Hukum Bayar Zakat Fitrah di Sekolah, Sahkah?
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Bulan Ramadan, bulan penuh berkah, kembali menyapa umat Islam. Di momen ini, zakat fitrah menjadi salah satu ibadah yang tak luput dari perhatian. Zakat fitrah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu, sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama.
Namun, dalam praktiknya, pengelolaan zakat fitrah di lembaga, seperti sekolah, tak jarang menimbulkan pertanyaan dan keraguan. Berikut beberapa poin penting terkait zakat fitrah di lembaga.
Advertisement
Status Panitia dan Penerimaan Zakat
Panitia zakat fitrah di lembaga, seperti sekolah, tidak bisa disebut sebagai Amil resmi jika tidak mendapat rekomendasi dari pemerintah. Amil adalah pihak yang berhak menerima zakat atas nama lembaga resmi.
Oleh karena itu, panitia sekolah tidak berhak menerima zakat secara langsung. Penerimaan zakat harus melalui Amil resmi, seperti Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) atau Lembaga Amil Zakat (LAZ) terpercaya.
Sanksi dan Ancaman terhadap Siswa
Memberikan sanksi atau ancaman kepada siswa yang tidak membayar zakat di sekolah tidak dibenarkan. Sekolah tidak memiliki wilayah ta‘zîr (penghukuman) terhadap siswanya atas kesalahan yang tidak berkaitan dengan proses belajar mengajar.
Kewajiban zakat fitrah merupakan tanggung jawab pribadi, dan tidak boleh dipaksakan dengan sanksi atau ancaman.
Pembayaran Zakat Fitrah sebelum Ramadan
Menurut mazhab Syafii, membayar zakat fitrah sebelum Ramadan tidak diperbolehkan. Niat zakat fitrah harus dilakukan pada saat zakat dikeluarkan kepada mustahik.
Namun, mazhab Hanafi memperbolehkan pembayaran zakat fitrah sebelum Ramadan dengan beberapa ketentuan antara lain niat zakat dilakukan pada saat memberikan zakat kepada mustahik, atau saat zakat sudah di tangan mustahik, dan harta zakat masih utuh.
Kalkulasi Nilai Zakat Fitrah
Nilai zakat fitrah dihitung berdasarkan standar harga jenis makanan pokok yang telah ditentukan dalam hadis, seperti beras, gandum, kurma, dan kismis.
Harga yang dipakai adalah harga yang berlaku pada saat mengeluarkan zakat dan memakai standar harga di daerah di mana harta zakat berada.
Diperlukan edukasi yang jelas kepada masyarakat, khususnya pihak sekolah, mengenai tata cara pengelolaan zakat fitrah yang benar sesuai syariat Islam.
Transparansi dalam penyaluran zakat fitrah juga penting untuk membangun kepercayaan publik dan memastikan zakat tersalurkan kepada yang berhak.
Referensi:
إعانة الطالبين2/190)
وَعِباَرَةُ اْلكُرْدِيِّ اْلعَامِلُ مَنْ نَصَبَهُ اْلإمَامُ فِي أَخْذِ اْلعُمَالَةِ مِنَ اّلصَدَقَاتِ فَلَوِ اسْتَأْجَرَهُ مِنْ بَيْتِ اْلَمالِ أو جَعَلَ لَهُ جُعْلًا لَمْ يُأخَذْ مِنَ اّلزَكَاةِ. ( وَقَضِيَّةُ كَلَامِهِ أَنَّهُ لَا يَسْتَوْفِيهِ إلَّا الْإِمَامُ، وَاسْتُثْنِيَ مِنْهُ مَسَائِلُ الْأُولَى: لِلْأَبِ وَالْأُمِّ ضَرْبُ الصَّغِيرِ وَالْمَجْنُونِ زَجْرًا لَهُمَا عَنْ سَيِّئِ الْأَخْلَاقِ وَإِصْلَاحًا لَهُمَا قَالَ شَيْخُنَا: وَمِثْلُهُمَا السَّفِيهُ، وَعِبَارَةُ الدَّمِيرِيِّ: وَلَيْسَ لِلْأَبِ تَعْزِيرُ الْبَالِغِ وَإِنْ كَانَ سَفِيهًا عَلَى الْأَصَحِّ، وَتَبِعَهُ ابْنُ شُهْبَةَ الثَّانِيَة لِلْمُعَلِّمِ أَنْ يُؤَدِّبَ مَنْ يَتَعَلَّمُ مِنْهُ، لَكِنْ بِإِذْنِ الْوَلِيِّ كَمَا فِي الرَّوْضَةِ، وَإِنْ قَالَ الْأَذْرَعِيُّ: الْإِجْمَاعُ الْفِعْلِيُّ مُطَّرِدٌ بِذَلِكَ مِنْ غَيْرِ إذْنٍ.
(مغني المحتاج إلى معرفة ألفاظ المنهاج, 17/130)
(وَلَهُ تَعْجِيلُ الْفِطْرَةِ مِنْ أَوَّلِ) لَيْلَةِ (رَمَضَانَ) لِأَنَّهَا وَجَبَتْ بِسَبَبَيْنِ وَهُمَا الصَّوْمُ وَالْفِطْرُ فَجَازَ تَقْدِيمُهَا عَلَى أَحَدِهِمَا؛ وَلِأَنَّ التَّقْدِيمَ بِيَوْمٍ أَوْ يَوْمَيْنِ جَائِزٌ بِاتِّفَاقِ الْمُخَالِفِ فَأُلْحِقَ الْبَاقِي بِهِ قِيَاسًا بِجَامِعِ إخْرَاجِهَا فِي جُزْءٍ مِنْهُ (وَالصَّحِيحُ مَنْعُهُ) أَيْ التَّعْجِيلِ (قَبْلَهُ) أَيْ رَمَضَانَ لِأَنَّهُ تَقْدِيمٌ عَلَى السَّبَبَيْنِ. وَالثَّانِي: يَجُوزُ؛ لِأَنَّ وُجُودَ الْمُخْرَجِ عَنْهُ فِي نَفْسِهِ سَبَبٌ.
(الفقه الإسلامي وأدلته, 3/383)
قال الحنفية: تَجِبُ زَكَاةُ اْلفِطْرِ مِنْ أَرْبَعَةِ أَشْيَاءَ–اِلَى أَنْ قَالَ–دَفْعُ اْلقِيْمَةِ عِنْدَهُمْ: يَجُوزُ عِنْدَ اْلحَنَفِيَةِ أَنْ يُعْطِيَ عَنْ جَمِيْعِ ذَلِكَ اْلقِيْمَةِ دَرَاهِمَ أو دَنَانِيْرَ أو فُلُوْساً أو عُرُوْضاً أو مَا شاَء؛ لِأَنَّ اْلوَاجِبَ فِي اْلحَقِيْقَةِ إِغْنَاءُ اْلفَقِيْرِ، لقوله أَغْنُوْهُمْ عَنِ اْلمَسْأَلَةِ فِي مِثْلِ هَذَا اْليَوْمِ وَاْلإِغْنَاءُ يَحْصُلُ بِاْلقِيْمَةِ، بل أَتَمَّ وَأَوْفَرَ وَأَيْسَرَ؛ لِأَنّهَا أَقْرَبُ إِلَى دَفْعِ اْلحَاجَةِ، فَيَتَبَيَّنُ أَنَّ اّلَنصَّ مُعَلَّلٌ بِالْإِغْنَاءِ.
Zakat fitrah merupakan ibadah yang mulia. Dengan memahami aturan dan tata cara yang tepat, pengelolaan zakat fitrah di lembaga dapat berjalan dengan optimal dan memberikan manfaat bagi semua pihak.
Catatan
- Kalkulasi nilai zakat fitrah menggunakan standar harga jenis makanan yang telah detentukan dalam hadis sebagai zakat fitrah (1 shâ‘ kurma, 1 shâ‘ biji sair, 1 shâ‘ anggur, atau ½ shâ‘ burr).
- Yang dibuat standar dalam harga adalah harga yang berlaku pada saat mengeluarkan zakat dan memakai standar harga di daerah di mana harta zakat berada. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |