Entertainment

Pamer QR Art Einstein, Cipta Rasa Tak Kan Tergeser Teknologi Digital 

Rabu, 31 Juli 2024 - 09:44 | 38.06k
Mr D bersama karyanya, QR Art Albert Einstein saat pameran di Pendopo Kabupaten Bangkalan beberapa waktu lalu. (Dok.Pribadi)
Mr D bersama karyanya, QR Art Albert Einstein saat pameran di Pendopo Kabupaten Bangkalan beberapa waktu lalu. (Dok.Pribadi)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Digitalisasi terutama kehadiran artificial intelligent atau kecerdasan buatan seringkali dinilai menjadi ancaman bagi para perupa maupun pekerja seni.

Namun tidak demikian bagi Doddy 'Mr D' Hernanto. Seniman sains dan ahli matematika yang berada di bawah naungan Kawoong Innovation ini justru beranggapan kuat bahwa digital adalah tools yang tetap membutuhkan sentuhan rasa, cipta dan karsa manusia.

Advertisement

Mr D mencoba membedah kekuatan digital tersebut dalam berkreativitas saat pembukaan pameran 'Jelajah Madura' yang digelar di Pendopo Pemkab Bangkalan, Jawa Timur pada 19 Juli 2024 lalu.

Mr D yang juga menjadi pembicara para acara rangkaian pameran lukisan se-Nusantara ini menjelaskan, bahwa analog digital sebenarnya seperti pisau bermata dua.

Karya seni analog sambung dia, memiliki nilai intrinsik tersendiri. Begitupun pada karya seni rupa. Tekstur, goresan kuas pada lukisan, dan kekayaan suara dari alat musik analog menawarkan pengalaman estetika yang unik, dengan kemajuan teknologi yang ada sekarang sangat sulit dibedakan antara analog dan digital.

Di sisi lain, teknologi digital memang membawa tantangan bagi seni analog. Namun, seni analog tidak akan tergantikan sepenuhnya.

"Keduanya justru bisa saling melengkapi dan berkolaborasi untuk menciptakan bentuk seni yang baru dan inovatif. Masa depan seni mungkin mengarah pada perpaduan harmonis antara analog dan digital," katanya.

Ia menuturkan, musik digital dulu sulit diterima. Akan tetapi, seiring dengan kemajuan zaman, tidak bisa dimungkiri hampir semua menggunakan digital.

"Jadi, teknologi digital membuka peluang baru untuk berekspresi dan berkreasi," papar Mr D.

Pamerkan QR Art Einstein Berbahasa Madura

Pada kesempatan pameran itu, Mr D juga mengusung karya QR Art bergambar seorang ilmuwan jenius, Albert Einstein. Lukisan tersebut berbahasa Madura.

Lukisan hasil karya Mr D dengan codeisme atau QR Art akan muncul terjemah bahasa Madura ketika dipindai dengan gawai.

"Bahasa ibu Einstein adalah Bahasa Jerman, dengan imajinasi kekinian perkembangan zaman antara analog dengan digital bisa sinergi menggunakan teknologi untuk mewujudkannya," kata Mr D.

Memang benar, lanjutnya, tidak ada kata tidak bisa untuk melakukan apapun bagi seorang Einstein karena kejeniusan-nya. Imagination is more important than Knowledge. Mempunyai arti imajinasi lebih penting daripada pengetahuan.

Maka, tangan dingin Mr D sebagai senimannya, dengan bangga mempersembahkan lukisan codeisme atau QR Art. Lukisan tersebut bisa di-scan atau dipindai untuk memunculkan terjemahan dalam bahasa Madura.

Kesesuaian antara analog dan digital mampu ia padukan dengan baik, sehingga dengan menggunakan QR Art, kisah ilmuwan asal Jerman yang populer dengan teori 'relativisme' tersebut dapat dibaca dengan Bahasa Madura.

Lebih lanjut ia mengatakan, Bahasa ibu Einstein adalah Bahasa Jerman, dengan imajinasi kekinian perkembangan zaman antara analog dengan digital bisa sinergi menggunakan teknologi untuk mewujudkannya.

Founder Kawoong Innovation, Hadi Wardoyo turut menjelaskan, bahwa selama ini lembaga yang mewadahi para seniman dan ilmuwan mempersembahkan penghargaan tanda mata berupa lukisan QR Art kepada para pesohor yang memiliki rekam jejak mengagumkan. Seperti lukisan QR Art Albert Einstein.

Lukisan ini merupakan karya anak bangsa bagian dari Kawoong Innovation yang telah mendapat hak paten dan merupakan satu-satunya karya otentik di dunia. 

QR Art Albert Einstein tersebut dilengkapi barcode khusus. Cukup dengan melakukan scan pada lukisan untuk menguak kode dua dimensi.

Sebelumnya, Mr D juga pernah membuat ratusan maha karya sketsa futuristik para tokoh penting baik foto digital maupun lukisan dalam balutan tradisional dan modern menggunakan inovasi QR Art.

Mereka adalah para tokoh pendiri bangsa, pejabat tinggi negara, dan tokoh termasyhur lainnya. 

Seperti Presiden Jokowi, KH Ma'ruf Amin, Gus Dur, Megawati, Menkopolhukam Prof  Mahfud MD, Menhankam Prabowo Subianto, Panglima TNI, Yudo Margono, Kasad Jend Dudung Abdurahman, Hari Tanoesoedibjo, Ciputra, Anies Baswedan, Puan Maharani, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, KH Hasyim Asyari, Rektor Unair Prof Dr Mohamad Nasih, Rektor Universitas Dr Soetomo Prof Dr Siti Marwiyah, Merry Riana, hingga konglomerat Hermanto Tanoko. 

Selain Mr D, pameran lukisan yang mengusung tema 'Jelajah Madura' ini diikuti oleh seniman dari sejumlah provinsi di Indonesia. Pameran berlangsung sejak 19 Juli 2024 hingga 28 Juli 2024 kemarin.

Menurut Ketua Panitia Arrya Afendiyanto, selain dari kalangan seniman senior, beberapa karya anak-anak mulai tingkat SD, SMP, dan SMA di Kabupaten Bangkalan juga turut serta dalam acara itu.

Lukisan dengan tema budaya Madura, seperti karapan sapi, pakaian adat Madura, tampak mendominasi pameran ini, termasuk bunga, panorama alam dengan warna cerah.

Arrya menjelaskan, Pameran Lukis Nasional ini sebagai salah satu upaya untuk memberikan wadah terhadap para pelukis maupun para perupa yang ada di Pulau Madura dan seluruh seniman di Nusantara ini.

“Ini perdana dan terbesar digelar di Bangkalan, kami berharap apresiasi dari masyarakat. Kami berharap benar-benar bisa menunjang generasi muda untuk tetap terus berkarya," katanya dalam keterangan pers.

Selain pameran lukisan, kegiatan melukis 'on the spot' oleh masyarakat, seniman, dan pelajar juga menjadi rangkaian kegiatan di kabupaten paling barat di Pulau Garam ini.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES