnya mereka menjadi penolong dan pemimpin yang baik untuk menciptakan manfaat bagi banyak orang malah menjadi penindas kaum yang lemah.

Tentunya disini peran guru dalam pendidikan sangatlah penting untuk membenuk karakter anak pada kemudian hari agar memiliki akhlak yang baik. Maka cara berpikir dan cara berperilaku guru itu juga cenderung menuntunnya untuk tidak mau mendukung atau sekurang-kurangnya tidak memfasilitasi anak tersebut untuk berhasil.

Jika kita percaya bahwa high expectation berbanding lurus dengan high performance dalam pembelajaran maka pilihan yang perlu dilakukan proses proses remidiasi perlu dilakukan juga kepada guru secara lebih serius dalam konteks sekolah kita. Faktor penyebab lain dari rendahnya ekpektasi guru dalam dunia pendidikan kita karena tiadanya tujuan yang jelas (big goals) para guru saat mengajar.

Artinya tidak ada panduan dan target terukur yang bisa menuntun dan mengarahkan keseluruhan perilaku dan proses pembelajaran si guru di kelas. Maka pilihannya sekarang adalah bagaimana guru memiliki big goals tersebut.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Meri Kurnia, Mahasiswa Prodi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi (FIA), Universitas Islam Malang (UNISMA)

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES