Bukan di Medan Perang, Orang Meninggal Tenggelam Termasuk Mati Syahid
TIMESINDONESIA, PACITAN – Dalam ajaran Islam, derajat syahid tidak hanya terbatas pada mereka yang gugur di medan perang membela Islam. Orang yang meninggal tenggelam pun termasuk mati syahid.
Rasulullah SAW menyebutkan variasi syahid, seperti yang diungkapkan dalam hadits berikut:
Advertisement
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ما تعدون الشهداء فيكم؟ قالوا : يا رسول الله، من قتل في سبيل الله فهو شهيد. قال إن شهداء أمتي إذا لقليل! قالوا: فمن هم يا رسول الله؟ قال من قتل في سبيل الله فهو شهيد، ومن مات في سبيل الله فهو شهيد، ومن مات في الطاعون فهو شهيد، ومن مات في البطن فهو شهيد، والغريق شهيد رواه مسلم.
Rasulullah SAW bersabda: “Mereka yang dianggap syahid di antara kalian, siapa sajakah mereka?” Para sahabat menjawab, “Mereka yang gugur di medan perang, ya Rasulullah.” Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya syahid di antara umatku itu sedikit.” Para sahabat bertanya, “Siapakah mereka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab: “Mereka yang gugur di medan perang, mereka yang meninggal di jalan Allah, korban wabah, korban penyakit perut, dan juga korban tenggelam.” (HR Muslim)
Dengan demikian, derajat syahid dapat dicapai oleh mereka yang wafat di jalan Allah, termasuk korban wabah, penyakit perut, dan tenggelam. Hal ini menunjukkan keragaman situasi di mana seseorang dapat mencapai derajat syahid.
وعن أبي هريرة رضي الله عنه، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم الشهداء خمسة المطعون والمبطون، والغريق، وصاحب الهدم، والشهيد في سبيل الله متفق عليه
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, ‘Orang yang mati syahid ada lima macam, yaitu orang yang kena tha’un (wabah), orang yang mati karena sakit perut, korban tenggelam, korban yang tertiban reruntuhan, dan orang syahid di jalan Allah."(HR Bukhari dan Muslim).
Dalam perspektif hadits lain, Rasulullah SAW menyebutkan lima kategori syahid, termasuk di antaranya orang yang meninggal karena wabah, penyakit perut, dan tenggelam. Hadits ini memberikan pandangan luas mengenai konsep syahid dalam Islam.
Dari sini ulama membagi tiga kriteria derajat syahadah atau syahid (merujuk kepada orangnya), yaitu syahid dunia dan akhirat; syahid akhirat, tidak di dunia; dan syahid di dunia, tidak di akhirat. Ketiganya akan mendapatkan ganjaran sesuai dengan amalnya sebagai keterangan Imam An-Nawawi atas hadits riwayat Muslim berikut ini.
قال العلماء المراد بشهادة هؤلاء كلهم غير المقتول فى سبيل الله انهم يكون لهم فى الآخرة ثواب الشهداء وأما فى الدنيا فيغسلون ويصلى عليهم وقد سبق فى كتاب الايمان بيان هذا وأن الشهداء ثلاثة اقسام شهيد فى الدنيا والآخرة وهو المقتول فى حرب الكفار وشهيد فى الآخرة دون أحكام الدنيا وهم هؤلاء المذكورون هنا وشهيد فى الدنيا دون الآخرة وهو من غل فى الغنيمة أو قتل مدبرا
“Ulama mengatakan, mereka yang dianggap mati syahid adalah mereka yang gugur bukan di medan perang. Mereka di akhirat kelak menerima pahala sebagaimana pahala para syuhada yang gugur di medan perang. Sedangkan di dunia mereka tetap dimandikan dan dishalatkan sebagaimana penjelasan telah lalu pada bab Iman. Orang mati syahid terdiri atas tiga jenis. Pertama, syahid di dunia dan di akhirat, yaitu mereka yang gugur di medan perang. Kedua, syahid di akhirat, tidak di dunia, yaitu mereka yang disebut dalam hadits ini. Ketiga, syahid di dunia, tidak di akhirat, yaitu mereka yang gugur tetapi berbuat curang terhadap ghanimah atau gugur melarikan diri dari medan perang,” (Imam An-Nawawi, Syarah Shahih Muslim, [Kairo, Darul Hadits: 1422 H/2001 M] juz VII, halaman 72).
Sebagai umat Islam, penting bagi kita untuk memahami bahwa pengabdian dan pengorbanan dalam berbagai konteks kehidupan juga diakui dan dihargai. Derajat syahid tidak hanya terletak pada medan perang, tetapi melibatkan berbagai situasi di mana seseorang menunjukkan keberanian, ketabahan, dan pengabdian kepada Allah.
Semoga pemahaman ini membuka wawasan kita mengenai konsep mati syahid dalam Islam dan mendorong kita untuk menghargai setiap bentuk pengorbanan yang dilakukan dengan niat ikhlas untuk Allah. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |