Entertainment

China Gunakan AI untuk Hidupkan Kembali Film Kungfu Legendaris

Jumat, 20 Juni 2025 - 19:30 | 6.22k
Film ikonik Drunken Master oleh Jackie Chan yang dibuft pada tahun 1978 akan di remake dengan AI.
Film ikonik Drunken Master oleh Jackie Chan yang dibuft pada tahun 1978 akan di remake dengan AI.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sejumlah studio film Tiongkok mengumumkan rencana ambisius untuk menghidupkan kembali 100 film klasik kungfu dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan (AI).

Dikutip dari PCmag.com, proyek ini akan mencakup film-film ikonik seperti Fist of Fury yang dibintangi Bruce Lee, Drunken Master oleh Jackie Chan, hingga Once Upon a Time in China karya Jet Li.

Advertisement

Rencana yang diberi nama Kung Fu Movie Inheritance Plan ini diluncurkan pada Kamis (19/6/2025) dalam ajang Shanghai International Film Festival.

Tujuannya adalah mewariskan kekayaan sinema klasik Tiongkok sekaligus memperkenalkannya kepada generasi baru lewat pendekatan modern dengan “teknologi film AI mutakhir”.

Menurut laporan The Hollywood Reporter, proyek yang didukung pemerintah ini tak hanya terbatas pada genre kungfu. Salah satu film lain yang juga akan dirombak adalah A Better Tomorrow (1986), film gangster legendaris yang dibintangi Chow Yun-fat.

Menariknya, versi barunya akan dikemas dengan nuansa cyberpunk dan diberi judul A Better Tomorrow: Cyber Frontier. Film ini juga disebut-sebut sebagai film animasi panjang pertama di dunia yang sepenuhnya diproduksi oleh AI.

Produksi Cyber Frontier sudah berlangsung selama dua tahun dan hanya melibatkan tim kecil beranggotakan 30 orang, jauh berbeda dari produksi film konvensional yang bisa melibatkan ribuan kru. Ini menjadi bukti bagaimana teknologi AI generatif mampu meningkatkan efisiensi dalam industri perfilman.

Meski menjanjikan dari sisi produksi, proyek ini juga menuai pro dan kontra. Banyak penggemar yang khawatir jiwa dan aksi nyata dalam film aslinya—yang penuh dengan adegan laga nyata tanpa efek komputer—akan hilang dalam versi barunya.

Namun pihak studio menegaskan, semangat dan estetika film aslinya akan tetap dijaga. AI hanya akan digunakan untuk memperbarui kualitas gambar, suara, dan penyutradaraan agar sesuai dengan selera penonton masa kini.

“Ini bukan hanya soal pelestarian film, tetapi juga eksplorasi berani dalam pengembangan seni sinema yang inovatif,” ujar Zhang Pimin, Ketua China Film Foundation, seperti dikutip The Hollywood Reporter.

Ia menekankan bahwa proyek ini akan menjaga narasi dan keindahan visual film-film lama sembari memberikan sentuhan baru yang lebih modern.

Proyek ini hadir di tengah perdebatan global mengenai peran AI dalam industri kreatif. Seperti halnya Hollywood, studio-studio di Tiongkok juga sedang mencari cara untuk memanfaatkan teknologi ini secara maksimal.

Bahkan, media lokal menyebutkan bahwa A Better Tomorrow: Cyber Frontier berpotensi tayang di platform global seperti Netflix dan Disney+.

Apakah versi AI dari film-film kungfu legendaris ini akan diterima oleh penggemar atau justru menuai kritik tajam? Hanya waktu yang akan menjawab. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES