Religi

Nasihat Mencintai dan Dicintai ala KH Zuhri Zaini

Jumat, 19 Juli 2024 - 10:29 | 124.45k
KH Moh Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur
KH Moh Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGOKH Moh Zuhri Zaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, menasihati pentingnya mencintai dan dicintai dengan bijak, yang mendatangkan terhadap kebaikan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Mengutip dari kanal YouTube @Raja_Sholawat_4444, Kiai Zuhri, begitu populer disapa, mengatakan bahwa berlebihan dalam mencintai sebenarnya memperbudak dirinya untuk patuh pada kehendak yang dicintai.

Advertisement

"Orang yang mencintai sesuatu pasti akan diperbudak oleh sesuatu itu. Misalnya, ketika kita cinta pada seseorang, maka apapun yang disuruh orang itu, yang diminta pasti kita layani, kita berikan," jelas Kiai Zuhri.

Dalam nasihatnya, Kiai Zuhri menegaskan agar tidak mencintai sesuatu yang salah, karena dapat merusak kepribadian seseorang. Cintailah yang benar dan harus betul-betul menjaga cinta. Mencintai dan dicintai.

"Jadi, jangan sampai mencintai barang yang salah, atau mencintai sesuatu yang tidak benar," tegasnya.

Cintailah yang baik, karena cinta yang tepat selalu memberi kedamaian, membangun, dan memberikan manfaat yang besar kepada diri kita.

"Kalau sesuatu itu baik dicintai, seperti cinta Allah cinta Rasul tidak apa-apa, Karana itu akan mendatangkan kebaikan," tegas kiai yang dikenal sangat sederhana ini.

Sementara itu, menukil dari beberapa kitab salaf, bahwa mencintai sejatinya dalam Islam merupakan perilaku baik. Islam sebagai agama paripurna juga memberikan tata cara dalam mencintai dan dicintai.

Banyak ayat Al-Quran dan Hadits Nabi Muhammad yang membahas mengenai cinta, mencintai dan dicintai. Bahkan dikatakan tidaklah sempurna iman seseorang jika tidak dilandasi dengan cinta. Allah SWT, berfirman:

وَالَّذِينَ آمَنُواْ أَشَدُّ حُبًّا لِلهِ

Artinya, “Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165).

Nabi Muhammad SAW juga mengatakan dalam haditsnya yang tak kala menarik tentang cinta: 

يَا رَسوْلَ اللهِ، مَا الإيْمَانُ؟ قَالَ: أَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَرَسُوْلهُ أَحَبَّ إلَيْكَ مِمَّا سِوَاهُمَا. (رواه أحمد)

Artinya, “Wahai Rasulullah! Apakah yang dimaksud iman? Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjawab: “Yaitu apabila Allah dan Rasul-Nya lebih Kamu cintai daripada selain keduanya,” (HR. Ahmad).

Dengan mencintai sesuatu yang mendatangkan sebuah kebaikan akan mengantarkan nilai istimewa kehidupan manusia disisi-Nya. Imam Al-Ghazali menulis kalam hikmah yang disampaikan Syekh Sari As-Saqathi, tokoh sufi pertama di kota Baghdad:

 تُدْعَى الْأُمَمُ يَوْمَ القِيَامَةِ بِأَنْبِيَائِهَا عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ. فَيُقاَلُ: يَا أُمَّةَ مُوسَى وَيَا أُمَّةَ عِيسَى وَيَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ غَيرِ المُحِبِّيْنَ لِلهِ تَعَالَى. فَإِنَّهُم يُنَادُوْنَ: يَا أَوْليَاءَ اللهِ هَلُمُّوا إِلىَ الله سُبْحَانَهُ فَتَكَادُ قُلُوبُهُم تَنْخَلِعُ فَرْحًا

Artinya, “Kelak di hari kiamat, semua umat akan dipanggil menghadap Allah sesuai dengan nama nabinya. Maka dikatakan: ‘Wahai umat Musa, wahai umat Isa, wahai umat Muhammad’, kecuali para pecinta Allah, maka mereka akan dipanggil: ‘Wahai kekasih Allah, ke marilah menghadap Allah SWT. Maka seketika hati mereka hampir tercerai berai karena bahagia (sebab panggilan itu).” (Abu Hamid Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, [Bairut, Darul Ma’rifah, 2010], juz IV, halaman 295).

Dari itu, pergunakan cinta dengan baik dan benar. Terutama cinta kita untuk Allah dan Rasulullah. Begitulah pesan dan nasihat mencintai dan dicintai ala KH Moh Zuhri Zaini, Pengasuh Ponpes Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES