Indonesia Positif

Yayasan Idep dan PNB Dorong Percepatan Pembangunan Infrastruktur Penyedia Air Bersih di Bali

Rabu, 31 Juli 2024 - 08:07 | 84.72k
Yayasan Idep dan PNB saat memberikan keterangan pers terkait bagaimana mengatasi ancaman krisis air di Bali. (Foto: Susi/TI)
Yayasan Idep dan PNB saat memberikan keterangan pers terkait bagaimana mengatasi ancaman krisis air di Bali. (Foto: Susi/TI)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BALI – Pulau Bali sebagai destinasi wisata dunia yang banyak menyimpan potensi alamnya. Sayangnya, di tengah melesatnya pertumbuhan pariwisata dan berbagai sektornya berbanding terbalik dengan ancaman krisis air bersih.

Yayasan Idep Selaras Alam mencatat data dari Walhi Bali bahwa penggunaan air tanah di Bali sudah melebihi kapasitas siklus hidrologi dan intrusi air laut tersebut terjadi di sejumlah destinasi wisata.

Advertisement

Berkurangnya kuantitas dan kualitas air tanah di Bali disampaikan Direktur Eksekutif Yayasan Idep Selaras Alam Muchamad Awal usai menggelar FGD tentang isu air di Pantai Mesari.

"Kami terus membangun sumur resapan di daerah imbuhan utama untuk menyiapkan cadangan air tanah Bali agar terus bertambah,” jelasnya, Rabu (31/7/2024).

Yayasan Idep Selaras Alam bersama Politeknik Negeri Bali dikatakan Awal telah  membangun 91 sumur pemanenan air hujan untuk mendukung konservasi sumber daya air di Pulau Dewata.

"Itu sejak tahun 2018 dan dari 91 sumur pemanenan air hujan itu, 24 di antaranya dibangun oleh Politeknik Negeri Bali. Kami masih menargetkan sekitar 136 sumur pemanenan air," tambahnya.

Pembangunan sumur dilakukan di wilayah imbuhan utama yang terletak di bagian hulu atau tepatnya di wilayah tengah Bali seperti Kabupaten Bangli, Karangasem, Tabanan dan Buleleng.

Dijabarkan Guru Besar Ergonomi PNB Prof Dr Lilik Sudiajeng bahwa sumur pemanenan air hujan tentunya berbeda dengan sumur resapan.

"Sumur resapan menampung semua air termasuk air buangan sehingga perlu difilter lebih ketat," katanya.

Biasanya, sumur pemanenan air hujan dibangun di ruang-ruang publik selain di wilayah imbuhan seperti sekolah, GOR dan Balai Banjar.

"Tujuannya agar masyarakat teredukasi ya, dan diharapkan ini juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menyelamatkan air di bumi ini," urainya.

Peta Jalan Air Bali kali ini menjadi salah satu isu yang dibahas dalam FGD yang digelar bertepatan dengan Festival Air Bali di Sanur, Bali.

Ada beberapa poin penting yang dicatat Yayasan Idep untuk diajukan sebagai resolusi ke Pemerintah menjelang Pilkada 2024 ini.

Diskusi tersebut mendorong percepatan pembangunan infrastruktur penyedia air bersih dan teknologi tepat guna untuk wilayah khusus sehingga Kolaborasi antara masyarakat, stakeholder, dan desa adat harus diperkuat, bersama dengan revisi kebijakan untuk memastikan sinergi dan efektivitas.

Selain itu, edukasi lingkungan melalui digitalisasi dan kegiatan anak-anak penting untuk jangka panjang, serta pemberian insentif untuk konservasi sumber daya air.

Penyediaan akses air bersih harus dipermudah untuk difabel dan masyarakat di wilayah terpencil. Penetapan alokasi anggaran yang jelas dan pengembangan teknologi AI diperlukan untuk pengelolaan air yang berkelanjutan di Bali. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES