Paus Fransiskus Dimakamkan, Trump Ketiban Cercaan Karena Ini.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Setelah disemayamkan selama tiga hari di Basilika Santo Petrus, Sabtu (26/4/2025) Paus Fransiskus dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, atau Santa Maria Maggiore yang berjarak sekitar 4 kilometer.
Roma dan dunia mengucapkan selamat tinggal kepada Paus Fransiskus dengan upacara pemakaman besar-besaran namun pemakamannya sendiri berlangsung sederhana.
Advertisement
Paus Fransiskus menjadi satu-satunya Paus yang dimakankan di luar makam-makam Paus sebelumnya yang secara tradisional dimakamkan di bawah tanah Basilika Santo Petrus, Vatikan.
Misa pemakaman diadakan di luar ruangan Sabtu pagi tadi, dengan pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Donald Trump dan mitranya dari Ukraina Volodymyr Zelenskyy hadir.
Ribuan pelayat, banyak di antaranya juga datang dari seluruh dunia untuk hadir, dan mereka mulai berkumpul di alun-alun umum sejak pukul 5 pagi, jauh sebelum Misa umum lima jam kemudian.
Menurut Takhta Suci, sebanyak 250.000 orang hadir.
Jenazah Paus Fransiskus diangkut untuk dibawa dan dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, atau Santa Maria Maggiore, salah satu dari empat basilika kepausan di Roma.
Paus Fransiskus merevisi dan menyederhanakan ritual Vatikan menjelang pemakaman, yang dihadiri oleh presiden dan keluarga kerajaan, namun sementara para narapidana dan migran yang mengantarnya ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Paus berharap upacara tersebut bisa mencerminkan prioritas kepausannya, dimana ia ingin menekankan perannya sebagai seorang pendeta belaka dan bukan sebagai pemimpin agama yang kuat.
Lautan manusia berkumpul rapi membentuk persegi di alun-alun di depan Basilika Santo Petrus.
Lokasi itu pula yang menjadi tempat mengularnya sekitar 250.000 orang untuk menyaksikan Paus Fransiskus disemayamkan selama tiga hari setelah kematiannya pada Senin Paskah diusia 88 tahun.
Vatikan melaporkan, diperkirakan sekitar 150.000 orang berbaris di jalan-jalan Roma untuk menyaksikan saat iring-iringan peti jenazah Paus Fransiskus dibawa dalam prosesi ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Jumlah itu lebih sedikit dibanding jumlah orang yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus dan jalan-jalan di sekitarnya saat menghadiri misa pemakaman dan jenazah Paus Fransiskus disemayamkan di sana. Vatikan menyebutkan saat itu sekitar 250.000 pelayat berada di area tersebut.
Sekelompok kardinal menyaksikan pemakaman Paus Fransiskus mengenakan pakaian keagamaan berwarna merah.
Upacara pemakaman Paus Fransiskus dipimpin oleh bendahara kardinal Kevin Joseph Farrell, diperkirakan akan berakhir pada pukul 14:00 waktu setempat (13:00 BST) atau malam ini sekitar pukul 19.00
Setelah itu, banyak pemimpin asing akan meninggalkan Roma. Bahkan beberapa diantaranya telah melakukannya. Sementara para peziarah dan pelayat tetap tinggal.
Hari ini menandai dimulainya masa berkabung sembilan hari yang disebut Novemdiales, dan misa akan diadakan setiap hari untuk mengenang Paus Fransiskus.
Terlepas dari duka cita wafatnya Paus Fransiskus, perhatian dunia Katolik akan segera beralih ke konklaf, yakni ritual pemilihan pengganti Paus Fransiskus dimana para kardinal yang memenuhi syarat berkumpul di Kota Vatikan untuk memberikan suara secara rahasia.
Para kardinal belum mengonfirmasi tanggalnya, tetapi konklaf biasanya berlangsung antara 15 hingga 20 hari setelah meninggalnya Paus. Itu berarti kemungkinan besar tanggal setelah 6 Mei.
Bubar Mencari Makan
Sementara itu kerumunan orang yang menghadiri pemakaman juga mulai bubar untuk mencari makan siang.
Para pelayat duduk di bawah sinar matahari di Kota Vatikan.
Sementara itu, di jalan-jalan di luar Lapangan Santo Petrus, puluhan ribu peziarah terus mengalir keluar setelah berakhirnya acara pemakaman umum Paus Fransiskus.
Cuaca di Roma hari ini hangat, dengan suhu maksimum diperkirakan 23-C (73F) pada sore hari.
Bagi banyak orang, prioritas mereka adalah berteduh dan makan siang.
Di tangga Chiesa di Santo Spirito di Sassia, sekelompok orang beristirahat sejenak sambil duduk dan makan roti lapis sambil mengatur napas. Beberapa orang telah berada di Lapangan Santo Petrus sejak sebelum fajar.
Di dalam, umat Katolik dari seluruh dunia berkumpul untuk berdoa dan menyalakan lilin untuk mengenang Paus Fransiskus.
Keluarga-keluarga duduk di samping biarawati dan pendeta. Suasananya tenang, jauh dari hiruk pikuk jalanan di luar.
Trump Dituduh Tidak Hormat
Terlepas dari prosesi pemakaman, yang kini sedang hangat dan viral adalah tuduhan melanggar aturan kepada Presiden AS, Donald Trump.
Donald Trump dituduh melanggar aturan karena mengenakan setelah jas warna biru di prosesi pemakaman Paus Fransiskus.
Aturan berpakaian yang ketat untuk acara di Vatikan mengharuskan pria mengenakan setelan jas gelap dengan dasi hitam panjang dan kemeja putih. Sepatu, kaus kaki panjang, mantel, dan payung juga harus berwarna hitam.
Pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky tidak mengenakan dasi, dan Joe Biden juga mengenakan dasi biru.
Ketiganya dituduh menunjukkan "rasa tidak hormat" karena sebagian besar pemimpin dunia mengenakan pakaian serba hitam.
Presiden, yang duduk di barisan depan bersama ratusan pejabat tinggi dan bangsawan asing, mengenakan pakaian biru tua, dihiasi dengan pin yang memperlihatkan bendera Amerika. Ia memadukannya dengan dasi biru mengilap.
Secara tradisional, pakaian yang rapi dan gelap dikenakan sebagai tanda penghormatan - sebuah praktik yang diadopsi oleh banyak pelayat yang berkumpul, termasuk Sir Keir Starmer .
Melania, yang duduk di samping suaminya pada ulang tahunnya yang ke-55, terlihat memadukan mantel hitam konservatif dengan kerudung renda dan sarung tangan.
Hal ini terjadi hanya dua bulan setelah presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dicap 'tidak sopan' oleh seorang reporter di Gedung Putih karena tidak mengenakan jas saat berkunjung ke Ruang Oval, dengan laporan yang mengklaim Trump kesal dengan pakaiannya.
Presiden tersebut dikecam oleh para penonton yang mengatakan bahwa ia menonjol 'seperti jempol yang sakit' dari para pemimpin lainnya.
Yang lainnya, Alison Graham, mengecam Perdana Menteri AS dengan mengatakan: 'Mengapa Trump satu-satunya pemimpin dunia pria yang mengenakan setelan biru?
"Apakah dia tidak punya rasa kepatutan? Malu dia," katanya.
Donald Trump bersama Ibu Negara, Melania Trump duduk bersama para pemimpin dunia lainnya saat menghadiri upacara pemakaman mendiang Paus Fransiskus di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.
Minta Dilestarikan
Seorang kardinal memohon agar warisan Paus Fransiskus yang peduli terhadap migran, kaum tertindas dan lingkungan hidup tetap dilestarikan.
Donald Trump juga berselisih dengan Paus Fransiskus mengenai isu-isu tersebut.
Di sisi lain duduk para kardinal yang akan memilih pengganti Paus Fransiskus dalam sebuah konklaf bulan depan, yang akan memutuskan apakah paus baru nanti akan melanjutkan dorongan mendiang Paus Fransiskus untuk Gereja yang lebih terbuka ataukah menyerah kepada kaum konservatif yang ingin kembali ke kepausan yang lebih tradisional.
Paus asal Argentina, yang memimpin selama 12 tahun itu meninggal pada usia 88 tahun pada hari Senin setelah menderita stroke.
"Kaya akan kehangatan manusiawi dan sangat peka terhadap tantangan masa kini, Paus Fransiskus benar-benar berbagi kecemasan, penderitaan, dan harapan saat ini," kata Kardinal Giovanni Battista Re dari Italia, yang memimpin Misa pemakaman. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |