Gus Kautsar dan Kisah Unik Tentang Kiamat yang Mengundang Tawa
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Gus Kautsar, penceramah populer itu kembali membuat heboh dalam pengajian terbarunya di Pondok Pesantren Mambaul Hisan, Carangkembang, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Model ceramahnya yang khas dan santai selalu mengundang tawa para Jamaah, saat menghadirkan kisah Kiamat yang selalu gagal di prediksi.
Gus Kautsar dengan nada bercanda mengatakan "Kiamat kok di prediksi, membatalkan rencana mancing saya saja," sontak jemaah tertawa terbahak-bahak.
Advertisement
Gus Kautsar dalam ceramahnya mengingatkan para jemaah akan kisah yang pernah terjadi kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW, ketika didatangi seorang Laki-laki desa yang senang dan selalu ingin dekat dengannya.
Laki-laki itu bertanya, Kapan ya Rasulullah Kiamat itu akan terjadi? Rasulullah, apa persiapan mu bertanya soal Kiamat? Laki-laki desa itu kembali menjawab dengan tegas disertai perasaan gembira, modalku satu ya Rasulullah, senang dan mencintaimu. Rasulullah kembali menjawab, kelak kamu akan dikumpulkan dengan yang disenangi itu.
Lalu, Gus H. Muhammad Abdurrahman al-Kautsar yang akrap disapa Gus Kautsar itu menekankan bahwa kehadiran kita di tempat ini insyaallah berangkat dari rasa senang dan cinta.
"Semoga hadinya kita di tempat ini kelak di kumpulkan dengan para Masikh di surganya Allah SWT," kata Gus Kautsar dengan penuh harapan.
Selain itu, yang membuat jamaah semakin terhibur dengan tawa yang terbahak-bahak ketika Gus Kautsar menyindir perilaku manusia yang mirip dukun.
"Lolos terus bolak-balik, dulu tahun 2012 di anggap akan terjadi Kiamat, juga 2018, 2022 dan terbaru 2024, Lo Lo gk bisa, kok sudah besok Kiamat, gagalkan janjian mancing ku saja," ujar Gus Kautsar di ikuti tawa para Jamaah.
Gus Kautsar juga masih sempat menanyakan kepada para jamaah tempat yang enak untuk dibuat mancing di daerah Pondok Pesantren Mambaul Hisan. "Ada gak tempat yang pas untuk mancing? Jawab jemaah, ada Gus. Oke, mantap, tolong dikondisikan ya".
Kisah Gus Kautsar tentang kiamat yang diprediksi tidak pernah tepat waktu itu, tak sekedar mengundang tawa, tetapi juga memberikan pesan akan pentingnya persiapan untuk menghadapinya. Lebih-lebih selalu ingin mendekatkan dan mencintai sesuatu yang baik, sehingga kelak itu akan menjadi teman di Akhirat.
Hal ini selaras dengan yang pernah dijelaskan oleh Imam Al-Mubarakfuri dalam Tahafatul Ahwadzi Sarah dari kitab sunan At-Tirmidzi:
مَنْ أَحَبَّ قَوْمًا بِالْإِخْلَاصِ يَكُونُ مِنْ زُمْرَتِهِمْ وَإِنْ لَمْ يَعْمَلْ عَمَلَهُمْ لِثُبُوتِ التَّقَارُبِ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَرُبَّمَا تُؤَدِّي تِلْكَ الْمَحَبَّةُ إِلَى مُوَافَقَتِهِمْ
"Jika seseorang mencintai orang shaleh dengan Ikhlas, maka sebagaimana yang dinyatakan Nabi, ia termasuk golongan mereka kendati amalannya tidak sama seperti yang melakukan orang-orang saleh tadi, sebab keterpautan Hadi kepadanya. Kiranya rasa cinta itu memotivasi agar bisa berbuat serupa".(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |