Bayar Zakat Fitrah di Pertengahan Ramadan, Apakah Sudah Cukup? Ini Penjelasannya

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Zakat fitrah merupakan kewajiban setiap Muslim menjelang Idulfitri. Namun, bagaimana jika seseorang membayarnya di pertengahan Ramadan? Apakah sudah dianggap cukup, atau tetap harus membayar di waktu wajibnya?
Pertanyaan ini kerap muncul di tengah masyarakat, terutama saat lembaga pendidikan atau instansi tertentu membuka layanan pembayaran zakat lebih awal. Untuk menjawab hal tersebut, penting memahami waktu-waktu yang diperbolehkan dalam mengeluarkan zakat fitrah.
Advertisement
Lima Waktu Pengeluaran Zakat Fitrah
Dalam kitab Hasyiyah Al-Bujairami 'alal Khathib, Al-Bujairami membagi waktu pembayaran zakat fitrah ke dalam lima kategori:
ﺍﻟﺤﺎﺻﻞ ﺃﻥ ﻟﻬﺎ ﺧﻤﺴﺔ ﺃﻭﻗﺎﺕ: ﻭﻗﺖ ﺟﻮﺍﺯ, ﻭﻭﻗﺖ ﻭﺟﻮﺏ؛ ﻭﻭﻗﺖ ﻓﻀﻴﻠﺔ، ﻭﻭﻗﺖ ﻛﺮﺍﻫﺔ، ﻭﻭﻗﺖ ﺣﺮﻣﺔ، ﻓﻮﻗﺖ ﺍﻟﺠﻮﺍﺯ ﺃﻭﻝ ﺍﻟﺸﻬﺮ ﻭﺍﻟﻮﺟﻮﺏ ﺇﺫﺍ ﻏﺮﺑﺖ ﺍﻟﺸﻤﺲ، ﻭﺍﻟﻔﻀﻴﻠﺔ ﻗﺒﻞ ﺍﻟﺨﺮﻭﺝ ﻟﺼﻠﺎﺓ ﺍﻟﻌﻴﺪ ﻭﺍﻟﻜﺮﺍﻫﺔ ﺗﺄﺧﻴﺮﻫﺎ ﻋﻦ ﺻﻠﺎﺗﻪ ﺇﻟﺎ ﻟﻌﺬﺭ ﻣﻦ ﺍﻧﺘﻈﺎﺭ ﻗﺮﻳﺐ ﺃﻭ ﺃﺣﻮﺝ ﻭﺍﻟﺤﺮﻣﺔ ﺗﺄﺧﻴﺮﻫﺎ ﻋﻦ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻌﻴﺪ ﺍﻩ ﺍﻁ ﻑ
1. Waktu Jawaz (Boleh)
Zakat fitrah boleh dikeluarkan sejak awal Ramadan hingga sebelum matahari terbenam di hari terakhir Ramadan. Artinya, seseorang yang membayar zakat di pertengahan Ramadan sudah memenuhi kewajibannya.
2. Waktu Wajib
Kewajiban zakat fitrah berlaku sejak matahari terbenam di hari terakhir Ramadan hingga sebelum salat Subuh pada 1 Syawal.
3. Waktu Afdhal (Utama/Sunnah)
Waktu terbaik membayar zakat fitrah adalah setelah salat Subuh pada 1 Syawal hingga sebelum pelaksanaan salat Idulfitri.
4. Waktu Makruh
Setelah salat Idulfitri hingga sebelum matahari terbenam pada 1 Syawal, pembayaran zakat fitrah masih sah tetapi dianggap makruh (kurang baik).
5. Waktu Haram
Jika zakat fitrah ditunda hingga setelah matahari terbenam pada 1 Syawal, hukumnya haram. Orang yang belum membayar zakat dalam waktu ini tetap wajib mengeluarkannya sebagai qadha, tetapi tidak lagi bernilai zakat fitrah, melainkan sedekah biasa.
Apakah Zakat di Pertengahan Ramadan Sudah Cukup?
Berdasarkan penjelasan di atas, zakat fitrah yang dibayarkan di pertengahan Ramadan tetap sah dan mencukupi kewajiban. Dalam kitab Nihayatuz Zain, Nawawi Al-Jawi menyebutkan:
وَالْحَاصِل أَن للفطرة خَمْسَة أَوْقَات وَقت جَوَاز وَهُوَ من ابْتِدَاء رَمَضَان فَإِنَّهُ يجوز تَعْجِيلهَا من ابْتِدَائه وَلَا يجوز إخْرَاجهَا قبله وَوقت وجوب وَهُوَ بِإِدْرَاك جُزْء من رَمَضَان وجزء من شَوَّال وَوقت ندب وَهُوَ قبل صَلَاة الْعِيد وَوقت كَرَاهَة وَهُوَ مَا بعد صَلَاة الْعِيد وَقبل فرَاغ الْيَوْم فَإِنَّهُ يكره تَأْخِيرهَا عَنْهَا مَا لم يكن لعذر من انْتِظَار قريب أَو أحْوج وَوقت حُرْمَة وَهُوَ مَا بعد يَوْم الْعِيد فَإِنَّهُ يحرم تَأْخِيرهَا عَنهُ وَتَكون قَضَاء يجب على الْفَوْر إِن كَانَ التَّأْخِير بِلَا عذر وَإِلَّا فعلى التَّرَاخِ.
"Zakat fitrah boleh disegerakan sejak awal Ramadan, tetapi tidak boleh dikeluarkan sebelum itu. Jika sudah dibayar, maka tidak perlu membayarnya lagi di waktu wajib."
Hal ini menjadi dasar bahwa membayar zakat di sekolah atau instansi lain pada pertengahan Ramadan tetap memenuhi syariat, sehingga seseorang tidak perlu membayar lagi saat mendekati Idulfitri.
Meski demikian, waktu terbaik untuk membayar zakat fitrah tetap setelah salat Subuh hingga sebelum salat Idulfitri, sesuai dengan anjuran utama dalam Islam.
Oleh sebab itu, hukum membayar zakat fitrah di pertengahan Ramadan sah dan mencukupi kewajiban. Namun, bagi yang ingin mendapatkan keutamaan lebih besar, menunaikannya di waktu sunnah tetap lebih dianjurkan.
Setelah memahami ketentuan di atas, umat Islam diharapkan bisa lebih tenang dalam menunaikan zakat fitrah sesuai kondisi masing-masing, tanpa khawatir kehilangan pahala atau melanggar ketentuan syariat. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |