Pendidikan

Sejumlah Siswa Sekolah Rakyat di Kota Malang Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

Minggu, 22 Juni 2025 - 09:44 | 8.16k
Kepala Dinsos P3AP2KB Kota Malang, Donny Sandito saat ditemui awak media. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Kepala Dinsos P3AP2KB Kota Malang, Donny Sandito saat ditemui awak media. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Jumlah siswa Sekolah Rakyat jenjang SMP di Kota Malang mengalami penurunan menjelang tahun ajaran baru. Pemkot Malang melalui Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AP2KB) kini tengah berupaya mencari tambahan peserta didik guna memenuhi kuota yang tersedia.

Kepala Dinsos P3AP2KB Kota Malang, Donny Sandito menyebutkan, saat ini jumlah siswa yang tercatat hanya 97 orang. Padahal, sebelumnya jumlah pendaftar sempat mencapai 104 siswa pada Mei lalu, namun kemudian menyusut menjadi 100 dan kembali berkurang karena sejumlah pendaftar memutuskan mundur.

Advertisement

“Kuota yang tersedia untuk jenjang SMP ada empat rombel. Tapi jumlah siswa masih belum genap 100, karena ada yang mengundurkan diri,” ujar Donny, Minggu (22/6/2025).

Donny menjelaskan, alasan mereka mengundurkan diri, karena beberapa orang tua mengaku tidak tega melepas anaknya tinggal di asrama. Sementara itu, sebagian lainnya memilih jalur pendidikan lain seperti pondok pesantren dengan beasiswa.

“Kami sebenarnya sudah membujuk, tapi keputusan tetap kami kembalikan ke anak dan orang tuanya. Sekarang kami masih mengupayakan tambahan siswa,” ungkapnya.

Meski diwarnai pengunduran diri, Donny memastikan Sekolah Rakyat tetap akan dibuka pada Juli 2025 mendatang. Saat ini, pihaknya hanya tinggal menunggu surat pemberitahuan resmi dari Kementerian Sosial (Kemensos RI) untuk memulai pelaksanaan.

“Data siswa sudah kami serahkan ke Kemensos untuk kebutuhan perlengkapan. Setelah ini akan dilanjutkan dengan tes psikologi, kesehatan dan akademik,” tambahnya.

Ia menegaskan, rangkaian tes tersebut bukan untuk seleksi masuk, melainkan sebagai upaya pemetaan kondisi siswa. Misalnya, untuk mengetahui apakah siswa memiliki riwayat kesehatan tertentu atau butuh dukungan akademik tambahan.

“Tes akademik hanya untuk klasifikasi kebutuhan belajar, bukan seleksi. Jadwalnya kami masih tunggu dari Kemensos, tapi kami siap melaksanakan,” tegasnya.

Donny juga menyampaikan bahwa proses seleksi siswa telah melalui tahapan verifikasi dan sinkronisasi data, termasuk dari Badan Pusat Statistik (BPS). Seluruh siswa berasal dari keluarga dalam kategori desil 1 dan 2.

“Ada yang berasal dari keluarga tidak mampu, yatim piatu, orang tuanya penyandang disabilitas, hingga pekerja kasar. Kami sudah mengantongi profil lengkap siswa, tapi belum bisa diumumkan karena SK dari Kemensos belum keluar,” ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES