Religi Mozaik Ramadan 2025

Ngabuburit Bermakna: Pemuda di Probolinggo Ini Habiskan Waktu dengan Ngaji Kitab

Selasa, 04 Maret 2025 - 16:20 | 30.49k
Sejumlah pemuda mengikuti kajian kitab sembari menunggu waktu berbuka puasa. (Foto: Abdul Fatah/TIMES Indonesia)
Sejumlah pemuda mengikuti kajian kitab sembari menunggu waktu berbuka puasa. (Foto: Abdul Fatah/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Saat sebagian besar orang mengisi waktu menunggu buka puasa dengan berburu takjil atau sekadar berjalan-jalan, sekelompok pemuda di Desa Alastengah, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo, Jatim, ini lebih memilih cara yang lebih bermakna.

Mereka menghabiskan sore hari dengan mengaji kitab, sebuah tradisi yang kian menginspirasi masyarakat setempat selama Bulan Ramadan.

Advertisement

Kegiatan yang berlangsung di Masjid Al-Rohmani ini dipimpin oleh Habib Ahmad Ba'aly, Pengasuh Pondok Pesantren Anwarus Sholihin. Setiap sore pukul 15.00 hingga 16.30 WIB, para pemuda tersebut mendalami kitab Durus Ramadhaniah, sebuah kitab yang membahas keutamaan puasa di bulan suci Ramadan.

“Alhamdulillah, kami sangat bersyukur masih dipertemukan dengan Ramadhan. Bisa berkumpul dalam majelis ilmu seperti ini adalah anugerah yang luar biasa,” ujar Habib Ahmad saat mengawali kajian pada Senin (3/3/25).

Dalam kajiannya, Habib Ahmad menekankan bahwa puasa tidak hanya sebatas menahan lapar dan haus. Lebih dari itu, puasa adalah sarana untuk melatih kesabaran, meningkatkan ketakwaan, serta menahan hawa nafsu. Ia mengutip sabda Nabi Muhammad SAW: Shumu Tashihhu—“Berpuasalah, maka kalian akan sehat.”

Kegiatan ini bukan sekadar inisiatif baru, melainkan warisan dari ayah Habib Ahmad, yang juga merupakan tokoh agama terpandang di desa tersebut. Bahkan, kakeknya dikenal sebagai tokoh pembabat alas yang turut membangun kehidupan religius di Alastengah.

“Kami merasa kegiatan ini harus terus dilestarikan. InsyaAllah, selama bulan Ramadhan, kami akan terus menggelar majelis ilmu ini guna menambah keimanan dan mengharap ridho Allah SWT,” ujar Syamsul Hadi, salah satu warga yang rutin mengikuti pengajian tersebut.

Tradisi ngabuburit dengan mengaji kitab ini mendapat apresiasi dari masyarakat. Mereka melihatnya sebagai bentuk ibadah yang membawa keberkahan, sekaligus sarana memperkuat spiritualitas di bulan yang penuh rahmat.

Dengan semangat yang terus dijaga, para pemuda Alastengah berharap kegiatan ini bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya dalam memanfaatkan waktu menjelang berbuka dengan lebih bermakna. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES