Peristiwa Internasional

WHO: Gaza Alami Kelaparan Massal Akibat Blokade Bantuan oleh Israel

Kamis, 24 Juli 2025 - 08:00 | 15.23k
Warga Palestina termasuk anak-anak berkumpul untuk menerima makanan di dapur amal di daerah al-Mawasi, Khan Younis, Gaza selatan. (foto: AFP/Aljazerra)
Warga Palestina termasuk anak-anak berkumpul untuk menerima makanan di dapur amal di daerah al-Mawasi, Khan Younis, Gaza selatan. (foto: AFP/Aljazerra)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Gaza tengah mengalami kelaparan massal yang disebabkan oleh blokade terhadap bantuan kemanusiaan. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menegaskan hal tersebut dalam konferensi pers virtual yang disiarkan dari Jenewa, Rabu (23/7/2025).

“Sulit menyebutnya selain kelaparan massal, dan jelas ini buatan manusia. Penyebabnya adalah blokade,” kata Tedros.

Advertisement

Pernyataan ini muncul setelah lebih dari 100 lembaga kemanusiaan mendesak tindakan segera untuk mengatasi ancaman kelaparan di Gaza. Berton-ton makanan, air bersih, dan pasokan medis disebut menumpuk di luar wilayah tersebut tanpa bisa disalurkan.

Stok pangan di Gaza habis setelah Israel, yang sejak Oktober 2023 berperang melawan kelompok Hamas, menghentikan semua pasokan ke wilayah itu pada Maret. Blokade dicabut pada Mei, tetapi dengan pembatasan ketat yang diklaim Israel diperlukan untuk mencegah bantuan disalahgunakan oleh kelompok bersenjata.

Namun, menurut lembaga kemanusiaan internasional, bantuan yang berhasil masuk hanya sebagian kecil dari kebutuhan warga Gaza. Israel mengklaim telah mengizinkan cukup banyak pasokan makanan masuk dan menyalahkan Hamas atas penderitaan 2,2 juta penduduk Gaza.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan 2025), sepuluh warga Palestina meninggal akibat kelaparan dalam semalam, menambah total korban tewas menjadi 111 orang. Mayoritas kematian terjadi dalam beberapa pekan terakhir seiring meningkatnya gelombang kelaparan di wilayah tersebut.

WHO mencatat, lonjakan malnutrisi ini telah menyebabkan kematian sedikitnya 21 anak sepanjang 2025, dan angka tersebut kemungkinan hanya sebagian kecil dari kondisi sebenarnya. Pusat-pusat penanganan gizi di Gaza kini penuh sesak, sementara pasokan makanan darurat sangat terbatas akibat runtuhnya jalur distribusi bantuan dan pembatasan akses.

Tedros menambahkan, PBB dan mitra kemanusiaannya tidak dapat menyalurkan makanan selama hampir 80 hari antara Maret hingga Mei. Hingga kini, penyaluran bantuan masih belum mencukupi kebutuhan.

Situasi ini disebut kian memprihatinkan. WHO melaporkan sekitar 10 persen warga Gaza yang menjalani pemeriksaan mengalami malnutrisi sedang hingga parah, termasuk hingga 20 persen perempuan hamil. Pada Juli saja, sekitar 5.100 anak dirawat dalam program penanganan gizi buruk, dengan 800 di antaranya dalam kondisi sangat kurus, menurut Rik Peeperkorn, perwakilan WHO untuk wilayah Palestina yang diduduki. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES