Peristiwa Daerah PPKM Darurat

Viral Tuna Netra Didenda Saat PPKM di Kota Banjar: Itu Hoaks, Mereka Bukan Satgas

Senin, 19 Juli 2021 - 07:00 | 136.48k
Ujang, penyandang disabilitas yang sosoknya viral di medsos usai menjadi korban pelaku kejahatan dengan modus operasi PPKM darurat saat dikunjungi Camat (Foto:Susi/TIMES Indonesia)
Ujang, penyandang disabilitas yang sosoknya viral di medsos usai menjadi korban pelaku kejahatan dengan modus operasi PPKM darurat saat dikunjungi Camat (Foto:Susi/TIMES Indonesia)
FOKUS

PPKM Darurat

TIMESINDONESIA, BANJAR – Ujang Ahmad Hidayat, seorang pria tuna netra asal Lingkungan Cimenyan, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan/Kota Banjar, Jawa Barat mendadak viral di jagat maya. Ini setelah warga mengunggah video pernyataan mengenai denda yang diberikan kepada Ujang Ahmad Ruhiyat (36) sebesar Rp50 ribu saat PPKM Darurat karena mengenakan masker di bawah hidung.

Namun, fakta di atas adalah tidak benar. TIMES Indonesia berhasil menemui Ujang dan mendapat penjelasan mengenai peristiwa yang sebenarnya.

Ujang mengaku dirinya dimintai uang pada Rabu pagi pekan lalu usai dirinya mengantar makanan dagangannya seperti rutinitas yang biasa dilakukannya setiap hari. Ujang mengatakan, yang meminta uang denda bukan Satgas Penanganan Covid yang bertugas, namun orang yang memanfaatkan kondisinya yang tidak bisa melihat.

 "Saya abis minum jus jadi masker saya turunkan dulu," terangnya saat dijumpai sejumlah awak media di rumahnya Minggu siang (18/7/2021).

Diduga ada pihak yang memanfaatkan kondisi penyandang disabilitas ini. Pria yang biasa mengumandangkan adzan di Masjid di lingkungan rumahnya ini dimintai uang oleh dua orang pelaku yang mengaku sebagai petugas Satgas Penanganan Covid Kota Banjar yang sedang melakukan razia PPKM.

Tanpa banyak pikir, Ujang yang memang dikenal warga sekitar sebagai orang yang sangat baik langsung menyerahkan uang yang diminta pelaku yang mengaku sebagai petugas tersebut.

Tak lama berselang, cerita Ujang pun viral di medsos dan menjadi bahan perbincangan yang mengundang pro dan kontra di kalangan warganet. Kebanyakan komentar pedas dilayangkan kepada petugas Satgas Penanganan Covid Kota Banjar atas perbuatannya yang tega menjatuhkan denda terhadap seorang tuna netra seperti Ujang.

Ujang Jadi Korban Pemerasan

Ujang pun menyesali dengan adanya unggahan video yang terlanjur menyebar dan mengakibatkan terjadinya polemik yang dimanfaatkan pihak-pihak tak bertanggung jawab untuk memperkeruh situasi di tengah aturan PPKM darurat ini.

 "Saya hanya ingin klarifikasi, pelaku yang meminta uang kepada saya bukan petugas Satgas dan tolong jangan menyalahkan pemerintah karena saya hanya korban dari pelaku tidak bertanggung jawab yang ingin memanfaatkan PPKM sebagai modus  baru untuk memeras orang seperti saya, tolong agar semua orang tidak percaya hoaks tersebut," urainya.

Hal tersebut dibenarkan Uhi Nasuhi, ayah Ujang yang memohon agar video unggahan yang menayangkan anaknya dengan pernyataan yang menyudutkan petugas Satgas untuk dihapus.

 "Tolong jangan memperkeruh keadaan yang sedang sulit ini, anak saya bukan korban pemerasan petugas Satgas melainkan orang jahat yang memanfaatkan kekurangan anak saya dengan modus razia PPKM!" ucapnya emosional.

Uhi dengan tegas menyatakan bahwa dirinya mendukung aturan PPKM darurat yang saat ini sedang berjalan demi memutus mata rantai penyebaran virus varian baru yang sudah banyak memakan korban di Kota Banjar.

 "Saya berterimakasih karena diberi kesempatan untuk meluruskan terkait apa yang menimpa anak saya dan saya akan maju ke depan apabila ada pihak tak bertanggungjawab yang menyalahkan petugas Satgas atau pemerintah dalam kejadian ini. Tolong, jangan peruncing keadaan, saya hanya ingin Kota Banjar ini kondusif tanpa diperkeruh dengan pernyataan tidak benar," tegasnya.

Banjir Dukungan untuk Ujang

Usai menggelar klarifikasi, beberapa pihak yang berempati terhadap Ujang berdatangan untuk memberikan dukungan, bantuan dan santunan. Mulai dari Kapolres, Camat Kecamatan Banjar, Lurah Mekarsari, Kabid Gakda Satpol PP Kota Banjar, dr Ika Rika Ruhantika selaku perwakilan Nakes, Kanit Intel Polsek Banjar beserta Bhabinkamtibmas dan Babinsa Kelurahan Mekarsari.

Selain memberikan dukungan, mereka memberikan santunan uang dan bantuan paket sembako kepada Ujang dan keluarganya.

Banjir dukungan pun ditunjukan artis Tanah Air Indonesia yang menyempatkan diri untuk datang ke rumah Ujang demi memberikan support setelah kasusnya viral di medsos.

Ujang-2.jpgWilly, artis pemeran Preman Pensiun 5 saat mengunjungi Ujang (foto:Susi/TIMES Indonesia)

Dian Sule alias Willy, artis pemeran sinetron Preman Pensiun 5 ini datang dan memberikan santunan serta paket sembako kepada Ujang.

 "Saya prihatin dengan apa yang menimpa pa Ujang dan memberikan beliau dukungan agar tetap semangat ya," katanya seperti diceritakan Evi, tetangga Ujang yang menerima langsung kedatangan artis ini di rumah korban.

Selain Willy dan rekan-rekannya, dukungan dan bantuan juga di berikan H.Dedi Mulyadi, selaku Anggota DPR RI dari partai Golkar yang selama ini dikenal gencar menyantuni kaum dhuafa.

 "Pa Dedi sudah menghubungi Ujang dan turut memberikan support kepadanya," imbuh Evi. 

Evi merupakan orang pertama yang mengunggah video tentang kejadian yang menimpa Ujang ke Facebook. Hal tersebut dilakukannya karena kasihan setelah mengetahui pria yang masih merupakan kerabatnya itu dimanfaatkan orang tak bertanggung jawab.

  "Saya tidak menyangka kalau postingan saya menjadi viral dan di-posting ulang dengan caption yang di buat seolah-olah Ujang menjadi korban Satgas Penanganan Covid Kota Banjar, padahal saya tidak menyebutkan itu, tapi orang-orang yang menyebarkan video tersebut malah membesar-besarkan sehingga menjadi informasi hoaks yang viral," sesalnya.

Evi meminta maaf secara langsung kepada Ujang dan keluarganya atas menyebarnya video yang berkembang menjadi opini liar di masyarakat.

 "Sekali lagi, saya mohon bagi siapapun yang masih menyimpannya, tolong hapus video tersebut karena saya tidak memposting video tersebut untuk menyudutkan pemerintah apalagi Satgas Penanganan Covid Kota Banjar, kasihan mereka siang malam sudah lelah menjaga Kota Banjar," pintanya.

Penjelasan Satgas Penanganan Covid

Juru bicara Satgas Covid Kota Banjar, H Agus Nugraha saat dikonfirmasi mengatakan bahwa pihaknya selama ini tidak pernah melakukan denda ditempat, melainkan melalui sidang darurat yang digelar di Pendopo Kota Banjar.

 "Petugas Satgas yang melakukan penindakanpun tidak pernah sendirian pasti selalu gabungan, dan nama pak Ujang ini tidak ada dalam data penindakan kami," ungkapnya.

Agus mengimbau kepada masyarakat agar tidak terkecoh dengan modus baru yang mengatasnamakan razia PPKM darurat ini.

 "Kami imbau masyarakat untuk waspadai modus seperti ini dan apabila ada pihak yang mengaku petugas memintai denda ditempat jangan dihiraukan, karena pastinya itu bukan Satgas melainkan pihak-pihak yang ingin memanfaatkan keadaan," imbaunya.

Modus kejahatan dengan berpura-pura sebagai petugas Satgas yang sedang menjalankan operasi PPKM darurat bukan kali pertama ini terjadi di Kota Banjar.

Sebelum kasus yang menimpa penyandang tuna netra ini, dua begal di Kecamatan Langensari mengaku petugas dari kepolisian yang sedang menjalankan razia PPKM Darurat juga berhasil menjarah motor seorang remaja sehingga masyarakat diharapkan untuk lebih berhati-hati saat beraktivitas di luar rumah pada masa PPKM darurat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES