Mensos Ajak Kepala Daerah Sukseskan Program Sekolah Rakyat

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf mengajak seluruh kepala daerah di Jawa Timur untuk berkolaborasi menyukseskan program Sekolah Rakyat. Program ini merupakan implementasi arahan Presiden Prabowo Subianto dalam menyediakan akses pendidikan bagi anak-anak miskin.
“Saya minta dukungan sekaligus ingin berkoordinasi dalam rangka menerjemahkan arahan Presiden dalam menyelenggarakan Sekolah Rakyat. Kami ingin didukung oleh provinsi, kabupaten/kota yang memiliki sarana dan prasarana yang bisa digunakan,” ujar Mensos dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Senin (12/2/2025).
Advertisement
Target pembangunan Sekolah Rakyat difokuskan untuk anak-anak dari keluarga miskin yang berada di desil 1 Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN).
Setiap kabupaten/kota diharapkan memiliki minimal satu Sekolah Rakyat, sementara tingkat provinsi ditargetkan memiliki dua sekolah. Secara nasional, Presiden Prabowo menargetkan pendirian 100 Sekolah Rakyat jenjang SD, SMP, dan SMA pada tahun ini.
Sebagai bentuk dukungan, Kementerian Sosial telah menyiapkan fasilitas yang dapat digunakan sebagai lokasi penyelenggaraan Sekolah Rakyat.
“Kami punya 31 sentra dan 6 balai yang siap digunakan, dan sekarang sudah ada 40 lokasi yang siap,” kata Mensos.
Gubernur Jatim Dukung Sekolah Rakyat
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyatakan dukungan penuh terhadap program Sekolah Rakyat. Menurutnya, penyelenggaraan Sekolah Rakyat harus didukung dengan sumber daya yang kompeten agar pendidikan yang diberikan berkualitas.
“Jadi dari DTSEN dan Sekolah Rakyat, mungkin kita akan menurunkan pertemuan dengan dinas sosial dan dinas pendidikan di masing-masing kabupaten/ kota untuk SD dan SMP, kemudian dinas pendidikan di provinsi untuk SMA sehingga semua terukur. Kita ini menyiapkan pendidikan generasi emas 2045, pasti ini pendidikan yang harus qualified," kata Khofifah.
Sekolah Rakyat Terapkan Sistem Boarding School
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 2009-2014 yang juga Tim Formatur Sekolah Rakyat, M Nuh, menjelaskan bahwa nama Sekolah Rakyat dipilih bukan untuk merendahkan, melainkan untuk menanamkan keberanian dan tekad maju pada anak-anak kurang mampu.
"Jadi dia berani secara clear, (berkata) saya memang miskin tapi saya ingin maju. Jadi dia tidak sembunyi-sembunyi kemiskinannya itu. Memang iya saya miskin, faktanya memang miskin tapi saya ingin maju," kata M Nuh.
Sekolah Rakyat akan mengadopsi sistem boarding school atau asrama. Model ini dinilai lebih efektif dalam membangun karakter dan meningkatkan rasa percaya diri siswa.
Menurut M Nuh, anak-anak miskin kerap mengalami inferiority complex atau rasa rendah diri, yang menghambat mereka berkembang.
"Karena memang anak-anak miskin itu perlu pembentukan karakter secara khusus, ini diangkat (kepercayaan diri) Sehingga untuk menemukan self confidence. Itu perlu pendekatan-pendekatan tersendiri yang rasanya tidak mungkin sekolah model biasa," imbuhnya.
Program ini juga menargetkan hasil jangka panjang. Dengan perhitungan pendidikan dasar hingga perguruan tinggi selama 16 tahun, para lulusan Sekolah Rakyat diproyeksikan menjadi generasi yang siap bersaing dan menjadi generasi Indonesia Emas di tahun 2045.
"Sehingga sekarang momentum yang pas sekali (Program Sekolah Rakyat). Saat yang pas, kalau enggak kita semakin terlambat," kata M Nuh. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |